Can't Help It

5.7K 381 53
                                    

"Lebih baik menginap di sini malam ini Elvano. Sudah terlalu larut untuk pulang." kalimat perintah Nuria beberapa saat lalulah yang menjadi alasan mengapa saat ini Elvano berdiri di depannya dengan rambut basa dan pakaian kasualnya. Jujur saja Geby masih belum tenang sejak kalimat itu ia dengar dari Nuria dan sekarang ia semakin tak nyaman melihat pemandangan Elvano yang berada di rumah mereka, terlihat nyaman dan seperti berada di rumah sendiri. Hal itu membuatnya melihat pemandangan masa depan jika mereka menikah, dan karena itu jantung Geby berdetak dengan sangat kencang saat ini.

Geby mencuri pandang pada Elvano yang sedang mengobrol dengan Trisha di ruangan keluarga. Elvano mengenakan T-shirt berwarna putih yang mencetak tubuhnya yang gagah, bahu lebar, dengan tubuh ramping serta perutnya yang berotot terlihat jelas dan hal itu membuat Geby merasa malu karena ingin terus melihat pria itu, sementara untuk celananya ia menggunakan celana training berwarna abu-abu.

Geby merasa ia menjadi wanita mesum hanya karena tak bisa menahan  diri untuk tidak terpesona pada tubuh Elvano, dan yang lebih penting melihat Elvano dalam balutan pakaian yang tidak formal adalah pemandangan yang jarang ia lihat dan itu mempesona. Elvano terlihat beribu-ribu kali lebih tampan dibandingkan saat ia menggunakan kemeja dan jas. Walaupun sosoknya dengan jas juga tak kalah tampan namun bagi Geby ia lebih mempesona ketika memakai pakaian rumahan seperti itu.

"Geby! Ngapain bengong di situ?" suara tantenya menyadarkan Geby dari lamunannya.

Geby sedang berada di dapur dan wanita itu lupa kalau tadi ia sedang membuat teh herbal karena terlalu sibuk membayangkan Elvano dan tubuhnya yang erotik. Akibatnya Geby berdiri termenung di depan rebusan tehnya, dan benar saja tehnya sudah mendidih sejak tadi dan aromanya tercium sampai ke ruangan keluarga.

Wanita itu buru-buru mematikan kompor dan segera menuangkan teh tadi ke empat cangkir yang sudah ia sediakan, sebelum membawa minuman itu ia menambahkan madu untuk tambahan rasa pada teh herbalnya.

"Loh buat teh ternyata, tante kirain kamu bengong di dapur," Ucap Trisha saat Geby meletakan cangkir teh di hadapan mereka.

"Diminum El, ini teh resep andalan Geby dari dulu. Enak banget diminum setelah sibuk seharian. Dijamin tidur nyenyak." Lanjut Trisha bersemangat.

"Terima kasih," ucap Elvano sembari mengangkat cangkir teh tersebut dan meminum tehnya,  dan benar saja tubuhnya menjadi lebih hangat setelah meneguk teh tersebut dan aroma herbalnya membuatnya lebih tenang. Rasa yang menyenangkan.

Ia melirik Geby yang diam saja di tempatnya, wanita itu mengamatinya dalam diam dan sesaat setelah pria itu menyimpan kembali cangkir teh itu di meja barulah Geby bergerak meninggalkan ruangan itu menuju kamar omanya membawakan teh untuk Nuria. Apakah Geby menunggunya untuk memastikan ia meminum teh itu? Jika memang benar, entah mengapa perhatian kecil itu membawa perasaan menyenangkan yang tidak ia pahami.

"Mungkin karena kamu di sini, Geby sengaja buatkan teh herbal. Biasanya dia hanya akan buatkan ketika kami baru saja melewatkan hari panjang yang melelahkan. Anak itu enggak banyak  ngomong tapi super peka. Dia tau kamu lelah habis bekerja," jelas Trisha.

Hal itu membuat Elvano berpikir untuk terus meminta Geby membuatkan teh herbal ini begitu mereka menikah. Entah mengapa pemikiran itu muncul begitu saja di otaknya, apakah ia harus mulai membuat daftar hal yang dia inginkan dari Geby ketika mereka menikah?

Pemikiran itu sejenak membuatnya terkejut, ia tidak tahu perbuatan kecil yang Geby lakukan untuknya membuat pria itu menginginkan lebih. Dan untuk suatu hal ia mulai kawatir, jika satu hal kecil mampu membuatnya menginginkan hal lebih lalu bagaimana jika Geby mulai berbuat banyak? Apa yang akan terjadi padanya?

________________________________________________________________________

Elvano mengamati Geby yang tengah memasangkan sarung pada bantal di dalam kamar tamu yang akan ia gunakan untuk istirahat. Wanita itu tidak menyadari keberadaanya karena posisi Geby yang tidak menghadapnya. Pria itu berdiri sembari bersandar pada pintu kamar yang terbuka, ia melipat tangannya di dada dan hanya mengamati aktivitas Geby tanpa niat menginterupsinya. Wajah serius Geby cukup membuat Elvano suka mengamatinya.

Make Love To You (Adult!)21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang