1. Kara dan Zoeya

30 9 31
                                    

Happy Reading^^
.
.
.

🍁

Foto-foto abstrak terpajang rapi di mading sekolah. Siswa-siswi langsung memenuhi koridor untuk melihatnya. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan jawaban di foto yang tersusun.

"Minggir gais, air dingin air dingin!"

"Ini jawabannya apa? Udah lama gue disini, tapi tetap ga bisa nebak. Jadi keliatan bodoh deh."

"Gue tau! Ini pasti ada kaitannya sama bintang sekolah. Apa jangan-jangan tentang gue?"

"Dih, mengpede aja. Gue sih lebih milih Zoeya ya."

"Iri bilang bos!"

"Iri? Sorry say gue mah i'm on the next level yeah."

"Lo-"

"Ayo ribut, gue mau jadi wasit."

Sahutan itu menunjukkan bagaimana kesalnya mereka dalam menebak foto-foto. Jika tidak untuk pementasan seni, mereka enggan di depan mading seperti orang bodoh. Sesuai peraturan yang diberikan pentas ini hanya boleh dihadiri oleh 1000 orang tercepat yang menebak teka-teki. Pementasan seni hanya diadakan setiap kali mendapatkan kunjungan dari pemilik sekolah.

Gadis dengan rambut sebahu dengan kacamata bulat melintas di antara rombongan padat. Melihatnya baru datang langsung tertawa mereka mengalihkan pusat perhatiannya.

"Ehem, ada apa?" tanyanya kikuk.

"Ini pasti ulahmu kan yang membuat teka-teki kurang ajar. Kami bukan Albert Einstein yang jenius." protes laki-laki dengan rambing pirang merah coklat.

Ia terkekeh menanggapi celetukan laki-laki itu. Menurutnya ini lucu, Anak SMA dari sekolah terbaik tidak mampu menebak teka-teki dari anak kecil yang berhasil dia wawancarai kemarin lusa.

"Ini sebenarnya gampang. Aku janji bakal jelaskan kalau sudah ada 1000 orang yang menebak," jawabnya.

"Ini sibinirnya gimping. Iki jinji bikil jilisin kilii sidih idi siribi iring ying minibik. Tidak waras kamu," ujar laki-laki tadi.

Mendengar ucapan itu mereka semua kembali tertawa. Laki-laki tadi biasa dipanggil Jaan sang musuh sejak kelas 11.

"Yaudah sih, aku kan udah kasih tahu," sengitnya.

"Aku mau ketemu bee dulu. Byee semua. Selamat menebak!" ucapnya lalu meninggalkan koridor.

Mereka sudah tidak asing dengan Bee yang dimaksud. Bee merupakan sosok laki-laki rupawan dan cerdas. Wajahnya sangat tampan seperti blasteran. Meski sebenarnya, laki-laki itu asli Indonesia. Hanya saja, sang ayah yang seorang pembisnis membuat mereka sering bolak-balik keluar negeri.

Askara Dean Putra Jenggala, putra kedua dari keluarga Jenggala ini memiliki sifat absurd. Askara hanya normal 2 kali seminggu, sisanya abnormal. Menurut mereka, ia itu sulit ditebak tindakannya. Kadang sesuai logika dan kadang diluar nalar. Orang yang aneh.

...

"Bee, sedang apa?" Gadis berambut sebahu itu masuk ke ruang makan khusus anggota OSIS tanpa mengetuk pintu.

Laki-laki yang dipanggil mengalihkan pandangannya dari buku. Alisnya menukik kesal, gadis ini melihatnya membaca buku apa tidak?

"Lagi buang air besar."

"Jorok ih. Kalau berak di WC sana kalau disitu ga bisa ngambang," ujarnya.

"Udah tahu aku baca buku kenapa masih bertanya sih?" Kara menutup bukunya kasar lalu berjalan ke arah gadis itu.

Segitiga SamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang