Satu minggu berlalu setelah ciuman di tangga darurat itu. Sejak saat itu belum ada kabar apa pun dari Elvano. Pria itu menghilang entah kemana. Seakan pembicaraan tentang pernikahan seminggu lalu tidak pernah terjadi, begitu pula dengan ciuman panas itu. Geby sebenarnya tidak terlalu memikirkannya karena ia sendiri tengah sibuk dengan Nuria, apa lagi omanya itu akan segera keluar dari rumah sakit, ia akan keluar siang ini, jadi Geby cukup sibuk mempersiakan kepulangan Nuria dari rumah sakit.
"Jam berapa oma keluar Tan?" tanya Geby pada Trisha
"Jam 12 siang nanti. Tante tadi sudah ketemu dokternya, kata dokternya dia ke sini 30 menit sebelum oma keluar, mau pemeriksaan terakhir."
"Memangnya harus pemeriksaan lagi? Bukannya dokternya bilang oma udah baik-baik saja."
"Enggak usah panik. Mungkin cuma ngecek biasa aja sekalian mau salam perpisahan kali. Lagian dokter-dokter di sini pada ngefans sama oma. Jadinya ya gitu,"
Geby tersenyum geli sembari menggelengkan kepalanya maklum. Omanya memang mudah membuat orang kain menyukainya.
"Emang iya oma banyak yang ngefans di sini?" tanya Geby sembari menatap sang oma yang tengah membaca sembari bersandar di ranjang rumah sakitnya.
"Jangan percaya tante kamu. Dokternya baik ke semua pasien," jawab Nuria sebelum menutup bukunya dan mulai memperhatikan sang cucu dengan tatapan menyipit.
"Geb," panggilnya lagi setelah beberapa detik mengamati Geby.
"Kamu tau, dokter-dokter di sini masih muda-muda dan belum punya pasangan. Kalau kamu mau oma bisa kenalkan satu untuk kamu."
Geby seketika menegang. Ia mulai tak nyaman dengan pembahasan ini.
"Ide bagus itu. Apalagi salah satu dokter yang sering datang ke ruangan ini ganteng banget, tinggi lagi, dan kayaknya belum punya pasangan, Tante enggak lihat ada cicin di jarinya. Siapa tau mungkin bisa dijodohin sama kamu Geb." timpal Trisha.
Geby menggeleng.
"Enggak usah aneh-aneh. Enggak ada cincin di jari bukan berarti enggak punya pasangan. Lagian memangnya kalian tau Geby punya pasangan atau enggak?"
Seketika itu juga ruangan itu berbah sunyi. Nuria dan Trisha saling menatap kemudia beralih menatap Geby yang dengan tenang melipat pakaian Nuria tanpa mempedulikan keheningan itu.
"Maksudnya?" Tanya Trisha dengan wajah terkejutnya.
Geby menengadah, menatap bergantian antara sang oma dan tantenya. Ia kemudian menghela napas pelan.
"Kita bahas ini nanti. Sekarang beres-beres dulu supaya kelarnya cepat," jawab Geby santai tanpa mempedulikan Nuria dan Trisha yang masih sangat penasaran.
Nuria memperhatikan cucunya dalam diam. Dalam hati ia bertanya-tanya apa mungkin cucunya itu sudah punya kekasih. Memikirkan kemungkinan itu seketika senyuman terbit di wajah tuanya. Entah itu benar atau tidak, ia benar-benar berharap cucunya bahagia.
"Begitu sampai di rumah, hal pertama yang harus kita bicarakan adalah hal ini, jadi jangan menghindar."
Geby mengangguk, mungkin ini kesempatan yang baik memberitahu keduanya tentang ia dan Elvano serta rencana pernikahan mereka. Tapi sebelum itu dia harus memikirkan skenario bagaimana ia dan Elvano memulai hubungan mereka dan untuk itu ia butuh menghubungi pria itu.
Bunyi pintu yang terbuka menghentikan Geby dari lamunannya ia sedikit terkejut karena pintu yang tiba-tiba terbuka, namun orang yang muncul dari balik pintu ruangan omanya justru lebih membuatnya terkejut. Ia mematung beberapa saat sebelum berbalik menatap Trisha. Dan seketika itu juga Geby merinding melihat ekspresi tantenya yang berubah dingin, tanpa ekspresi menatap Pria berjubah dokter yang baru saja masuk menghampiri Nuria.
![](https://img.wattpad.com/cover/271712864-288-k489676.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Love To You (Adult!)21+
Lãng mạnWarning! 21+ Adult only!! He made love to you, he took your virginity, he was your first tapi disaat yang bersamaan dia menolak pernyataan cinta kamu. Itulah hal yang dialami Geby enem tahun lalu. Cintanya ditolak oleh pria yang memperkenalkannya p...