12.» Cloying

60.2K 5.1K 348
                                    

Cloying [Melakukan hal bodoh, menjijikkan. Sama seperti cheesy/murahan]

"I screwed up."

~Agraven Kasalvori~



Sinar mentari pagi menembus sebuah kamar. Hal itu membuat salah satu penghuninya merasa terganggu tidurnya.

Matanya perlahan terbuka. Pandangan pertama yang ia lihat adalah sosok rupawan yang masih terlelap di hadapannya.

Kilasan kejadian tadi malam kembali menyerang pikirannya. Tidak terasa matanya kembali menumpahkan cairan bening. Ia duduk dengan perlahan agar orang di sampingnya tidak terbangun. Ia takut jika orang tersebut terbangun akan melakukan sesuatu kepadanya.

Dia Azalea Kananta. Gadis yang tadi malam kehilangan kehormatannya sebagai wanita. Pria di sampingnya, lah, yang merenggutnya. Dia Agraven Kasalvori.

Sesuatu yang Aza jaga selama ini untuk suaminya kelak telah Agraven renggut.

Hubungan yang dilarang sebelum adanya ikatan pernikahan Agraven lakukan kepada Aza.

Hanya dengan satu malam, Agraven berhasil membuat hidup dan masa depan Aza hancur.

Tubuh polosnya Aza tutupi dengan selimut.

"Hiks ... hiks, Ma, Pa. Aza kotor hiks." Isakkan kecil meluncur dari bibir gadis itu.

Agraven  laki-laki kejam.

Agraven laki-laki brengsek.

Agraven laki-laki yang menakutkan.

Agraven laki-laki tak berperasaan.

Itulah yang Aza tau tentang Agraven. Ia tidak mau tau lagi apapun tentang laki-laki itu. Sejak tadi malam, ia telah sangat membenci Agraven.

Aza bersandar di kepala ranjang. Sebisa mungkin ia meredam tangisannya agar Agraven tidak terbangun. Ia ingin kabur secepatnya.

Tangisan pilu dari gadis tersebut tidak bisa ditahan. Ia tidak bisa menahannya lagi. Hidupnya telah hancur sejak kematian kedua orangtuanya sekaligus dan sekarang hidupnya bertambah hancur.

Sesuatu yang paling berharga yang ia jaga selama ini telah direnggut paksa oleh laki-laki brengsek di sampingnya.

"Kenapa kamu jahat sama Aza? Aza salah apa, hiks ...."

"Aza harus apa sekarang? Jika Vanna dan Afka tau ... mereka bakalan jijik sama Aza."

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya kuat. Ia tidak bisa membayangkan hal yang akan terjadi kepadanya sekarang dan ke depannya. Apa yang harus ia lakukan?

Dia bukanlah lagi seorang gadis. Bagaimana kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kepadanya nanti? Bagaimana jika ia hamil?

Aza menjambak rambutnya dengan kuat. Tidak ada lagi yang bisa diharapkan dalam hidupnya. Aza benar-benar merasa hancur. Ia kehilangan arah hidup yang selama ini berusaha ia tata. Usahanya untuk bangun dari keterpurukan beberapa tahun silam seakan-akan sia-sia. Dan itu karena laki-laki di sampingnya.

"Hiks ...."

"Enggak ada lagi yang tersisa. Aza u-udah nggak punya apa-apa. Aza hancur hiks ...."

"Sekarang harus apa, hiks? Mau mati ... Aza mau mati!"

"MAU MATI!"

"ENGGAK ADA LAGI!"

"A-aza mau mati, Ma. Aza nggak sanggup lagi, Aza udah nggak tau lagi mau apa. Aza mau ikut kalian hiks ...."

AGRAVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang