"Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" tanya Temari.
"Entalah, aku masih belum memikirkannya"
"Kurasa ini sudah saatnya kau menjadi Jounin," ujar Temari.
Shikamaru ingat, saat pertemuan mereka sebelumnya ketika mempersiapkan ujian chuunin setahun lalu, Temari juga mengatakan hal yang sama. Ia mengatakan agar Shikamaru segera menyusulnya menjadi Jounin.
"Kurasa kau benar, akan kupertimbangkan"
"Bicara mengenai jounin bagaimana dengan Naruto? Ia masih Genin, bukan?" tanya Temari.
Seingat gadis itu, Naruto belum menjadi chuunin karena saat penyelenggaraan pertama, pemuda itu masih berlatih di luar Konoha.
"Mengenai itu, sepertinya Kakashi mempunyai rencana. Yah, sebelum ia menjadi Hokage .... masih banyak yang harus ia pelajari," ujar Shikamaru.
"Ia akan menjadi Hokage yang hebat. Tapi kau tahu, kurasa kau juga bisa menjadi Hokage yang hebat," Temari teringat ketika Shikamaru memberikan perintah di medan perang setelah kematian Shikaku. Pemuda itu mengambil alih tugas dengan baik.
" Kau berpikir seperti itu?" tanya Shikamaru, sedikit terkejut.
"Yah, Kau tahu ... syarat mendasar untuk menjadi seorang Hokage adalah kemampuan mendengarkan hati orang lain, dan kau sudah membuktikannya di medan pertempuran. Kau mempercayai rekan rekanmu dan mereka semua juga mempercayaimu," ujar Temari sambil tersenyum tipis.
Shikamaru tak menyangka kata kata seperti itu akan keluar dari bibir Temari. Selama ini gadis itu sellau saja mengejeknya, mengetahui bahwa Temari begitu mempercayainya bahkan mengakui kemampuannya. Shikamaru merasakan perasaan aneh di hatinya, tapi bukan sesuatu yang buruk, sebaliknya itu perasaan aneh yang menyenangkan.
"Aku ... tidak cocok dengan pekerjaan merepotkan seperti itu," ujar Shikamaru sambil memandang awan.
Tidak pernah dalam sekalipun di hidupnya ia membayangkan akan menjadi Hokage. Memimpin orang orang dan mengambil kepututusan untuk desa, itu bukanlah sesuatu yang cocok dengannya.
"Kurasa kau benar. Bisa gawat jika desa ini dipimpin oleh pria malas dan cengeng sepertimu," Temari mengejeknya sambil tertawa kecil.
Shikamaru bergumam kesal, Temari tidak pernah melewatkan satu pun kesempatan untuk mengejeknya.
" Lagipula ... aku sudah berjanji. Aku akan menjadi penasihat Naruto saat anak itu menjadi Hokage nanti ..."
Shikamaru teringat saat Naruto menyelamatkannya, perasaan Naruto lah yang membuatnya bisa bertahan setelah terkena serangan Juubi.
"Itu terdengar lebih cocok denganmu," Temari berkata sungguh sungguh.
"Kau berpikir aku akan bisa melakukannya?"
"Tentu saja, jika kau , megerahkan sedikit usaha dan tidak terus bermalas malasan seperti ini. Dan lagi, pilihan yang tepat jika kau memutuskan mengikuti jalan Naruto, dia punya kekuatan misterius untuk mengubah hati orang orang. Jika ia menjadi Hokage, Konoha, Suna, dan semua negara lainnya ... mungkin saja akan berubah," ujar Temari.
" Kurasa kau benar ... Naruto, dia tidak pernah menyerah akan impian dan cita citanya. Dan aku tahu dengan pasti bahwa ia akan mempertahankan kedamaian ini, menciptakan dunia ninja yang baru"
"Dunia yang baru ..." gumam Temari.
"Ya, dunia di mana ninja dan penduduk biasa bisa bekerja sama, dunia dimana tidaka da lagi batas antar negara, dunia yang damai tempat generasi selanjutnya akan bertumbuh. Aku ingin ada di sana, aku ingin mendampingi dan menyaksikan saat semua itu terwujud," Shikamaru berkata dengan suara pelan, memandang segumpal awan yang terbang tertiup angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shikatema : An Story Untold
FanfictionCerita tentang momen Shikatema di masa blank period/ skip period Non-Canon Compliant Hanya ide ide yang ada di pikiran penulis Warning: Semua karakter Naruto adalah milik Masashi Kishimoto gambar yang ada di cover bukan milik Penulis Elemen cerita y...