CHAPTER THREE

56 8 0
                                    

Aku terbangun dengan kepala sakit lagi

ah sepertinya aku kelamaan menangis, makanya kepalaku sakit

aku mulai keluar kamar dan melihat keadaan sekitar, seperti tidak ada tanda tanda kehidupan di penthouse ini

sepertinya dia sudah berangkat kerja lagi, pikirku

padahal jam masih menunjukkan angka 07.23 pagi dan dia sudah berangkat kerja

selain ada sedikit kelainan, ternyata dia juga pekerja keras, batinku

Aku mulai masuk kamarku dan bersiap siap untuk keluar dan mencari pekerjaan

aku sudah siap dengan pakaian rapiku dan make up ku yang natural tidak menor tapi terlihat glossy dan fresh.
aku pun keluar dari penthouse itu

ah, akhirnya keluar juga setelah 2 hari terkurung di ruangan itu
aku mulai bergidik ngeri dengan sikapnya yang aneh tadi malam, mengapa dia begitu memaksaku untuk tinggal disini ? dan seakan akan sudah mengenalku sejak lama, tanyaku dalam hati

ah sudahlah, aku tidak mau memikirkan itu sekarang. aku harus fokus untuk mencari pekerjaan hari ini.
biarkan sajalah sementara aku tinggal disini, biar bisa menghemat biaya ongkos juga.

aku mulai berjalan dan mencari angkot untuk menuju tempat targetku yang pertama.
setelah menunggu beberapa menit dengan sang HRD di perusaahaan itu,
ternyata aku tidak diterima karena mereka sudah menemukan karyawan untuk posisi itu.

Lalu aku mulai pergi ke tempat target kedua ku dan sialnya lagi aku tidak diterima karena gelarku yang hanya lulusan SMA

Aku mulai kelelahan dan kebingungan, aku harus menyiapkan tenagaku kembali untuk menuju targetku yang terakhir untuk hari ini.

Tanpa sadar sedari tadi ada mobil hitam yang berhenti di sebrang sana, mengikutiku sejak tadi.

dan sepertinya keberuntungan memang tidak ada padaku, karna aku kembali di tolak karna yang mereka cari adalah laki laki bukan peremuan.

Aku bingung, harus kemana sedangkan hari sudah malam tapi kaki ku terasa berat jika harus kembali ke penthouse itu.
akhirnya aku tersadar, aku tidak boleh egois pada diriku sendiri hanya karna mengikuti perasaan.
aku harus tetap memakai akal sehatku dan kembali mengingat apa tujuan awalku kesini.

akhirnya aku kembali ke penthouse itu,
ketika di depan pintu aku mulai bingung dan merasa bodoh

bagaimana bisa kau lupa tidak menanyakan password penthouse nya itu kinannnn!!

Ah, aku harus menelponnya saja.
lalu aku kembali diingatkan oleh kebodohanku sendiri

kau saja tidak punya nomornya bodoh, bagaimana mungkin kau menelponnya

antara mau berharap dan menyerah,
lebih baik aku pencet bel nya saja siapa tau rey sudah pulang

tiinggggggg

tidak lama kemudian pintunya dibuka oleh rey yang menatapku dengan datar lalu melenggang pergi meninggalkanku depan pintu

aku melongo tak percaya atas tingkahnya

kenapa ngga daritadi sih kinan bodoh!! dan lagian kenapa juga wajahnya begitu ke aku. menjengkelkan sekali.

Aku mulai masuk ke penthouse nya dan mulai menuju kamarku,
saat mau melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar, aku dihentikan atas pertanyaannya

"kamu habis darimana ?" tanya rey dengan datar

"kenapa kau ingin tau? terserah aku mau ngapain diluar, itu juga tidak akan merugikanmu. berhenti ikut campur" jawabku datar, sebenarnya moodku memang kurang bagus hari ini gara gara penolakan seharian ini

"kau hanya perlu menjawabku dengan benar kinan, aku tidak suka dengan omong kosongmu" kata rey dingin

aku yang seharian ini sudah cukup kelelahan ditambah mood yang hancur, aku mulai terbawa emosi

"terus? kau ini siapasih? kau ini bukan siapa siapaku, ah salah, bahkan kita saja tidak saling mengenal. berhenti dengan sikapmu itu rey. kau memuakkan sekali." jawabku dingin dan sinis

aku mulai melenggang pergi meninggalkan dia yang melihatku dengan tatapan yang sangat tajam.
lalu tanganku ditarik dengan kasar olehnya

"ahh, sakiittttt... lepaskan rey"
aku mencoba melepaskan tanganku darinya

dia mendorongku ke dinding dan mulai menatapku sangat dekat dan intens

aku bahkan tak berkutik sedikitpun, aku takut sekali, dan tanpa sadar badanku seperti menggigil.
dia mulai mendekatkan wajahnya ke telingaku dan membisikkan sesuatu yang membuatku merinding sekaligus ngeri

"apakah kau sudah lupa denganku? aku lebih mengenal kamu dari siapapun. bahkan orangtua mu di sana sekalipun. jadi jangan bertingkah dan jangan membantah. anjing kecil harus menuruti apa kata tuannya bukan? kata rey sambil tersenyum sinis

lalu dia mengecup lama leherku dan pergi ke kamarnya tanpa menoleh sedikitpun

kaki ku yang sudah bergetar dari tadi saking takutnya mulai jatuh ke lantai dan tanpa sadar aku terisak.
karna aku tidak mau rey tau aku menangis, dan akan membuat dia semakin merasa menang.
Akhirnya, aku kembali melangkah kan kaki ku ke kamar
dan segera mengunci pintunya.
aku kembali terisak

aku takut, aku tertekan, aku ingin pulang. bahkan dia mengatakan dia lebih mengenalku dari siapapun..
siapa dia sebenarnya ?

"aku benar benar harus mencari tau tentang rey, ada yang tidak beres dari orang itu." batin kinan

sementara rey yang berada di dalam kamarnya
tersenyum puas dan penuh kemenangan

akhirnya aku bisa menyentuh dan membaui milikku
kata rey sambil memegang bibirnya yang telah mencium leher kinan

tunggu
sebentar lagi sayang
aku akan menjadikanmu milikku seutuhnya






Someone SomewhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang