Bab 16 "Akhirnya..." (Azka POV)

8.8K 503 3
                                    


"Saya memang belum mempunyai hubungan apa-apa dengan putri Om dan Tante, maka dari itu, saya ingin meminta restu kalian untuk hubungan yang akan kami bina nanti." aku berkata dengan serius dengan pandangan yang tertuju hanya pada satu orang. Ruangan yang tadinya diisi oleh keributan dari seorang gadis, kini hanya deru nafas yang terdengar.

Ayah berdeham, mulai membuka pembicaraan lagi.

"Kamu serius sama nak Kezia, Ka?"

Aku menegakkan posisi tubuhku.

"Azka belum pernah merasa seserius ini Yah, Azka mau mulai ini sama Kezia." tatapanku lurus kearah gadis yang kini sedang berkomat-kamit, sepertinya dia sedang mengumpat atau mengeluarkan sumpah serapah.

"Bagaimana Om, Tante? apakah Om dan Tante memberikan izin kalian untuk Azka?" sebenarnya aku takut orang yang sedang aku ajak bicara memberikan penolakan. Tapi, keputusanku kali ini tidak dapat di ganggu gugat.

"Kalo Om tergantung sama Kezia, tapi Om yakin, kamu pasti akan jagain anak gadis Om yang manja ini." ucap Om Barga sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Zizi gak manja Papah. Lagian Zizi juga gak ada perasaan apa-apa. Zizi gak kenal sama dia, Papah." ucap gadis itu sambil menghentakkan kakinya.

"Yakin kamu gak kenal Mas?" ujarku yang mulai gemas dengan tingkahnya.

"Iya. Zizi gak kenal. Pokonya Zizi gak mau dijodohin sama Mas Azka, Pah. Aku masih kecil, sedangkan dia udah tua. Liat tuh, udah tua kan?" seisi ruangan dibuat tertawa karna ucapannya. Aku? Tua?? Hey, kita hanya berbeda umur delapan tahun.

" Ya emang siapa yang mau nikahin kamu sekarang, Zi? Dicoba dulu kamu pendekatan sama Nak Azka, kalo emang nanti kamu gak sreg, Mamah gak akan maksa hubungan kalian. Tapi kalo nanti emang kamu ngerasa nyaman sama Nak Azka, Mamah dan Papah akan langsung menerima lamaran dari Nak Azka buat kamu." ucapan dari Tante Demi semakin menambahkan semangatku.

" Iya, Nak Kezia, kamu pikirin aja dulu. Tante sempet kaget loh pas denger Azka ngomong gitu sama Papah kamu. Azka tuh jarang banget ngomongin perempuan sama tante, eeeh tadi malah tiba-tiba minta persetujuan. Kamu mau ya pendekatan sama Azka, Tante pengen punya menantu kayak kamu. Ngegemesin..."

Aku hanya tersenyum simpul mendengarkan penuturan Bunda, mereka sangat cocok bila dilihat dari kepribadiannya.

"Baiklah, untuk saat ini, kami selaku orang tua Kezia menerima maksud tujuan baik dari Nak Azka. Om titip putri om sama kamu, jaga dia baik-baik, jangan sakitin dia, apalagi sampe buat dia nangis." ujar Om Barga sambil mengusap puncak kepala putrinya.

"Iya Om, saya akan selalu berusaha buat jagain dan bahagiain Kezia. Saya gak akan banyak omong, saya hanya akan ngebuktiin sama Om."

-------

Kejadian minggu lalu masih terpikirkan dibenakku. Bagaimana gugupnya aku saat itu. Hubungan ku dengan Kezia belum mengalami perubahan yang terlalu signifikan. Kezia selalu beralasan jika aku ingin menjemputnya di sekolah. Dia bilang, dia malu jika aku jemput, takut dikira penggoda om-om oleh teman-temannya. Apalagi yang ada dipikiran gadis manisku ini, kadang, aku tidak sejalan dengan pemikirannya.

-------------------------------------

"Kamu mau pesen apa?"

Aku mengajaknya ke salah satu restoran di pusat perbelanjaan yang ada disekitar Jakarta Selatan.

Bukan tanpa penolakan, setelah ku menjemputnya disekolah, dia tak berhenti mencebikkan bibirnya. Kadang, dia mendumel sendiri.

"Aku gak laper."
Huh. Ketus sekali.

"Yaudah, aku yang pesen."

Aku pun memanggil pelayan yang berada di dekat kasir. Dia pun menghampiri.

"Mau pesen apa, Pak?"

"Saya pesen ayam penyet sama air mineral satu."

"Untuk adiknya?"

Suara tawa langsung terdengar dari arah depanku.

Sialan.

Aku pun mendengus.

"Dia chicken steak  aja. Minumnya jus sirsak."

Aku menatap Kezia, menunggu persetujuannya.

Dia hanya diam.

Pelayan itu pun langsung pergi setelah mencatat pesanan kami, tak lupa untuk tersenyum, tanda keramahan.

"Untuk adiknya?" Kezia mengikuti perkataan pelayan. Tawa tengilnya mengikuti dibelakang.

"Dasar, bocah."

-------------------------
Haiii!
Aku apdet nii, ada yang nungguin ga? Ehehehe

Jan lupa vote comment yaa, kalo gak, ntar ku ngambek.

Okeh, bye.

Love, melanidhea


My FarabiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang