Meski Jalannya Terlalu Terjal

4 1 0
                                    

"Kecuali pemalas, orang-orang seperti kita harus lebih rajin belajar, lebih keras usahanya."

-----------------------------

Ben adalah cowok populer di sekolah Ayla, yang dekat dengan Lela karena mereka satu kelas atau hal lainnya. Sisil mengusulkan bisnis kecil mereka dimulai dari drama anniversary band-nya Ben yang dapet hadiah buket yupi dan coklat dari hasil patungan mereka berdua. Dan tentunya nego sama Ben supaya bersedia memposting buket mereka di instagram pribadinya.

Maka di sini lah Ayla, berdiri diantara Lela dan Ben untuk menerangkan jalan cerita yang Sisil karang. "Gimana Ben?" tanya Ayla setelah panjang lebar menjelaskan.

"Nanti buketnya dibalikin nggak?" tanya Ben setelah termenung beberapa saat.

"Bisa kamu nikmatin bareng temen-temen band," sahut Ayla mantab.

"Hitung-hitung bantu kami, Ben," bujuk Lela.

"Deal," ucap Ben. Ia pamit kembali ke kelas setelah tersenyum manis ke arah Ayla.

"Makasih, Lela." Ayla memeluk Lela erat.

"Semoga untung berlimpah, pesanan banyak," doa Lela.

"Amiin!" seru Ayla tak tahan karena gembira.

Ayla :
Ben setuju.

Ia mengirimnya pada Sisil.

Sisil :
Alhamdulillah, pulang sekolah kita belanja ya.

Ayla :
Okay, InsyaAllah.

Baru saja Ayla hendak mengantongi ponselnya, pesan Genius membuatnya bertahan memandangi layarnya yang menyala.

Genius :
Pulang sekolah, ayo beli buku.

Ayla :
Ayo.

Ayla pikir dia bisa melakukan dua hal sekaligus, menemani Genius membeli buku juga menemani Sisil mencari kertas dan peralatan lain untuk mendukung bisnis kecil mereka. Toh sama-sama satu tempat hanya raknya saja yang berbeda. Jadi tidak perlu menghubungi Genius untuk sekadar memberi tahu kalau Sisil akan ikut bersama mereka.

Genius :
Aku akan pulang seperti biasa. Ketemu di depan penjual bakso ya.

Ayla :
Siap.

Genius tidak membalas lagi. Ayla segera mengamankan ponselnya ke dalam ransel. Sebentar lagi ulangan bab satu pendidikan kewarganegaraan. Miss Uti begitu anak-anak memanggil beliau sangat teliti soal aksi contek mencontek. Karenanya terkhusus pelajaran ini, satu kelas sibuk dengan bukunya masing-masing kalau tidak mau gagal di percobaan pertama dan tambah pusing dengan remidi.

Semua anak menggunjingkan Miss Uti yang masih lajang di usia 33 tahun. Beliau sering menceritakan jawaban kocaknya ketika ditanya tentang suami atau pacar. Dia lagi berlayar, jadi sekarang lagi ditemenin si Supra (motor beliau), misalnya begitu jawaban beliau.

Teman sekelas Ayla akan mentertawakan alasan itu sebab Miss Uti juga tertawa. Meski terdengar ngenes tapi kalau dikemas dengan banyolan jadi tidak terasa sedihnya. Ayla sendiri selalu bertanya dalam hati, apakah kehidupan dewasa sebegitu berat, sehingga menemukan calon pasangan sangat susah, sedangkan perempuan yang ia kagumi itu mempunyai karir yang bagus, humoris, dan cantik?

"Aku udah berusaha, tapi gak ada satupun yang paham," keluh Malika.

"Baca doa minta ilham yang baik, siapa tahu Allah lagi berbaik hati ngasih kamu ilham mana aja yang bakal keluar di ulangan," sahut Azizah.

The Monsters [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang