9.

4K 381 37
                                    

Raka cepat-cepat ngebuka pagar rumahnya terus dia menyuruh Ben untuk masukin motornya ke dalam. Ben lalu buru-buru masuk terus dia parkir motornya dan langsung menuju teras rumah Raka.

Setelah Raka mengunci gembok pagar, dia berlari-lari kecil menyusul Ben. Raka melihat baju dan celana Ben basah tapi cuma di bagian bahu dan pahanya. Basahnya juga nggak basah kuyup. Untung aja.

Kemudian, Raka tersadar kalau Ben masih pake helm. "Ben, helm lo ditaruh dalem aja sekalian," kata Raka.

Ben cuma mengangguk. Raka lalu ngebuka pintu rumah yang tadi terkunci. Padahal ini udah petang. Apa orang rumah belum pulang?

"Ma? Pa?" Raka memanggil kedua orang tuanya.

Ben baru aja ngelepas helm dan menaruhnya di meja deket pintu ruang tamu. Helm Ben bersebelahan dengan helm Raka.

Sementara, rumah Raka gelap dan sepi. Lampu-lampunya belum nyala meski suasana di luar mulai gelap. Ben celingukan aja sambil ikut berjalan di dekat Raka.

Kemudian, Raka nyalain lampu seluruh ruangan, teras depan dan belakang juga. Raka tersadar, mobil Honda Jazz mereka nggak ada di garasi.

"Kok sepi ya Ben? Keluar semua kayaknya. Bentar gue tanya Mama."

Ben mengangguk. Rasanya makin dingin sekarang. Hujan masih deras di luar. Raka melangkah ke kamarnya dan Ben ngekor aja. Raka kemudian menyalakan lampu kamar.

Terus, Raka menaruh tas ransel cokelat kremnya dengan asal di kursi meja belajar, lalu dia duduk di tepi tempat tidur. Ben juga menaruh tas selempangnya tapi di atas meja belajar Raka. Lalu Ben tetap berdiri sambil ngamatin kamar Raka.

Ada tempat tidur king size, lemari baju, meja belajar dan kursi, sebuah laptop Asus di atas meja, serta cermin di dinding. Ben merhatiin poster-poster musisi kesukaan Raka. Ada yang dia suka juga, seperti Oasis dan The Beatles.

Raka lalu mengirim pesan chat ke ibunya. Ternyata, ayah dan ibu Raka lagi pergi ke acara nikahan anaknya teman ayah Raka. Mereka baru aja berangkat. Ibu Raka bilang ke Raka buat pesan GoFood untuk makan malam.

Raka menaruh hp-nya di dekat bantal lalu menatap Ben. "Ben," panggil Raka. Ben putar badan untuk memandang Raka. Ekspresi Ben aneh.

"Pantesan sepi. Lagi pada ke nikahan. Ben? Lo nggak basah banget kan," tanya Raka.

"Enggak. Basahin gue Ka," kata Ben.

Raka bingung, "Maksud lo?"

"Bikin gue basah," kata Ben lagi.

Raka menelan ludah. Apa sih. Ben lagi sange apa gimana nih. Lagian mereka emang lagi fwb-an dan di rumah nggak ada orang. Raka jadi ikut pengen.

Belum sempat Raka berkata apa-apa lagi, Ben lalu beranjak duduk di sebelah Raka, berdempetan. Ben langsung memegangi bagian belakang leher Raka dengan satu tangannya, lalu dia mencium bibir Raka dalam-dalam.

"Nmph."

Ben lalu membuka mulut Raka dengan mulutnya. Terus Ben masukin lidahnya ke dalam mulut Raka dan Raka juga melakukannya ke Ben. Kemudian, tiba-tiba Ben masukin tangannya ke dalam kaus Raka dan meraba pinggangnya, naik ke punggungnya. Raka merinding merasakan sentuhan tangan Ben di kulitnya itu.

"Ngh."

Jantung mereka berdegup sangat cepet. Ben junior dan Raka junior menegang sekarang. Ben kemudian berhenti nggak mencium bibir Raka, tapi Ben bergeser ke bawah, dia menciumi leher Raka, bikin Raka mendesah geli keenakan.

"Nhh."

Lalu, Ben yang berasa nggak tahan kemudian berhenti mencium Raka. Ben tiba-tiba menarik baju Raka dan melepasnya. Raka jadi pasrah banget sumpah. Kemudian, Ben juga melepas bajunya sendiri. Ben lalu berdiri dan melepas celana jeans dan boxernya.

rahasia rakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang