CHAPTER ONE

71 9 0
                                    

Aku kinan seorang perempuan yang sedang bekerja setelah lulus SMA, karna keterbatasan materi aku memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah.

Aku hanya menghidupi diriku sendiri karna aku merantau, sedang orang tua ku di kampung hanya bekerja sebagai buruh dan pembantu.

Sebelum lulus SMA aku tinggal bersama keluarga ku di kampung. walaupun begitu kehidupan kami penuh dengan ketenangan dan kedamaian walaupun terkadang kami dalam keadaan kekurangan, tapi kami bisa tetap merasa bersyukur dan dibuat enjoy saja.

Lalu setelah lulus SMA, aku memutuskan untuk merantau ke jakarta untuk mencari penghidupan yang lebih baik minimal bisa menghidupi diriku sendiri tanpa meminta uang ke keluarga ku.

"Apa kamu yakin nduk ? mau merantau ke jakarta ?"  tanya bapak yang cukup khawatir karna takut biaya ongkos ku tidak cukup

" yakin pak, bapak tenang saja tidak perlu khawatir. doa kan aku saja ya pak agar bisa cepat dapat pekerjaan yang mumpuni " jawabku dengan tenang

"hati hati ya nduk, kabarin ya jika sudah sampai ke jakarta " kata ibuku yang menahan tangisnya sedari tadi.

" iya bu, aku pamit dulu " jawabku yang berusaha untuk tetap tegar dan tenang

akhirnya aku masuk ke dalam bis tujuan jakarta itu.

Aku benar benar bertekad entah apapun yang  terjadi nantinya aku harus tetap kuat dan tidak akan menyusahkan dan membuat khawatir keluarga ku di kampung.

Dan secara tidak sadar selama ini aku diperhatikan oleh laki laki yang duduk dibelakang tanpa berpaling sedikit pun padaku.

sekitar jam 01.15 dini hari, akhirnya sampai juga aku di jakarta.
walaupun di jakarta sudah dini hari tapi disini masih cukup ramai dengan kesibukannya masing masing walaupun diantara nya kebanyakan laki laki

aku mulai cukup takut dan waspada terhadap sekitarku karna hanya aku yang terlihat linglung dan bingung yang lainnya sudah dijemput atau sudah memesan taksi dengan tujuan mereka yang jelas.

sedangkan aku saja, bahkan tidak tau mau kemana, aku pikir akan sampai di jakarta pagi hari hari atau sore hari ternyata malah di luar dugaanku.

"mau kemana neng ? ikut abang aja yuk " kata lelaki yang dari tadi mengikutiku

" engga mas " aku hanya tersenyum tipis

" ayo gapapa, gausah malu malu gitu " kata lelaki yang mulai berani menyentuh tanganku

" enggak mas, saya mau naik angkot ini " jawabku yang sudah mulai cukup panik dan sedikit berlari

" hey sayang, jam segini mah angkot udah ngga ada atuh sayang " sambil mengimbangi langkah ku yang mulai sedikit berlari

aku takut sekali. rasanya jantungku sudah hilang entah kemana

tiba tiba entah datang dari mana ada laki laki yang memegang pundakku dan cukup mengagetkan ku dan lelaki yang dari tadi menggodaku

" ayo pulang, aku cari dari tadi tenyata malah disini " kata laki laki yang mulai menyeret tanganku menjauhi si penggoda itu.

" oh iya , ayok " jawabaku yang berusaha untuk tetap tenang

setelah sudah cukup jauh dengan si penggoda itu akhirnya aku berinisitif untuk melepaskan tanganku dari genggaman laki laki ini.

"ah, terima kasih sudah membantuku tadi " kata ku dengan sopan dan tersenyum tipis

" kamu akan ku antar naik mobilku ke tujuan mu " jawab dia yang bahkan tidak melihatku ketika berbicara

"ah, tidak perlu, aku akan naik angkot saja " jawabku dengan sopan

" ikut saja, aku tidak suka dengan penolakan " kata lelaki itu dengan datar tapi terasa dingin dan mencekam

Akhirnya aku tidak menjawab dan ikut saja, toh aku juga masih takut dengan penggoda tadi, bagaimana jika dia masih mengintaiku dan menunggui ku.

lalu aku masuk ke dalam mobilnya dan duduk di belakang

baru saja aku masuk ke dalam mobilnya dan baru menutup pintunya, si laki laki itu dengan segera menancap gas dengan kecepatan yang cukup tinggi

hening yang sangat memuakkan

akhirnya aku berinsitif untuk membuka obrolan

" makasih ya udah bantuin aku tadi, by the way nama aku kinan, kalau nama kamu siapa ya " tanyaku dengan senyum yang merekah

" rey " jawab dia. entah kenapa malah lebih terasa dingin dan mencekam

rey? namanya ngga asing buat aku, tapi aku lupa dimana ya aku pernah mendengarnya ?

akhirnya aku memutuskan untuk tidak mengajak dia ngobrol mungkin saat ini rey sedang tidak ingin diganggu.

setelah hampir 45 menit di dalam mobil akhirnya dia memberhentikan ku di sebuah penthouse yang letaknya di pusat kota jakarta

dia lalu segera turun, aku hanya mengikutinya dari belakang. lalu ketika sampai di depan kamar penthouse

" kamu tinggal disini " kata rey yang masih tidak mau melihat wajahku

" hah? bahkan aku saja tidak mengenalmu, buat apa aku tinggal disini " jawabku mencoba untuk tetap tenang dan sopan

lalu aku membalikkan badanku dan ingin pergi, seketika itu tanganku ditarik oleh rey dengan tatapan yang sulit dimengerti

" jangan membantahku atau aku akan melakukan lebih dari ini " jawab rey penuh dengan penekanan di setiap kata nya

aku mulai tetbawa emosi dengan perkataannya dan mulai menentangnya

" jika aku tidak mau, kau mau apa ? " jawabku dingin

jujur saja, bahkan aku ingin mengompol sangking takutnya dengan rey
aku takut dibunuh atau dibegal, apalagi aku sering menonton berita dan selalu terjadi aksi perampokan atau pembegalan di kota kota besar.

rey yang hanya melihatku sedari tadi dan masih menatapku dengan tajamnya, mulai berkata,
"oke, kalau itu mau mu " jawab rey dengan dingin

ah,masa bodo dikatakan tidak sopan, dia saja begitu denganku

ketika aku hendak pergi, tiba tiba mulutku dan hidungku ditutupi oleh kain
aku mencoba untuk memberontak
tapi apa daya aku mulai kehilangan kesadaran


"akhirnya kinan, kamu semakin dekat dengan genggamanku " sambil tersenyum sinis

Someone SomewhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang