2. Virgin

309 56 7
                                    

Menilik lebih jelas kondisi kamar mereka. Ya benar-benar terlihat sangat menggambarkan kamar pengantin baru yang sangat memukau. Padahal Jieun sudah berpesan pada Meri agar tidak menaruh hiasan-hiasan aneh di kamar yang akan tempati nantinya dengan Taehyung.

“Kau suka hiasannya? Aku yang meminta ibu mendekorasinya. Aku tahu, kau suka sekali dengan bunga daysi dan bunga lily.” Taehyung sepertinya terlihat sangat puas dengan banyaknya bunga yang tersusun rapih di kamar itu.

Jieun mengangguk pelan kemudian, tak mungkinkan dia mengatakan isi hatinya pada Taehyung, jelas dia tidak ingin melihat Taehyung tersinggung dan merasa sedih.

“Tentu saja aku menyukainya," jawabnya dengan seulas senyum yang terpampang di wajah cantiknya.

Melihat respons sang istri yang seperti itu, membuat perasaan senang sekaligus damai mengalir di dalam hati Taehyung. Tadinya ia pikir bahwa Jieun akan marah dengan kejutan ini, karena memang sebelumnya mamanya sudah mengatakan keberatan Jieun dengan dekorasi kamar untuk malam pertama mereka.

Pria tampan itu mengangkat tangannya pelan ke arah wajah Jieun, memberikan sentuhan lembut di sekitar pipinya. Wanita itu terus mengembangkan senyumnya, sampai pada akhirnya wajahnya mendadak jadi kaku tatkala tangan hangat nan besar itu menyentuh area bibirnya.

Ia lirik kini wajah Taehyung yang tampak serius memandang tepat pada objek di depannya, dan entah sejak kapan pastinya, jarak antar wajah mereka sangatlah minim. Bahkan masing-masing dari mereka bisa merasakan nafas hangat yang perlahan mengubah suasana itu menjadi lebih panas.

Secepat itu Jieun mengigit pipi bagian dalamnya, takut jika Taehyung memintanya membiarkan dirinya melakukan hal yang lebih jauh dari sekedar sentuhan saja. Dengan susah payah Jieun menelan salivanya.

“Bolehkah?” tanya Taehyung dengan suaranya yang terdengar begitu serak di telinga Jieun, perasaan tadi suara Taehyung tidak seperti itu.

Sekujur tubuhnya mendadak terasa menjadi panas ketika pertanyaan itu keluar dari mulut Taehyung, jelas ia tahu apa yang di maksudkan olehnya. Dia tidak sepolos itu untuk tidak mengerti.

Jika ia katakan tidak? Apa yang akan dilakukan Taehyung nanti padanya? Jika ia membolehkannya, ia takut Taehyung tahu hal yang ia sembunyikan selama ini darinya. Dan juga dari semua orang.

Taehyung memundurkan wajahnya ketika mendapati kediaman Jieun atas jawabannya. Jika orang berkata, “Diam itu tandanya iya,” tapi tidak dengan Jieun. Taehyung tahu betul akan hal itu. Baginya, diamnya Jieun adalah penolakan halus yang ia tak ia ucapkan dengan kata-kata.

Keheningan melanda saat itu juga, masih sama. Taehyung tetap setia memandang wajah cantik Jieun yang duduk di sampingnya. Sampai pada akhirnya bibir itu terbuka pelan mengeluarkan kata-kata yang sangat tidak ia sukai.

“Maafkan aku,” segera mungkin Jieun memalingkan wajahnya. Jika seharusnya malam pengantin baru di hiasi dengan rasa senang yang membuncah, namun berbeda dengan yang mereka lalui.

"Aku belum siap!" lanjutnya lagi.

Kedua tangan Taehyung meremas gaun pengantin yang masih membalut tubuh Jieun. Perlahan pandangannya menunduk, tidak! Ia tidak bisa membiarkan malam pertamanya lewat begitu saja.

Mungkin cinta Jieun tak bisa ia dapati, dia akan menerima itu asal Jieun bersedia hidup bersamanya dan berjanji tidak akan meninggalkannya. Dan wanita di hadapannya ini menepati janjinya dengan menerimanya sebagai suaminya. Tapi sepertinya itu saja tidak cukup. Dia benar-benar sangat menginginkan Jieun lebih dari itu.

“Bukankah sekarang kau sudah menjadi istriku? Dan sudah menjadi hakku untuk mendapatkan hal itu darimu?” Taehyung menatap serius Jieun. Biarlah ia dikatakan egois, karena nyatanya sedari awal dia memang seperti itu.

Mungkin bisa saja Taehyung memaksa Jieun, tapi ia tak ingin Jieun terluka karena hal itu.

Masih tak ada sahutan yang keluar dari mulut Jieun, hal itu membawa Taehyung mendongak dan mendapati istrinya kini tengah menangis tanpa suara.

“Kumohon Ji!” tapi ia tak peduli itu, terus-terusan menekan Jieun agar mau menerimanya.

Isak tangis itu kini pecah, Jieun tak bisa lagi menahan suara yang ia tahan sedari tadi. Melihat bagaimana sosok pria di depannya ini begitu memohon padanya. Meski, memang ia tidak mencintainya, tapi ia tidak bisa menolak permintaan pria itu. Satu kekhawatiran selalu menghantuinya kala melihat Taehyung begitu tersiksa saat penyakit yang ia derita bisa datang kapan saja apalagi saat ia merasa begitu tertekan.

“Ji!” panggil Taehyung lagi, kali ini ia membawa Jieun ke dalam pelukannya. Membiarkannya menangis tersedu-sedu di dada bidangnya.

Sampai pada akhirnya satu anggukan pelan ia dapati dari Jieun, sebagai jawaban atas apa keinginannya.

"Kau harus tahu hal ini Tae!"

Taehyung memejamkan matanya dengan erat, berfirasat bahwa Jieun akan mengatakan hal buruk yang tidak ingin ia dengarkan keluar dari mulutnya.

Jieun mengumpulkan semua keberaniannya, mencoba meyakinkan diri bahwa Taehyung harus tahu tentangrhasia yang ia simpan sendiri sejauh ini. Dan lagi kini, Taehyung sudah berstatus sebagai suaminya. Masalah pria ini akan marah atau meninggalkannya di sini sendiri malam ini, ia akan menerimanya.
“Aku-“

“Diamlah JIEUN!” Taehyung semakin mengeratkan pelukan mereka, rasanya jantungnya ingin lepas dari tempatnya.

“Kau harus tahu ini sebelum kau menyesal nantinya!” Jieun masih setia dengan pendiriannya.

Sesuatu lain dalam dirinya berharap bahwa nantinya Taehyung akan sangat terpukul dengan pernyatannya, dan mungkin saja akan memilih meninggalkan dirinya. Dengan begitu, bukankah dirinya akan bebas dari jeratan ini?

“JIE!”

Jieun dengan paksa melepas pelukan mereka, meski ia tahu usahanya hanya sia-sia saja. Karena dia tahu, Taehyung tidak akan pernah melepaskan pelukannya jika memang dia tida mau melepasnya.

Tadinya ia ingin menerima Taehyung dengan cara dia siap dinikahi olehnya. Nyatanya hatinya sampai saat ini belum kunjung menarik diri dari Jungkook-adik Taehyung.

Dan sekarang tak ada satupun dari mereka yang tahu di mana keberadaan Jungkook saat ini. Semenjak dirinya memutuskan untuk menerima lamaran dari Taehyung, pria itu seketika lenyap bagai di telan bumi.

Bahkan ponselnya tak dapat lagi di hubungi.

Dan apakah orang tua Taehyung peduli? Mungkin hanya ibunya, tapi tidak tengah ayahnya yang dengan sangat jelas menyatakan bahwa dia hanya menyayangi Taehyung semata.

Sungguh Jieun tak habis pikir, keduanya adalah anaknya, namun kenapa dia sangat pilih kasih seperti itu?

Jieun menarik nafas panjang untuk yang terakhir ini, dan bibirnya mulai bergerak pelan.

"Biarkan aku bicara kali ini Tae!" Jieun menatap lurus pada Taehung yang enggan melihatnya.

"Aku tak ingin dengar apapun darimu sekarang, ak-"

“Aku sudah tidak perawan lagi!” aku Jieun dengan cepat memotong ucapan Taehyung.

Menikahi Kakak PacarkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang