haiii nungguin yakh 😭
maaf gaes aku sibuk sekul biasalah anak perkantoran hari harinya dipenuhi surat menyurat :')selamat membaca ges ♡
*****
"Pokoknya aku nggak mau keluar kamar sebelum dia pulang!"
"Astaga, nak! Takara udah lama nggak ada, dia pergi ninggalin kamu, jangan terus-terusan berharap sama dia dong! Buka mata kamu! Dia nggak baik buat kamu!"
"Aku nggak peduli pokoknya aku nggak mau ngapa-ngapain kecuali Papa dan Mama bawa Taka kesini!"
Kedua orang tua itupun semakin cemas saat mendengar bunyi pecahan kaca dari dalam kamar serba ungu pastel. Mereka saling adu pandang sambil mengepalkan tangan berdoa agar tak terjadi hal-hal buruk.
"Nak ayo buka pintunya!"
"Mama mohon jangan sakitin diri kamu sendiri!"
Senyap sekali sehingga rumah mewah itu di dominasi oleh bunyi jarum dinding. Sang kepala keluarga mengambil ancang untuk mendobrak paksa pintu.
BRAK!!
Dengan napas tersendat mereka masuk namun...
"ZALICA?!"
Putrinya kabur lewat jendela dan hanya meninggalkan surat yang ditulis asal serta duka bagi kedua orang tua.
****
"Kak Jean, bang Eren ada sama kakak nggak?"
"Kelas kita udah selesai dari lima belas menit lalu Fal."
"Hm yaudah deh makasih ya."
Tuttt
Falco meremas jari menunggu Eren di parkiran sekolahnya. Dia bulak-balik memeriksa ponsel menunggu kabar dari Eren, tapi tetap saja abang kandungnya itu tak meninggalkan pesan apapun.
"Ish balik aja lah!" Falco memutuskan untuk pergi dari sekolah, masa bodoh dengan Eren, dia tak mau ambil resiko menunggu hingga petang.
"Eh Falco!!"
Tapi saat ingin melajukan motor, tiba-tiba Falco dipanggil seseorang. Falco menolehkan kepala dengan mata sedikit menyipit. "Siapa tuh?"
Sosok itu berlari mendekat lalu menepuk bahu Falco akrab. "Yo! Udah lama nggak liat nih!"
"Kak Porco...." Porco menunjukkan deretan gigi rapinya, Falco hanya mengalihkan wajah.
"Eh si Eren kemana?" tanya Porco.
"Pulang duluan mungkin," balas Falco.
Keduanya mendadak diam, Falco sangat canggung di depan laki-laki tersebut.
Falco berdeham lalu melirik Porco sekilas. "Kak kok bisa disini? Mau ketemu siapa?" tanya Falco.
Porco menaruh sikunya di stang motor dan membuat gestur berpikir. "Hmm, mau jemput pacar gue." Falco mengangguk singkat. "Pacarnya cewek atau cowok?"
"Pfft, cewek lah Fal! Gue mah straight!" ujar Porco dibarengi kikikan. Falco tersenyum kecil. "Yaudah, pulang duluan ya kak."
"Iya dek!" Lagi-lagi Porco tertawa kecil. Falco langsung melajukan motornya meninggalkan pekarangan sekolah.
****
Sampai di halaman rumah Falco buru-buru memarkirkan motor dan melesat ke dalam rumah. Falco mencari Eren di kamarnya, lalu ke dapur, kemudian tempat jemuran dan terakhir di kamar mandi tapi nihil. Abangnya itu menghilang!
"Ck! Kemana sih...." Falco mulai cemas, wajahnya berkeringat dan tangannya bergetar. Tak biasanya Eren meninggalkannya tanpa kabar.
"Abang...." lirih Falco sendu. Falco kemudian duduk di ruang tv untuk menenangkan pikiran buruknya. Tetapi seperti ada yang janggal....
"Eh, tunggu...."
Falco menoleh lalu menunduk, tiba-tiba wajahnya blank. "LIYU MANA?!"
Falco berdiri dan berlarian mencari Liyu sambil berteriak-teriak namun tetap saja suara meong tak ia dengar.
Sebenarnya ada apa?!
Pikiran-pikiran buruk semakin mengerumuni benaknya. Mungkinkah Eren diculik seseorang? Bagaimana dengan Liyu? Apakah Liyu digigit anjing liar hingga tewas? Falco menggeleng membuang jauh-jauh pemikiran tak logis tersebut. Dia harus tetap tenang dan berpikir sehat.
*****
"Hm jadi Ragdoll itu makannya apa?"
"Sheba, inaba, purina, royal canin."
"Makan ikan tongkol boleh nggak ya?" Laki-laki berpakaian celemek berlogo kucing melesatkan pukulan kasar di kepala Eren.
"Ouch!" Eren mengusapi rambutnya. "Sakit Levi...." Levi hanya berdecih cuek.
Eren pulang kampus tadi, langsung melesat ke rumah dan membawa Liyu ke pet shop tempat Levi bekerja tanpa mengabari Falco. Dia akhirnya tahu harus PDKT mulai darimana. Terima kasih kepada teman-temannya yang telah memberikan dare memelihara kucing. Dia bisa jadikan Liyu alasan untuk bertemu Levi setiap hari.
Faktanya, Levi dan Eren sudah saling kenal sejak OSPEK. Namun baik Levi maupun Eren sama-sama sulit berinteraksi. Eren paling malas untuk mencari topik pembicaraan, sedangkan Levi tak akan bicara jika tak diajak bicara.
"Kamu kapan pulang?" tanya Levi sinis.
"Pulang ketempat kamu!" jawab Eren asal. Levi menatapnya tajam. "Hah?"
Eren tertawa kikuk, ternyata Levi lebih seram dari yang ia duga. "Becanda." Levi kembali berdecih.
Meong~
Eren menunduk, Liyu sedang mendusal di antara kedua pahanya, mengundang pekikan gemas Eren. Liyu itu wajahnya galak namun kontras dengan perilakunya yang senang bermanja-manja dengan Eren dan Falco.
Levi berjongkok dan memberikan Liyu camilan, Liyu melahapnya sontak mata Eren terbuka lebar. "Kalo gue yang ngasih makan kok ogah-ogahan ya...."
Levi berdeham remeh. "Tangan kamu bau," ledeknya. Eren melirik Levi dengan alis terangkat lalu menyodorkan telapak tangannya di depan wajah Levi. "Cium nih wangi begini!"
"Hah? Awas!"
"Cium dulu!"
"Fuck Eren!"
*****
gaes ada yang main genshin ga ya....?
KAMU SEDANG MEMBACA
kating | ereri
FanfictionMengisahkan seorang maba yang jatuh cinta dengan kating. Apakah Eren yang buaya darat itu mampu menaklukan hati kating farmasi tersebut meskipun selalu di cueki dan di abaikan berkali-kali? The characters belong to Hajime Isayama, Shingeki no Kyojin...