00 : 10 - first date

1K 179 40
                                    

◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈

"Sekarang ceritakan kenapa kau bisa sama Jahad!" Eduan langsung menarik [Name] ke kamarnya, sengaja agar mereka bisa bicara empat mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang ceritakan kenapa kau bisa sama Jahad!" Eduan langsung menarik [Name] ke kamarnya, sengaja agar mereka bisa bicara empat mata.

Pandangan [Name] ke sana ke mari, tidak ingin menatap mata Eduan.

"[Name]... jawab aku."

[Name] menghela napas. Saat ini Eduan berbicara dengan nada sangat lembut, menandakan bahwa dia tidak menerima penolakan.

"Kau ingat saat kita lagi di Lantai 63? Saat itu aku minta saranmu karena mau nembak Hon, kan?"

Eduan mengangguk. "Ah, yang aku menyuruhmu mabuk?"

Tanpa sadar [Name] memutar bola matanya, masih kesal karena dia bisa-bisanya mengikuti saran sesat Eduan.

"Yah, kau benar." [Name] membasahi bibirnya. "Malam itu, bukannya mengungkapkan perasaan pada Hon, aku malah mengungkapkannya pada Jahad."

Eduan mengerjapkan matanya berulang kali. "Jadi... kau salah orang?"

[Name] mengangguk, sudah pasrah dengan ejekan yang pasti akan dilontarkan oleh Eduan. Namun bukannya tertawa dan mengejeknya, Eduan malah memegang pundaknya---membuat mereka berdiri berhadapan. "Apa ini ulahku?"

[Name] menatap Eduan seolah dia baru saja menumbuhkan dua kepala. "Tumben banget responmu serius gini. Kau tidak salah makan, kan?"

"Aku serius [name]!" Eduan menggigit bibir gelisah. "Dengar... kau tidak perlu menjalani hubungan ini dengan terpaksa, jadi kau bisa putus dengannya sekarang."

"Tidak mau."

"Kenapa?" Eduan terperangah.

"Se- sepertinya aku mulai menyukainya..." [Name] menunduk, menghindari mata Eduan.

Sebenarnya [Name] belum tahu perasaannya sendiri, tapi jika disuruh putus dengan Jahad, dia juga tidak mau.

"Tidak boleh! Kau tidak boleh menyukainya!"

[Name] menjauhkan dirinya dari Eduan, lalu menatapnya lagi. "Hah... kau tidak bisa melarang perasaanku, Eduan! Lagipula apa masalahnya? Kita sudah mengenal Jahad selama bertahun-tahun-"

"Karena sudah mengenalnya bertahun-tahun lah, yang menyebabkan kita tahu seluruh tabiatnya! Dia bukan orang baik, [Name]!"

[Name] menyandarkan tubuhnya di dinding. "Aku yakin kita semua bukan orang baik," satu sudut bibirnya terangkat, "memangnya orang baik mana yang rela membunuh orang lain demi tujuan diri sendiri?"

Senyap.

"Perlu kuingatkan lagi..." Eduan maju beberapa langkah mendekati [Name], lalu memegang dagu perempuan itu hingga membuat mereka bersitatap, "Jahad pernah hampir membunuhmu."

𝗳𝗹𝗮𝘀𝗵 • ᥫ᭡ 𝗃𝖺𝗁𝖺𝖽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang