23.

2.4K 246 13
                                    

Sepulang dari nongkrong, Ben diajak Rani mampir ke rumah kontrakannya. Rani kontrak bersama dua orang temannya.

Mereka bertiga semuanya udah bekerja termasuk Rani. Tapi tempat kerja mereka berbeda-beda.

Saat ini, di rumah kontrakan lagi sepi, tapi ada seorang teman Rani di rumah, lagi mager di kamar. Satu lagi temannya masih keluar.

Kamar Rani ada di pojok sendiri, paling jauh dari dua kamar berdempetan yang ditempati teman-temannya.

"Ahh. Ben."

Rani mendesah keenakan saat Ben menciumi lehernya. Keduanya udah nggak berpakaian apapun sama sekali.

Menit-menit berlalu. Sekarang Rani ngeblow job si Ben. Ben merasa enak banget saat Rani mengulum dan menghisap batang dia di bawah sana.

Cewek itu pinter banget mainin mulutnya bikin Ben mengeras seketika makin menegang. Tapi tetep gaada yang lebih baik dari Raka. Hah apa?

Ben terkejut sendiri dengan pikiran aneh yang melintas di benaknya barusan. Dia menikmati sesi intim dengan Rani ini, tapi pikirannya terus aja ke Raka.

Lalu Ben menarik badan Rani sehingga cewek itu berhenti ngeblow job. Sekarang, Ben gantian menyuruh Rani berbaring.

Begitu aja Ben udah merobek sebungkus kondom dan memakainya. Rani membuka kedua kakinya lebar-lebar. Ben bisa melihat lubang Rani yang udah basah banget.

Jantung Ben berdetak lebih cepat saat dia siap-siap buat masukin. Lalu, Ben deketin batang dia ke lubang Rani. Ben mau masukin ujungnya ... sial.

Ben nggak sanggup ngelakuin ini. Aneh sih karena begini serasa Ben lagi selingkuh dari Raka. Ben menghela napas.

Rani memandangi Ben yang tiba-tiba berhenti saat mereka baru mau mulai. Merasa bingung, cewek itu memanggil Ben. "Ben?" bisik Rani.

Ben menoleh lalu memandangi wajah Rani. "Sori Ran gue nggak bisa," kata Ben.

Rani mengerutkan alis, keheranan. Kenapa pula si berengsek ini?

Sesaat keduanya cuma diam. Ben masih tegang tapi dia kehilangan minat buat masukin ke Rani. Ben merasa, dia itu cuma untuk Raka seorang.

Sementara itu.

Di apartemen Aji, suasana lagi nyaman banget. Tadi, Aji ngajakin Raka mampir ke apartemennya.

Karena ini udah petang, dan mereka habis keluar lama untuk hangout, Aji ngajakin Raka mandi. Akhirnya Raka mau juga. Mereka berdua lagi berendam di bathtub pake air hangat.

"Raka?" panggil Aji. Raka mendongak.

"Deketan sini dong," Aji menggoda.

Kedua mata Raka sedikit melebar. Dia lalu nurutin aja. Aji barusan geser maju, Raka juga. Mereka jadi duduk berhadapan deket banget di tengah bathtub.

Tiba-tiba, Aji menyentuh punya Raka lalu mengelus-elusnya. Mau nggak mau, Raka mulai tegang di bawah sana.

Lalu, Aji menarik tangan Raka di bawah air dan mengarahkannya biar Raka juga pegang punya Aji. Raka bisa merasa punya Aji itu lagi keras. Keduanya lalu saling meremas di bawah air. Emang enak sih.

Tapi, yang melintas di benak Raka justru memori saat dia pertama kali mampir ke rumah Ben. Itu konyol juga.

Pas itu hujan-hujan, mereka malah saling meremas di kamar Ben, keduanya masih pake celana jeans, duduk di bawah sambil setengah bersandar ke kasur.

Eh tapi kenapa itu yang diinget Raka, jauh banget pikirannya ke sana.

"Hmh."

Aji mendesah pelan, memejamkan mata sebentar lalu membukanya lagi dan menatap Raka. Raka berkedip, gamang.

rahasia rakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang