"Bukankah kamu jadi wanita yang sangat beruntung Jie? Menikah dengan pria seperti kak Taehyung yang dari dulu sampai sekarang selalu dipuja-puja cewek-cewek di kampus, bahkan menikah dengannya adalah impian para gadis yang ada di kampus kita!"
"Apakah dirimu juga salah satu di antara para gadis kampus yang ingin menikah dengannya?" pertanyaan yang terlontar dari mulut Jieun berhasil membungkam mulut gadis cantik yang duduk di depannya itu.
"Aku? Jangan bertanya begitu, tidak mungkin aku menusuk dirimu? Lagipula kak Taehyung hanya mencintaimu, bukan?" gadis itu tercengir lebar.
Jieun tak menunjukkan ekspresi yang berarti, tatapannya mendadak kosong, meski begitu kini tangannya ia bawa mengelus penuh sayang ke arah perutnya yang sudah tampak membesar.
"Jungkook, apa kalian berdua masih sering bertukar kabar? Yang aku dengar dia menghilang sebelum kau menikah dengan kak Taehyung!"
"Kami tidak pernah berkomunikasi lagi, bahkan aku tidak tahu dimana dia sekarang!" senyum miris terbit di bibir Jieun.
Gadis yang duduk di depannya itu refleks membulatkan matanya kala melihat air mata Jieun mengalir dengan derasnya di pipi putihnya.
"Jie!"
"Bukankah jika dia benar-benar mencintaiku, dia akan membawaku pergi saja? Kenapa dia tidak berusaha memaksaku untuk pergi, atau bila perlu menculikku di hari pernikahanku. Aku benar-benar membencinya!" tangis Jieun pecah saat itu juga.
Satu kecupan singkat di pipinya menarik atensi Jieun untuk segera membuka matanya, ingatan singkat saat ia berbagi kesedihan hidup dengan Jisoo pergi begitu saja.
"Kenapa kau tidur di sini?" pertanyaan itu hadir dari mulut sang suami yang kini ikut menarik salah satu kursi, untuk duduk berdekatan dengan sang terkasih.
Jieun menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tadi hanya berniat membaca buku, tapi anginnya sejuk sekali!"
"Jangan terlalu lama duduk di luar sini, anginnya sangat dingin, tidak baik untuk kesehatanmu dan juga anak kita!"
Jieun tak menolak sama sekali kala Taehyung menuntunnya untuk masuk ke dalam rumah mereka.
Rangkulan tangan besar Taehyung benar-benar menghangatkan tubuhnya, namun tidak dengan hatinya yang entah kenapa terasa semakin dingin.
***
Obsidian itu mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, berusaha mencari objek yang sedari tadi tidak dapat ia temui keberadannya, selang beberapa detik ia masuk ke dalam kamarnya.
Cklek.
Jejak bulan sabit terpatri dengan samar di bilah bibir plumnya yang kini terbalut lipstik merah cerry. Kala sosok bertubuh tinggi tegap pemilik dada bidang itu keluar dari kamar mandi, dengan hanya memakai sebuah handuk putih yang melilit di sekitar pusat sampai lututnya saja.
Sungguh ingin rasanya ia mengumpat kala pandang mereka beradu, diiringi senyum jahil serta salah satu alisnya yang sengaja ia naik turunkan. Menambah kesan sexy kala bulir-bulir air menetes dari ujung rambutnya yang basah, menjalar pada bahu lebar miliknya yang sangat Jieun sukai.
Tungkai jenjangnya bergerak mengikis jarak yang tercipta antara dirinya dan juga Jieun. Sampai pada akhirnya, satu kecupan halus ia daratkan pada pipi seputih susu yang tampak sedikit chubby itu.
"Kenapa kau manis sekali sih?" geramnya, kedua tangan besarnya mencubit gemas pipi tembam milik istrinya.
Sang tubuh yang lebih kecil segera menghalau kedua lengan besar itu dengan tangan mungil miliknya. Tak lupa memasang wajah cemberut, yang ada semakin menambah rasa geram Taehyung akan tingkah imut sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Kakak Pacarku
RomanceLee Jieun, terpaksa menikahi Kim Taehyung-kakak dari orang yang ia cintai, hanya karena sebuah permohonan yang memojokkannya. Mengakibatkan Jungkook, pergi meninggalkannya tanpa pamit karena keputusan yang ia ambil itu. *** Meski pernikahannya den...