You're Only Mine [Oiiwa]

Chapter IV

"Iwa-chan tidak apa apa?" Tanya nya
...
...
...
Tidak ada jawaban dari Iwaizumi. Oikawa terus bertanya padanya sampai Iwaizumi menjawabnya.

"Iwa-chan kenapa sih?"

"Berisik! Bisa diem gak sih!?"

___________________________________

"Ehh? Iwa-chan kenapa?"

"Engga" jawabnya

Oikawa yang melihatnya bingung. Karena, baru saja dia senang senang dengannya di jalan tadi tiba-tiba Iwaizumi marah. Oikawa berpikir keras, apa ia membuat kesalahan besar sampai seperti itu?

Saat berpikir, Oikawa tau kenapa Iwaizumi marah padanya. Oikawa mencoba mengetest nya.

"Hmm? yakin? Kamu.."

"ga cemburu kan?" Tanyanya pada Iwaizumi

Iwaizumi terkejut.

'a-aku? cemburu sama dia? ga ga ga, ga mungkin kan!?' batinnya

"apaan sih" jawabnya

"Benerann? Aku tau lhoo iwa-chan~"

"Enggak ya!"

"Inget ya Iwa-chan, mau wanita secantik apa pun kalo aku mau nya Iwa-chan itu mutlak. Oke?" Ucap Oikawa

Iwaizumi yang mendengar ucapan Oikawa merasa wajahnya memerah. Iwaizumi segera menutup wajahnya dengan buku menu yang disediakan di cafe tersebut.

Tak lama kemudian, pesanan yang mereka pesan datang. Mereka melupakan kejadian tersebut dan bercanda bersama.

drrrt drrrt drrrt

"Iwa-chan, aku angkat telepon dulu ya! Jangan kemana-mana"

"Iya iya, sana hush" usirnya

"Issshhh"

5 menit berlalu

Oikawa balik ke dalam cafe tersebut dengan keadaan seperti orang sedang marah. Iwaizumi yang melihatnya langsung bertanya pada Oikawa.

"Oi, apa yang terjadi?"

"Tidak. Oh, udah selesai kan iwa-chan? Pulang yuk udah sore" jawabnya

"ya"

Sesampainya di depan rumah Iwaizumi

"Terima kasih. Hati hati ya" ucap Iwaizumi

"Bye!!" Ucap Oikawa melambaikan tangan lalu menjauh

'huhh yang benar saja ayah!?' batin Oikawa kesal

Flashback On

drrrt drrrt drrrt

"Iwa-chan, aku angkat telepon dulu ya! Jangan kemana-mana"

"Iya iya, sana hush" usirnya

"Issshhh"

Lalu Oikawa keluar cafe dan mengangkat telepon tersebut.

"Oikawa, dimana kamu?" Tanya ayah Oikawa

"Ayah? Aku di cafe dengan temanku, ada apa?"

"Ayah cuma mau kasih tau kamu tooru, kamu dijodohkan dengan anak temannya ayah sebagai tanda kerja sama perusahaan ayah dengan teman ayah. Tidak apa kan tooru?"

deg

Seketika jantung Oikawa berhenti setelah mendengar perkataan-perkataan yang diucapkan oleh ayahnya itu.