10

438 59 102
                                    

Maaf untuk semua typo!
(Gak sempat edit soalnya)

Selamat membaca :)

.

.

.

Waktu berjalan dengan sangat cepat. Sudah hampir lima bulan Taehyung terlelap. Aku bahkan sampai berpikir apa mimpinya begitu indah ? Mengapa Taehyung enggan membuka mata ? Apa dia tidak merindukanku ?

Ku elus perutku yang sudah semakin membesar, delapan bulan usia kandunganku. Itu berarti kurang lebih satu bulan lagi anak kami akan melihat dunia. Aku tidak lagi bolak balik ke kantor karena aku mulai merasa mudah kelelahan. Jadi untuk semua urusan kantor aku mempercayakannya pada sepupu Taehyung. Kim Jimin.

"Taehyung..." Aku genggam tangan dingin pria itu sambil mengelus punggung tangannya dengan lembut. "Bagaimana hari ini ? Apa kau masih belum merindukanku ?" Tanyaku pelan.

"Kau tahu... Sebentar lagi aku melahirkan. Kau bilang ingin menemaniku bukan ? Tapi... Kenapa kau belum bangun juga, sayang ?" Aku mengecup punggung tangannya, lalu ku arahkan tangannya untuk mengelus perut buncitku. "Kau merasakannya ? Dia menendang lagi.." aku tersenyum tipis. "Baby.. sepertinya sangat merindukan ayahnya. Dia ingin kau menyapanya lagi." Aku terus bicara sambil sesekali menghapus air mataku yang tiba-tiba mengalir. Selalu saja seperti itu di saat aku mulai mengajak Taehyung bicara.

"Maaf karena aku menjadi cengeng belakangan ini.. tapi.. aku.., aku hanya sangat rindu padamu, Tae. Hiks... Sangat sangat rindu. Bangunlah sayang. Ku mohon.." aku kembali terisak pelan. Ku tenggelamkan wajah di sisi ranjang Taehyung sambil memeluk tangan pria itu.

"Menangis lagi ?"

Aku mengangkat kepalaku dan menatap Jungkook dengan mata sembab.

"Bukankah dokter sudah mengatakan untuk jangan terlalu sering menangis ?" Tanya Jungkook pelan. "Aku tahu kau merindukan Kak Taehyung. Tapi jika dia tahu bahwa kau menangis hampir setiap jam, dia pasti akan marah."

"Aku tahu." Balasku. Ya dokter memang mengatakan padaku untuk jangan terlalu sering menangis dan bersedih karena itu akan berpengaruh pada kandunganku. Tapi terkadang aku tidak punya cara lain untuk meluapkan rasa rinduku selain menangis.

"Kalau tahu jangan di ulangi lagi. Atau nanti aku akan adukan pada Kak Taehyung bahwa kau selalu membuat anak kalian bersedih saat masih di dalam kandungan."

Aku mencebik kesal, apa-apa Jungkook ini pikirku. "Aku kan sedih juga karena merindukannya.." gumamku pelan sambil melirik Taehyung.

"Ya. Aku tahu. Tapi kau harus kuat untuk anak kalian Sohyun."

Aku terdiam sesaat. Lalu memilih menghampiri Jungkook yang sedang sibuk mengeluarkan beberapa makanan yang tadi dia beli.

"Terimakasih karena selalu mengingatkanku, dan juga menemaniku." Ucapku tulus sambil mengambil satu potong sosis dengan sumpit lalu memakannya. "Eum, ini enak." Aku memilih duduk di sofa sambil menikmati makan siang.

"Hem. Makanlah yang banyak. Aku akan kembali ke kantor."

"Eh ? Kau tidak makan ?" Tanyaku bingung saat melihat Jungkook sudah bersiap untuk pergi lagi.

"Aku akan makan di kantor."

"Ah..  Baiklah, terimakasih Kook."

.

.

.

Pukul empat sore, aku memutuskan pulang sebentar untuk mengambil beberapa pakaian. Namun saat di perjalanan aku begitu terkejut mendapati bibiku berdiri di depan pagar rumah kami.

About You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang