too late ;; divahoran

272 23 6
                                    


written by: psycho-muke and gloomylarry

+

ashton berdiri di depan pintu sebuah kamar rumah sakit yang berwarna abu-abu suram. kedua tangannya yang berkeringat memegangi kereta bayi yang dia bawa dengan sangat kencang. 

sepasang anak kembar yang masih balita sedang tertidur di dalam kereta bayi tersebut. mata mereka menutup dan wajah mereka terlihat sangat damai. suara dengkuran kecil yang terdengar layaknya nyanyian malaikat yang menenangkan keluar dari mulut mereka berdua. 

butir-butir keringat menuruni pelipis ashton. dia menatap pintu yang ada di depannya sekali lagi, untuk memastikan kalau itu adalah pintu yang tepat.

kamar 1127, itu yang dikatakan suster yang ada di bagian resepsionis tadi.

jantung ashton kembali berdegup dengan sangat kencang. tangan ashton bergetar saat memegang kenop pintu—sehingga perlu sedikit waktu bagi ashton untuk bisa membuka pintu itu dengan benar.

bau antiseptik dan obat-obatan langsung menguar dari dalam ruangan. yang terdengar di dalam ruangan itu hanyalah suara monitor jantung yang mengeluarkan suara bip bip kecil yang lemah—dan suara nafas ashton yang berat.

ashton berjalan memasuki ruangan tersebut sambil mendorong kereta bayi yang dia bawa. tatapannya langsung jatuh pada seorang perempuan yang terbujur kaku di atas tempat tidur rumah sakit. berbagai macam peralatan kesehatan berada di sekelilingnya. wajahnya pucat dan tidak ada rona di pipinya. pergelangan tangannya dibalut dengan perban. hidungnya dipasangkan alat bantu pernafasan yang dihubungkan dengan tabung oksigen yang berada di atas kepalanya.

mata ashton langsung membulat kaget. rasanya seperti ada sebuah truk yang menabraknya saat dia mengenali wajah familiar yang terbaring disana.

bibir ashton bergetar.  ia menengadah dan menutup matanya—mencoba menghentikan air mata yang sudah berada di pelupuk mata. 

kakinya terasa sangat lemas. pegangannya pada kereta bayi terlepas dan ia jatuh berlutut di atas lantai. kedua tangannya menutupi wajahnya—dan dia pun menangis tersedu-sedu. ashton lalu mendongak dan dengan bibir yang bergetar—ashton  mengatakan satu patah kata yang selalu terlintas di pikirannya selama puluhan tahun.

"d-diva..."

flashback |


mereka bertemu di sebuah pesta. 

saat itu ashton dan diva berumur 16 tahun. kali ini ashton berdiri di depan pintu sebuah rumah yang megah. suara musik edm dan suara tawa orang-orang terdengar dari luar rumah. 

ashton mengecek penampilannya sekali lagi. setelah memastikan bahwa kemeja flannel-nya sudah dilipat dengan rapi, ashton lalu membuka pintu dan melangkah masuk.

suara musik edm langsung terdengar dari dalam ruangan. bau bir dan alcohol yang menyengat menusuk hidung ashton. hal yang pertama kali ashton lakukan adalah pergi ke bar untuk mengambil minuman.

dan dari situlah awal pertemuan mereka.

saat ashton sedang menuangkan bir ke dalam gelas, dari ekor matanya, dia melihat seorang gadis yang berdiri di pojok ruangan. gadis itu adalah diva. diva berdiri disana dengan segelas fruit punch di tangannya. 

berbeda dengan gadis-gadis yang ada di pesta itu, diva hanya mengenakan jeans longgar dan sweater. rambutnya hanya digerai dan tanpa memakai hiasan apa-apa. keberadaannya pun tampaknya tidak begitu diperhatikan oleh orang-orang yang ada disana—kecuali ashton.

one shot [request]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang