Mengheningkan cipta

1.2K 226 3
                                    

ASDFGHJKL INI BAPER BANGET
 MENGHENINGKAN CIPTA BUAT KEWARASAN LALA DIMULAI....







Saat sampai di tempat motornya di parkirkan, Harsa langsung membuka jaketnya, lalu memberikan itu pada Lala, "Pake."

Lala tidak langsung menerima jaket yang Harsa sodorkan padanya, "Lo aja Sa, gue pake sweater kok."

Harsa kembali menyodorkan jaketnya pada Lala, dia jadi mengerti kalau perempuan memang harus dibujuk dahulu agar mau, "Pake La."

Lala menerima jaket Harsa ragu-ragu. Namun ia sadar jika ternyata Harsa hanya memakai kaus putih oblong tipis biasa dibalik jaketnya tadi, "Trus lo gimana?"

Harsa cuma diam, memakaikan helm untuk Lala, tak lupa memasangkan pengaitnya juga agar aman. Gadis itu mematung untuk kesekian kali hari ini, dan dengan alasannya yang sama, yaitu karena perlakuan tiba-tiba Harsa. Lala mengerjap, "Gue bisa sen—"

Lala tidak sempat menyelesaikam kalimatnya Harsa telah selesai memasangkan pengait di helm Lala, lalu dia memakai helmnya sendiri, "Naik." Kodenya pada Lala.

Lala mengangguk, mulai duduk dengan benar diatas kendaraan roda dua milik ketua osis itu. "Boleh pinjam tangannya?" Tanya Harsa sambil sedikit menoleh pada Lala di belakangnya.

Lala mengangguk, lalu menyodorkan kedua tangannya di sebelah kanan dan kiri Harsa, terkejut setengah mati karena ternyata tangannya dilingkari di perut Harsa oleh cowok itu sendiri, "Peluk biar gue gak dingin." Kata Harsa dengan suara beratnya.

Lala mengerjap, mencoba melepas tangannya yang melingkar di perut cowok itu, "Ssa?"
"Harus gini ya?"

Harsa tak bergeming, bahkan belum menghidupkan motornya karena sibuk menahan tangan Lala agar terus memeluknya dari belakang.

Lala memajukan kepalanya, "Harsa?"

"Lo yang nanya tadi gue gimana." Jawab Harsa santai.

Lala terdiam, "Ya.. tapi kan.. Lo aja deh yang pake jaketnya."

Harsa menoleh sedikit pada Lala, "Lo aja, lo gak boleh sakit."

Mari mengheningkan cipta untuk kewarasan dan arwah Lala yang sudah meninggalkan tubuhnya. Lala tak tau harus berkata apa, terlalu terkejut hingga tak sadar bahwa Harsa sudah mulai menjalankan motornya dengan satu tangan, karena satu tangannya lagi masih memegang tangan Lala yang melingkar di perutnya.

Setelah tersadar, Lala jadi panik sendiri, "Harsa, jangan pake satu tangan bawa motornya."

"Ntar lo lepas." ucap Harsa. Karena dia mengerdarai motornya pelan, jadi mereka tetap bisa saling bicara tanpa harus berteriak.

"Enggak." Ucap Lala cepat.

Harsa melepas pelan pegangan tangannya pada tangan Lala, lalu fokus mengendarai sepeda motornya. Namun dengan pelan-pelan juga, Lala mulai melepas pelukannya di perut Harsa.

Harsa yang menyadari itu langsung menaruh kembali kedua tangan Lala untuk melingkar di perutnya, lalu menatap Lala dari spion, "Gue benci pembohong."

Lala meneguk ludahnya kasar, badannya menegang takut mendengar nada dingin Harsa yang terdengar seperti marah. Ia diam, tak lagi banyak bicara.

Harsa mengernyit bingung, mengapa Lala tiba-tiba diam? apakah ada yang salah? cowok itu menoleh sedikit, "Lala?"

Lala mengangguk sambil berdeham pelan, "Hm?"

Ketos | Sungchan [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang