Notes : Semua dalam cerita ini adalah fiksi.
Harsa keluar dari ruang komputer paling akhir. Saat semua teman sekelasnya berhamburan keluar ruangan ketika bel berbunyi tanda jam istirahat dan berakhirnya pelajaran komputer, Harsa hanya diam menunggu sampai ruangan tersebut benar-benar kosong. Bukan apa-apa, tapi dia terlalu malas untuk berdesakan di pintu jika keluar di awal bersama teman-temannya yang lain.
Dahi Harsa mengernyit kala memakai kembali sepatunya, ini kenapa salah satu sepatunya gak muat dikakinya? Dia mengangkat sepasang sepatu itu, membandingkan ukurannya, dan kontras berbeda. "Ketuker nih pasti." Batinnya.
Harsa menimbang-nimbang, haruskah dia kembali ke kelas dengan salah satu sepatu yang kekecilan atau diam menunggu di depan ruang komputer? Mungkin saja yang sepatunya tertukar dengan dia akan kembali kesini. Cowok tinggi itu menghela napas berat, bersandar di dinding depan ruang komputer dan memilih untuk menunggu. Semoga yang sepatunya tertukar dengannya sadar dan kembali kesini.
Lala merasa langkahnya berat, seperti salah satu sepatunya membesar atau malah kakinya yang mengecil?
Dara yang berjalan dibelakang Lala merhatiin langkah temannya itu, "La, lo yakin tadi bener pakai sepatunya? Ga nyadar apa itu gede sebelah?"
"Loh?" Lala buka kedua sepatunya, merhatiin ukuran di kedua sepatu itu, sepatu sebelah kanan dengan ukuran 42, dan sebelah kiri memang sepatu punya Lala dengan ukuran 37. Pantas saja dia merasa langkahnya berat, ternyata salah satu sepatu yang Lala pakai memang bukan pasangannya.
Semua siswa harus melepas sepatu sebelum masuk ke dalam ruang komputer. Lala buru-buru keluar saat bel istirahat berbunyi. Sampai dia gak sadar kalau dia memakai dua sepatu yang berbeda.
Chyntia menarik Lala untuk kembali ke ruang komputer, memutar kembali jalan mereka yang awalnya menuju kantin, "Mending kita balik ke ruang komputer deh, kali aja yang sepatunya ketuker sama lo masih ada disana."
Lala buru-buru memakai kembali sepatunya, lalu mengikuti langkah teman-temannya kembali ke ruang komputer. Dara yang sampai lebih dulu melihat Harsa bersandar di depan ruang komputer, dia mempercepat langkahnya menuju ketua Osis dingin idaman semua perempuan di sekolah itu.
"Harsa.." Panggil Dara ngos-ngosan sambil memegang lututnya lelah, ia malah melihat Harsa hanya memakai sebelah sepatunya, sedangkan sebelah lagi dibiarkan disampingnya, "Eh lo kenapa nyeker sebelah Sa?"
"Ketuker sebelah..." Jawab Harsa pelan.
Otak Dara langsung bekerja, sepatu yang Harsa pakai dengan yang disebelahnya sama-sama vans oldskool hitam. Dia tiba-tiba menunjuk Harsa "OH LO YANG SEPATUNYA KETUKER SAMA LALA?"
Harsa mengerjap bingung dengan nama yang baru di dengarnya, "Lala?" entah Harsa yang terlalu cuek atau terlalu banyak berorganisasi hingga tak tau nama teman sekelasnya.
"Itu Lala." Dara nunjuk Lala dan Chintya yang berjalan santai gak jauh dari mereka. "Lama banget, lo ngembangin red carpet dulu baru jalan?" sewot Dara saat Lala dan Chyntia datang.
"Lagian lo jalan cepet banget kayak dikejar setan." Lala balas kalimat Dara gak kalah sarkas.
Chyntia ngehela napas, berusaha menengahi dua teman tom and jerry-nya itu, "Sudah-sudah jangan berteman."
"CEE!" Balas Lala dan Dara bersamaan. Chintya, yang dipanggil Cece itu cuma tertawa.
"Tuh La, sepatu lo. Ketuker sama punya Harsa." Dara menunjuk sepatu disebelah Harsa. Lala jalan mendekati Harsa, melihat sepatu yang Harsa pakai dan sepatu yang dia pakai, tipe yang sama bahkan satu merek sepatu. Lala membuka sepatu Harsa yang daritadi dia pakai, lalu memberikannya kepada sang pemiliknya asli sepatu tersebut, "Harsa, maaf ya, gue tadi buru-buru keluar jadi salah malah pakai sepatu lo. Untung lo masih disini."
Harsa mengangguk, mengambil sepatunya dari tangan Lala lalu menukar dengan sepatu milik cewek itu. Lala berterima kasih sebelum bersamaan dengan Harsa memakai kembali sepatu mereka. Setelah memakai sepatunya asal-asalan, Lala langsung berniat untuk pergi, "Maaf lagi ya Harsa."
Namun tangan Lala di tahan oleh Harsa sebelum beranjak, cowok itu tiba-tiba menunduk di depannya, memasang tali sepatu Lala yang lepas, "Nanti jatuh."
Lala tertegun, langsung tersadar saat Harsa kembali berdiri, "Eh eh- Thanks Sa, gue duluan ya!
"Lucu." Harsa gak sadar dirinya mengucap kata itu saat melihat Lala berlari kecil mengejar teman-temannya yang pergi ke kantin duluan meninggalkannya.
"Parah ditinggal." Lala merangkul Dara dan Chyntia setelah berhasil mengejar kedua teman itu.
Dara mengerucutkan bibirnya, "Laper gue, lo sih pake syuting drama korea dulu."
"Hah? Syuting apaan?" tanya Lala bingung.
"Itu loh, ada yang abis dibenerin tali sepatunya sama ketos." Goda Chyntia sambil menaik turunkan alisnya ke arah temannya itu.
Lala melepas rangkulannya, "Apaan sih."
"Yaaah salting dia Ce." Dara nyenggol-nyenggol Lala.
"Enggak ya!" Jawab Lala sewot, ia langsung duduk di kursi kantin yang sedang kosong.
"Traktir bakso biar hubungan lancar bisa nih?" Dara masih ga berhenti godain Lala.
"Biar hubungannya lurus kaya jalan tol." Timpal Chyntia.
Lala nginjek kaki kedua temannya itu, "Ngaco lo berdua,"
Chyntia mengaduh, "Lo yang mesen ya La? Sakit nih kaki gue."
"Lebay lo. Yaudah, mana duitnya?" Lala majuin telapak tangannya,
"Loh? gak jadi lo yang traktir?" tanya Dara bingung.
"NGIMPI." Lala berdiri dari kursinya, pergi memesan makanan dengan kaki yang dihentak-hentakkan kesal. Meninggalkan kedua teman laknatnya yang tertawa karena berhasil menggoda dan membuat Lala kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos | Sungchan [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[SUDAH ADA DI TOKO BUKU ONLINE] Link on bio Wanna start a journey with me? Cewe pecicilan ngejar cowo dingin memanglah epic, tapi pernah gak sih ketos dingin jatuh cinta sama cewe pecicilan cuma karena sepatu mereka ketuker pas keluar dari ruang kom...