Bab 6. Half blood part 2

67 11 5
                                    

Di lain tempat, diatas sana, seorang lelaki sedang menyaksikan peristiwa chaos dibawahnya sambil menyunggingkan senyum puas. Lelaki itu kemudian pergi ketika Hangyul menangkap sorot matanya.

Si brengsek itu mau melarikan diri!

Hangyul berdecak. Ia bergegas lari mencari lift ke lantai empat tempat orang itu berada. Mengejarnya secepat ia bisa.

Sayang, ketika ia sampai disana orang itu menghilang. Sementara tidak mungkin baginya untuk memeriksa setiap ruang, dan lagi ia tidak melihat jelas wajah pasti orang itu dalam jarak yang lumayan jauh. Yang tersisa dalam ingatannya hanyalah mata merah yang menyala.

Hangyul terengah. Keringat mengucur deras dari pelipisnya. Dia tampak frustrasi saat melihat lorong hotel beserta pintu-pintu kamar yang berjejer sepanjang mata memandang. "Sialan!"

Apa boleh buat, ia harus memeriksa satu persatu kamar. Beberapa orang tamu ia tanyai dengan petujuk seadanya.

Seperti tidak terjadi sesuatu, beberapa dari para tamu tidak menyadari keributan dibawah gedung. Beruntungnya kesatuan polisi begitu sigap mengatasi masalah. Mereka sudah mempersiapkan Syringe gun berisi formula anti vamp. Senjata mematikan berharga fantastis dan di produksi terbatas oleh sebuah perusahaan besar yang di miliki Lee Hwa Young. Hanya kepolisian yang diizinkan menggunakan.

Pencarian Hangyul sia-sia. Ia lebih sering dimaki seakan ia adalah petugas razia pasangan mesum. Ia pun menyerah karena tidak ada satupun informasi keberadaan orang itu. Ia kembali ke tempat semula setelah berputar-putar cukup lama dan memutuskan untuk turun. Namun bunyi retak terdengar dari bawah kakinya kala ia melangkah pergi. Reflek ia beringsut dan menekuri benda yang tergeletak di lantai -sebuah alat suntik bekas pakai. Dan masih ada sisa cairan merah dalam tabung yang agak pecah.

Cepat-cepat Hangyul memunguti alat suntik tersebut menggunakan sapu tangan dari saku celana.

Usainya ponsel Hangyul bergetar. Sebuah notifikasi pesan eletronik asing telah masuk.

Anonim : Link share lokation 24°56'17.11S
Kau ingin bertemu vampir organisasi mawar itu, kan?

Hangyul mengernyit saat membaca pesan itu.

Hangyul : Siapa kau?

Tanyanya dalam pesan email tersebut.

Namun tidak ada jawaban.

"Bajingan!" Umpatnya.

Hangyul bukanlah tipikal orang yang sabaran. Ia cenderung mudah terprovokasi. Apalagi ia memiliki dendam terselubung pada organisasi Rose effect. Rahasia yang selama ini ia pendam. Dan tak seorangpun tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Kini dia berharap tuhan mengabulkan keinginannya. Bertemu dengan seluruh anggota Rose effect dan membunuh salah satu dari mereka. Ya, meski hanya satu nyawa. Agar mereka tahu rasanya kehilangan.

Hangyul tidak lagi memikirkan hidupnya. Dia akan berbuat senekat mungkin jika berurusan dengan Rose effect. Padahal jika menyangkut kasus biasa dia bisa berpikiran lebih jernih.

"Hangyul! Kau mau kemana?!" Pekik salah seorang polisi setelah melihat Hangyul diam-diam menyalakan motor patroli di tengah kekacauan.

"Aku akan panggil kalian kalau aku butuh bantuan!" Katanya sambil memakaikan helm. Ia lantas meluncur begitu saja.

Motor berbadan besar dan perkasa milik kepolisian itu melaju kencang. Tanpa peduli polisi rekan setimnya yang melongo menatap kepergian pemuda kekar berwajah campuran itu. Ini semua demi membuktikan kata-kata sang anonim.

"Yang butuh bantuan itu kami bukan kau berengsek!"

***

Nyaris saja terlambat. Motor besar yang di kendarai Hangyul berhenti tak jauh dari lahan parkir terbuka bank arsip negara. Sesuai dengan lokasi yang diberikan sang anonim.

ROSE EFFECT |Oneus & Weishin|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang