Love Me? - Harry Styles

412 23 18
                                    

Request dari psychouple hehe
Maaf kalo aneh dan random.

-

Bila menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya dengan perlahan. Ia tersenyum dan mengetuk pintu rumah kekasihnya, Harry.

Tidak ada jawaban.

Dengan sabar Bila mengetuk kembali pintu rumah Harry sambil tersenyum.

Mungkin belum bangun, batin Bila.

Bila mengangkat tangannya untuk kembali mengetuk pintu rumah Harry. Namun, belum sempat Bila mengetuk pintu, seseorang membuka pintunya. Senyum Bila melebar saat melihat Harry berdiri di depan pintu.

"Selamat pagi, aku membawakan sarapan untukmu, Harry." Bila menyodorkan kotak bekal berwarna biru kepada Harry. Harry hanya menguap lebar dan memberikan tatapan sinis. Ia masuk rumah dan menutup pintu, ia bahkan membiarkan Bila mematung disana.

"Aku tidak butuh sarapan darimu, pergilah Bila." Ujar Harry dari balik pintu rumahnya. Samar-samar terdengar langkah kaki menjauh di dalam rumah. Bila hanya menghembuskan nafasnya kasar dan tersenyum paksa.

Ia meletakkan sarapannya di depan pintu rumah Harry dan berteriak, "Sarapannya ada di depan pintu rumahmu, Harr. Kau bisa mengambilnya, aku pulang dulu."

--

Cuaca pada hari senin pagi ini tidak cukup bagus. Angin yang berhembus dapat membuat Bila menggigil pelan. Walaupun begitu, ia tetap akan pergi ke rumah Harry untuk berangkat ke sekolah bersama.

Setelah sampai di rumah Harry, Bila duduk di depan pintunya untuk menunggu Harry keluar. Hanya butuh waktu 5 menit, Harry keluar dari rumah dan mengunci pintunya. Bila berdiri dan memasang senyum manis khas miliknya.

"Selamat pagi, Harry." Bila mengikuti Harry yang berjalan menuju mobilnya. Harry hanya melirik Bila sekilas dan menatapnya kesal.

"Untuk apa kemari? Aku tidak memberimu tumpangan kau tau." Senyum Bila luntur seketika, namun ia berusaha untuk kembali tersenyum.

"Aku tidak ingin tumpanganmu, aku ingin kita pergi bersama-sama." Harry tidak memperdulikan Bila, melainkan masuk ke dalam mobil hitam miliknya. Ia menyalakan mesinnya perlahan dan memalingkan wajahnya ke Bila.

"Itu sama saja. Lagipula, bukannya kau punya mobil sendiri? Pergi saja sendiri."

Bila menunduk menatap sepatu miliknya, "Mobilku rusak dan aku-"
Sebelum Bila menyelesaikan perkataannya, Harry sudah menjalankan mobilnya dan meninggalkan Bila bersama angin yang menerpa wajahnya.

Bila berjalan dengan perlahan menuju sekolahnya. Bila menahan tangisnya, ia tidak seharusnya seperti ini.

"Aku yang salah memang," Bila tertawa hambar sambil menundukkan kepalanya, "Mengapa aku memaksanya untuk jalan bersama? Hahaha, idiot Bila."

Bila merasakan air matanya mengalir di pipinya. Bukankah ia sudah terbiasa dengan sikap dingin Harry? Apa yang perlu di tangisi?

Bila menghapus air matanya dan tersenyum. Ia melanjutkan perjalanannya ke sekolah di temani angin yang berhembus. Setelah menghabiskan 10 menit untuk sampai di sekolahnya, Bila segera mempercepat langkahnya untuk menuju kelas. Ia segera menuju bangku di sebelah sahabatnya, Lucy.

"Hey Lucy." Sapa Bila sambil duduk di bangkunya. Lucy menoleh ke arah Bila dan tersenyum memamerkan giginya.

"Oh, hey Bila." Lucy meyipitkan matanya mencoba mengamati Bila, "Kau habis lari marathon? Sampai banjir keringat seperti itu."

Lucy mengeluarkan sapu tangan abu-abu miliknya dan memberikannya pada Bila. Sahabat yang baik.
Bila menerimanya dan mengusapkannya ke wajah putih miliknya. Ia mengembalikkan sapu tangan Lucy dan berterima kasih. Bila menoleh ke arah kiri dan menemukan Harry tengah tertawa bersama temannya. Atau bahkan sahabatnya.

"Bila," yang di panggil pun menoleh ke arah sumber suara, Lucy. Lucy sedang menatapnya dengan tatapan serius. Bila menaikkan satu alisnya bingung.

"Ya, Lucy?"

Lucy menarik nafasnya, "Aku ingin memberitahukanmu sesuatu, tapi sebelumnya kau harus berjanji?"

Bila terkekeh pelan, "Janji apa?"

"Jangan sedih, ini tentang Harr-" bel berbunyi sebelum Lucy menyelesaikan ucapannya. Bila mengangkat bahunya dan memalingkan wajahnya ke depan.

Mungkin waktunya belum tepat.

--

Bel pulang baru saja berbunyi. Harry mengambil tasnya dan berjalan keluar kelas sambil berbicara dengan Niall-sahabatnya. Sedangkan Bila, ia mengambil tasnya terburu-buru dan menyusul Harry. Ia memasang senyum terbaiknya untuk Harry, hanya untuknya.

"Selamat siang, Harry." Bila menyentuh pundak Harry dari belakang. Reflek, Harry dan Niall menoleh ke arah belakang.

Niall menutup mulutnya mencoba menahan tawa, "Ops, aku harus pergi, Harry. Sampai jumpa!"

"Jangan Ni- ah, sial." Harry menghembuskan nafasnya gugup dan menatap Bila, "We need to talk, right now."

Tanpa menunggu jawaban Bila, Harry menarik tangan Bila menuju taman sekolah yang memang sepi. Harry memegang kedua pundak Bila hingga mereka berdua berhadapan, bahkan bertatapan.

"Aku mohon dengarkan apapun yang aku bicarakan." Harry menatap Bila dengan tatapan yang susah di artikan. Bila melihat tatapan kesal, kesedihan, dan penyesalan. Oh benarkah kesedihan dan penyesalan?

"Baik."

Harry mengambil nafasnya dalam, "Aku minta maaf,"

"Untuk apa?" Bila menatap Harru bingung.

"Kita berakhir." Dengan begitu, Harry melangkahkan kakinya menjauh dari Bila yang mematung. Bahkan Bila tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Bila menatap kepergian Harry yang perlahan menjauh. Matanya melebar saat melihat sebuah mobil melaju kencang ke arah Harry. Bila berlari kencang menuju Harry dan mendorong tubuhnya. Harry tersentak kaget saat melihat mobil itu menghantam tubuh mungil Bila.

"Bila!"

--

Harry menggenggam tangan Bila erat. Ini sudah hari ke 3 sejak Bila tidak sadarkan diri. Dan sudah 3 hari pula Harry menyalahkan dirinya sendiri.

"Bila kumohon. Bangunlah untukku, kumohon." Harry mengusap pelan pipi Bila.

Harry mengusap wajahnya kasar. Tidakkah ia sadar bahwa Bila begitu mencintainya? Tidakkah ia sadar bahwa Bila selalu ada untuknya?

Tapi dengan bodohnya, Harry melepas gadis itu.

Bodoh, bodoh, bodoh.

Harry kembali menggenggam tangan Bila erat seraya tidak ingin melepasnya.

"H-harry."

Ia menoleh melihat ke arah Bila berharap ini bukan sebuah mimpi. Harry tersenyum lebar saat melihat Bila menatapnya.

"Bila! Apa yang kau pikirkan sampai kau menolongku?"

"Kau lupa kalau aku mencintaimu?" Bila tersenyum masam pada Harry.

Harry tersenyum, "you know what? You make me fall in love with you."

-

Semoga sukaa yaaa!

HA HA HA. Ini os pertama gue jadi maaf kalo aneh, bahasanya aneh, bahasa inggrisnya hancur:'

-psychood

one shot [request]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang