03

305 67 27
                                    

:')

Maaf untuk semua typo.
Selamat membaca! :)

.

.

.

.

Setelah malam itu, aku dan Taehyung mencoba menjalani hari-hari seperti biasa. Ya, walaupun saat sedang sendiri aku sering menangis kala mengingat apa yang terjadi pada suamiku.

"Sayang..." Aku terkejut lalu menoleh ke arah sumber suara, Taehyung baru saja turun dari tangga dengan setelan jas yang sudah rapi.

Aku tersenyum, "Kemarilah, aku sudah siapkan sarapan." Ajakku.

Taehyung meletakan tasnya di atas meja lalu duduk di kursi sambil tersenyum. "Terimakasih, sayang." Katanya sebelum melahap sarapannya.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Ku topang dagu dengan sebelah tangan sambil menatap Taehyung yang sedang menikmati sarapannya.

"Eii, berhentilah menatapku saat aku sedang makan, nanti aku tersedak." Ucap Taehyung main-main.

Aku terkekeh pelan, "Kau menggemaskan saat sedang makan, Tae."

Taehyung cemberut, namun tetap melanjutkan makannya. Menggemaskan sekali, aku jadi ingin mencubit pipinya. "Tae, jika pekerjaanmu sudah selesai. Jemput aku di cafe ya, kita jadi ke rumah sakit 'kan hari ini ?"

Taehyung memperlambat gerakan mulutnya, lalu mengangguk. "Baiklah."

Aku tersenyum tipis, kami harus mengambil beberapa obat penahan rasa sakit dan juga aku ingin bertanya langsung kepada dokter Min perihal keadaan suamiku.

.

.

.

Aku memeriksa beberapa pemasukan dan pengeluaran bulan ini. Cafe yang di dirikan olehku dan Taehyung dua tahun yang lalu cukup ramai.

"Nyonya Sohyun, ada yang ingin menemuimu."

Aku berbalik, menatap salah satu karyawanku. "Siapa ?" Tanyaku penasaran sambil melepas apron di pinggangku.

"Saya tidak tahu nyonya, sepertinya ini pertama kalinya di ke sini."

Dahiku mengernyit, pertama kali ? "Baiklah, terimakasih." Ucapku sebelum keluar dan menemui orang itu.

Aku tersenyum tipis saat mengetahui siapa yang tengah berdiri di dekat meja kasir. "Kak Namjoon !?" Aku menghampiri pria tinggi itu. "Ada apa kak ? Tidak biasanya kau ke sini."

Namjoon tersenyum memperlihatkan lesung pipi di wajahnya, "Ah, Sohyun-ah. Begini, ada yang perlu aku bicarakan."

"Kalau begitu ayo masuk." Aku mengajak Namjoon masuk ke ruangan pribadiku di cafe.

"Em, sepertinya sangat penting. Apa yang membuat kakak sampai menemuiku di cafe ?" Tanyaku setelah kami tiba di ruanganku.

Namjoon terlihat sedikit gusar, kedua tangannya saling berpaut. "Em, Sohyun-ah, boleh aku minta bantuanmu ?" Katanya setelah beberapa detik diam.

Aku mengangguk, "Tentu saja."

"Ini tentang Jungkook." Pria di depanku ini sengaja menjeda kalimatnya lalu menatapku penuh harap "Bisa kau bantu aku membujuknya ?"

Aku mengangkat sebelah alisku, "Membujuk ?" Ulangku memastikan, "Memangnya dia kenapa, Kak ?"

Terdengar helaan napas sedikit berat dari Namjoon, sebelum dia kembali bersuara, "Bujuk dia untuk tetap bekerja di Seoul. Perusahaan ayahnya sangat membutuhkan dia sekarang."

About You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang