Bab 4 " I Don't Want Miss A Thing" (Kezia POV)

13.2K 630 2
                                    

"Daf, ada pensi disekolah Aksa Jaya nih. Mau nonton ga? Gue kebetulan ada temen nih di Aksa Jaya"

Ya, aku melihat kiriman poster pensi sekolah Rista di grup LINE ku. Bisa dibilang ini grup LINE anak-anak 'famous' kata orang diluaran sana. Tapi aku pun tidak tahu kenapa. Karna menurutku aku orang yang biasa-biasa saja, walaupun tidak jarang banyak orang yang tidak kukenal bahkan aku tidak pernah melihatnya menyapaku setiap mereka melihatku dimanapun itu. Aku hanya membalas sapaan mereka dan tidak lupa memberinya senyuman, karna aku tidak ingin mereka berpendapat buruk tentangku.

"Bolehlah.. kapan Kez?" Daffi menanggapi tanpa menoleh sedikitpun kearahku. Dia terlalu fokus dengan setir nya.

"Sabtu ini, di GOR Otista" aku sudah membayangkan acara itu dari tema yang dipakai tahun ini.

"Oh situ, yaudah ayo nonton. Lo pesen ya tiketnya, biar gue nanti yang bayar"

"Gausah, gue bayar sendiri aja" tolakku halus.

"Apaansi, gue kan cowo. Masa gue biarin lo bayar sendiri. Bisa dijewer bokap gue nanti."

"Apaansi, lagian bokap lo juga gatau kan kalo gue bayar sendiri."

Saat ini kami sedang dalam mobil perjalanan menuju Kafe Alaska. Menikmati suasana Kafe yang tidak bisa kutemukan di Kafe lain. Sebernarnya Kafe ini lumayan jauh dari rumahku, tapi kenyamanan yang disuguhkan Kafe ini memang tiada tara. Walaupun jauh, kami-aku dan Daffi- bisa dibilang sering kesini. Sampai-sampai para pelayan di Kafe ini mengenali kami.

"Yaudah si apa susahnya nerima tiket gratis." dia tetap kekeuh dengan pendiriannya

"Oke." aku tidak bisa memaksakan kehendakku, pasrah.

_________________________

"Hai, kamu belum tidur?" Aku tersenyum. Saat ini aku sedang melakukan video call dengan salah satu anggota di grup LINE anak-anak 'famous' itu, Agist Rinaldy. Kami beda selisih 2 tahun, dia 19 tahun dan sedang mengambil S1 jurusan kedokteran di salah satu Universitas ternama di Jerman.

"Yaudah aku tidur." balasku ketus.

"Eits.. baru juga video call-an, masa udah dimatiin." dia manampilkan wajah bersungutnya. Lucu.

"Ya kan kaka nanya, yaudah aku jawab. Aku sih sebenrnya udah ngantuk. Tapi ada orang ngeselin tiba-tiba video call."

"Yaudah maafin aku, kalo mau tidur gapapa.. mau kaka nyayiin?"

"Boleh deh." aku meresponnya dengan sumringah.

"Dasar anak kecil."

"Biarin, udah cepetan nyanyinya."

Dan suara merdunya mengalun indah menghantarkan ku ke alam mimpi. Lagu I don't want miss a thing dari Aero Smith membuat mataku semakin berat. Tak lama kemudian pandangan ku gelap semua. Dan alam mimpi mulai berdatangan menyapaku.

__________________________

"Oke, laporan per seksi mulai dari sie. Acara" aku memulai lagi rapat panitia kali ini tentunya ditemani Daffi disampingku.

"Kita sudah buat susunan acaranya, anggaran juga sudah dikasih ke bendahara"

Dan setiap seksi melaporkan segala sesuatu yang sudah mereka lakukan. Aku menambahkan hal-hal apa saja yang harus mereka lakukan dan tentunya memberikan deadline untuk hal tersebut.

"Jangan lupa sie. Design buat design yang akan kita pakai di proposal sponsor ya. Saya mau lusa designnya sudah jadi. Dan sekretaris juga harus menyelesaikan proposal lusa. Karna sudah lumayan banyak sponsorship yang ingin bekerja sama." Ucapku

"Jangan lupa, yang punya kenalan sponsor kasih tau ke saya atau ke Kezia ya" tambahan dari Daffi dan setelah itu rapat ditutup olehnya.

Seperti biasa, setelah pulang sekolah aku dan Daffi mampir sebentar di Kafe Alaska. Bercerita dan membahas materi pelajaran yang masih belum dimengerti.

Drrrt drrrt
1 pesan masuk ke smartphone ku
Kamu sudah makan? Pesan dari Ka Agist seperti biasa menanyakan itu

Lagi main di Kafe Alaska, lagi nyemil. Kaka gimana? Balasku

Tak lama kemudian getar panjang di smartphone ku menandakan panggilan masuk.

Ka Agist Calling...

Aku langsung mengangkatnya. Tidak ada canggung kepada Daffi, karna Daffi juga mengenal Ka Agist. Kami masih satu grup LINE juga asal kalian tahu.

"Kenapa?" Jawabku

"Gapapa, kangen aja. Lagi sama Daffi?" Aku mendengus mendengar jawabannya. Dia seperti hafal betul apa saja yang ku lakukan setiap harinya.

"Kalo tau ngapain nanya" Dan aku mendengar suara tawanya yang berat itu.

"Video call yuk, kaka mau lihat kalian" dia mulai memohon

"Nggak mau. Lagi pengen makan. Ganggu terus sih" sebenarnya aku cuma bercanda

"Jahat kan" aku tergelak. Kelakuannya selalu buat aku tertawa. Aku pun mematikan sambungan telepon kami. Dan aku langsung menghubunginya lewat video call.

"Hai" sapaku. Dia tersenyum sangat lebar, membuat aku ikut tersenyum.
Aku menyenderkan kepalaku dibahu Daffi. Agar ka Agist dapat melihat kami.

"Kalian belum balik kerumah?" Tanya ka Agist

"Belum lah. Kaya gatau si Kezia aja, dia mah suka keluyuran mulu" cerocos Daffi

"Apaan sih lo, sotoy kaya tukang somay"

Dan semua percakapan kami berlanjut terus sampai jam 5 sore.

---

Don't forget to vote and coment ya guys..

My FarabiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang