Bab 6 " Ingin Berkelana..." (Kezia POV)

11K 519 2
                                    

Siang ini adalah deadline pengumpulan tugas-tugas yang kuberikan pada setiap sie. Aku bersyukur karna mereka menyelesaikan tugas dengan baik, yaa walaupun ada beberapa hal lagi yang harus ku perbaiki. Tetapi semua itu sudah sangat membantu. Karna aku baru saja diberi informasi bahwa Ayah Daffi memiliki kenalan dari Farabi's Group.

Aku sering dengar nama perusahaan itu dari Papah, tidak jarang beliau bercerita tentang dunia bisnisnya pada ku. Dan aku ingat, Papah pernah bilang kalau Farabi's Group adalah salah satu saingan bisnisnya. Tetapi Papah bilang, Farabi's Group adalah perusahaan kawan lamanya jadi persaingan diantara mereka adalah persaingan yang sehat, semata-mata hanya dalam dunia bisnis.

Aku sangat senang, sangat sangat sangat senang. Karna Ayah Daffi bilang kalau dirinya mendapat respon positif dari sang pemilik perusahaan tersebut. Aku pun sudah meminta nomor telepon perusahaan Farabi's Group. Dan kalian tau apa? Aku mendapatkan nomor telepon Sang sekretaris CEO, dan aku tidak membuang banyak waktu mengingat deadline acara yang hanya tinggal 2 bulan lagi.

Aku pun langsung menelepon nomor yang sudah ku simpan di notes ku.

"Hallo selamat siang, Farabi's Group disini. Dengan siapa? Ada yang bisa saya bantu?"

Sapaan tersebut semakin membuat cerah suasana hatiku.

"Hallo selamat siang, saya Kezia dari SMA Prestasi Gemilang. Saya dapat nomor ini dari Pa Dirga. Bisa kah saya membuat janji pertemuan dengan pihak marketing?" Sungguh, aku sangat gugup untuk mengatakan itu. Bermacam kemungkinan berkelebatan didalam otakku.

"Untuk penyerahan proposal acara tahunan SMA Prestasi Gemilang?"
Jawaban sang penerima telepon membuat ku menahan nafas sejenak.

"Iya benar"

"Baiklah, tolong kirim softcopy proposal ke email Farabi's Group dan kami akan memberitahu untuk kelanjutannya via email. Anda sudah tahu email kami?"

"Iyaa tentu saya tahu, kalau begitu terima kasih banyak. Selamat siang"

"Siang" sambungan pun terputus.

"Yeayyyyyy!!!!!!!" Aku berteriak tertahan didalam hati. Aku tidak ingin sekolah ini gempar karna teriakan hebohku. Aku sangat optimis, aku yakin. Aku harus bisa menggaet Farabi's Group sebagai sponsor Quinix tahun ini.

"Daffi lo harus tau.. tadi gue telepon Farabi's Group yang udah dikasih bokap lo itu nomornya. Dan.."

"Dan apa? Jangan sok buat penasaran deh" potongnya, tapi itu tak berpengaruh besar untuk mood ku kali ini.

"Responnya positif! Aaaakh gue seneng banget Daffiiiiiii!!!" Ujarku kencang didalam mobilnya. Sungguh aku sudah tidak bisa menahan kegembiraan ku kali ini.

"Jangan terlalu seneng dulu, kan belum tau kedepannya nanti gimana" sejenak aku terdiam. Sebenarnya Ibu ku sering mengingatkan tentang keburukanku yang satu ini. Aku tidak bisa mengontrol kebahagiaanku. Tak jarang aku menangis setelah teramat sangat gembira. Aku pun hanya bisa tersenyum, aku takut Dia akan memberikan teguran lagi terhadap sikap berlebihanku ini.

"Ko gak teriak-teriak lagi?" Daffi memecah keheningan sambil mengangkat rem tangan mobilnya dan mengendarai mobil keluar dari parkiran SMA Prestasi Gemilang.

"Ehiya jangan lupa besok nonton pensinya Aksa Jaya, udah gue pesenin tiketnya. Besok mau jemput jam berapa?" Aku bertanya pada Daffi saat dia sedang fokus dibelakang kemudinya

"Jam 7an lah ya, the biggest guest star nya kan main jam 9 tuh gue liat di rundown. Jadi masih ada waktu lah buat liat-liat pensi mereka"

"Okedeh, jangan ngaret yaa"

"Hmm" hanya itu balasan darinya. Jalanan Ibukota yang macet membuat pening kepala. Aku pun mengistirahatkan otakku dan tidur sebentar selama perjalanan pulang kerumah.

__________________________

Keesokan harinya Daffi menjemputku tepat waktu. Kami pun bergegas menuju tempat eksekusi pensi Aksa Jaya tersebut.

Diperjalanan Ka Agist meneleponku.

"Kamu jadi nonton pensi sama Daffi?" Dia langsung to the point ke pertanyaan saat aku mengangkat sambungan teleponnya.

"Iya, aku kan udah bilang kemarin"

"Coba aja kaka ada di Indonesia, pasti kamu nontonnya bareng kaka. Bukan bareng si Daffi itu" dia mulai merajuk sepertinya.

"Apa siiiih, lebay banget deh nih calon dokter. Lagian siapa suruh sekolah jauh-jauh hahahaha" aku jahil meledeknya, aku tak tahan dengan sikapnya apabila sedang merajuk seperti ini.

"Ya kan buat ngebahagiain kamu juga nantinya." Balasannya membuat aku semakin terbahak

"Apasih becandanya lucu banget"

Ya, Ka Agist memang sering bercanda seperti ini. Dan aku tidak pernah menganggapnya serius. Karna bagiku Ka Agist sudah kuanggap seperti Kakak ku sendiri.

"Bilang sama Daffi, jagain Kezia yang bener. Jangan sampe Kezia disentuh cowok lain"

"Iya nanti aku sampein, udah dulu ya. Kayanya udah nyampe nih di gedungnya. Bye.. see you soon"

"Bye, see you soon" pembicaraan kami pun diputus sepihak olehku

"Kata Ka Agist jag-"

"Iya udah tau, suruh jagain lo kan? Jangan sampe dicolek cowok laen? Udah ayo cepet turun"

"Yeee sensi amat sih, emang sini sabun dicolek-colek"

"Emang iya hahahaha" Daffi keluar mobil sambil tak hentinya tertawa

Saat kami masuk kedalam tempat acara, orang-orang yang datang sudah berjoget ria. Daffi tidak pernah meninggalkanku, mungkin dia menganggap pesan ka Agist itu sungguhan amanah untuknya.

"Daff, gue mau minum" ucapku sambil setengah merajuk ke Daffa
"Yaudah, tunggu sini. Gue beliin, lo mau minum apa?"

"Ish, enggak. Udah gue aja yang beli. Lo tunggu sini, kan gue yang haus" kilahku, sebenarnya aku ingin menjelajah tempat ini maka dari itu aku membuat alasan tersebut.

"Gak. Yaudah lo sama gue belinya"

JEGER.

Ga jadi deh berkelana sendiri. Aku hanya bisa menurut perkataanya.

_________________________
Voment guys ;)
19/05/2015

My FarabiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang