00 : 13 - tragedy

1K 170 30
                                    

◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈

◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mati konyol!

Aku terbangun, lalu meringis saat mataku terasa sakit karena cahaya yang diterima.

Aku mengerjapkan mata, terdiam sebentar untuk mencerna situasi. Apa yang sebenarnya terjadi? Ingatanku kacau berantakan. Sebenarnya mana yang nyata?

Aku menggerakkan tangan kananku yang terasa kaku, lalu mengernyit ketika merasakan punggung tanganku basah.

Air apa ini?

Tatapanku bergulir, dan mendapati Jahad yang sedang berlutut di sisi ranjang sambil mengusap matanya.

Dia kenapa?

"Kau sudah bangun?" suara Jahad terdengar parau, seolah dia baru saja melewati hari-hari yang sangat melelahkan.

"A-" aku langsung menyentuh leherku, tenggorokanku sangat kering, aku bahkan tidak bisa bersuara dengan benar.

Jahad langsung bangkit dan mengambil air dari nakas. Lelaki itu membawaku duduk bersandar dan membantuku minum.

Aku menghela napas lalu mataku mengikuti setiap pergerakan Jahad, dari menaruh kembali air di nakas sampai kembali berlutut di sisi ranjang.

"Apa yang terjadi?" bisik [Name].

"Kau sekarat ketika menemui Administrator Lantai 100 untuk melakukan kontrak keabadian..." Jahad menghentikan ucapannya sebentar, seolah kata yang ingin diucapkan akan menyakitinya, "Administrator Lantai 100 tiba-tiba saja langsung menyerahkanmu pada kami tanpa penjelasan apapun. Keadaanmu begitu parah, dengan mata, telinga, dan mulut yang terus mengeluarkan darah, tubuhmu juga mendingin, denyut nadi dan detak jantung juga berhenti, seolah kau sudah mati."

Aku terdiam.

"Kami semua murka, meminta penjelasan pada Administrator kenapa kau jadi seperti ini, tapi jawaban yang kami dapat hanyalah; ini adalah keinginannya sendiri."

Jahad menatap [Name] tepat di matanya. "Aku tidak mengerti, keinginan apa yang dimaksud?"

Aku masih diam, berusaha mengingat pertemuanku dengan Administrator Lantai 100 saat itu.

"Dia yang mengendalikan Menara adalah eksistensi yang bahkan tidak pernah kau bayangkan. Kekuatannya hampir setara dengan Dewa. Dia juga diberikan otoritas luar biasa terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita. Dia mampu "menulis" cerita yang tidak dapat dihapus atau diganti."

"Seperti yang aku katakan tadi, Axis adalah seorang penulis---sang pengendali cerita. Setiap Axis mempunyai kekuatan menghasilkan ruang di sekitar mereka, sebuah kekuatan unik yang tidak dapat ditolak atau dinetralkan. Di bawah spesifikasi kemampuan ini, Axis dapat mengendalikan beberapa aspek kenyataan dalam lingkungannya. Axis umumnya mempunyai kemampuan mengendalikan realita atau kenyataan dalam ruang dengan jumlah yang terbatas di sekitar mereka."

𝗳𝗹𝗮𝘀𝗵 • ᥫ᭡ 𝗃𝖺𝗁𝖺𝖽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang