Maaf ya kalo cuma sedikit, lagi banyak kegiatan nih...
Happy reading^^**
Setengah jam lagi bel pulang sekolah akan segera berbunyi. Detik demi detik, menit demi menit, jam itu terasa melakukan pertunjukan slow motion. Aku memerhatikan Pak Sani, guru sejarah itu, dengan malas dan terpaksa. Pelajaran sejarah di jam-jam terakhir itu sangat membosankan, ditambah lagi dengan suaranya yang membuat mataku semakin bersayup-sayup.Lemparan kertas itu membuyarkan lamunan ku. Aku menengok ke segala arah dan di barisan pojok tengah terlihat Ian yang melambai-lambai dengan nyengir lebarnya, dan memberikan isyarat untuk membaca kertas itu. Aku mengambil kertas itu dan mulai membacanya.
"Jangan lamunin gue, Din. Itu perhatiin Pak Sani lagi nerangin!"
Aku mengeryitkan kening. Heran. Siapa juga yang lagi lamunin dia?
"Ihhh... Males banget deh ngelamunin lo! Gak penting banget."
"Ngaku aja deh ah. Ohya, ntar jangan lupa yaa, Din. Gue tungguin di parkiran belakang sekolah!"
Sebelum berhasil membalikan lemparan kertas ke arah ku. Pak Sani menoleh, dan memergoki Ian.
"Iann.." Teriak Pak Sani sambil menunjuk ke arahnya.
Aku lihat sekilas wajahnya menjadi memerah bagaikan kepiting rebus, aku tergelak-gelak dalam hati. Ingin rasanya menertawakan dia pas didepan wajahnya. Ia selalu seperti itu jika sedang panik, maupun gugup.
"Kamu ngapain main lempar-lemparan kertas di jam pelajaran berlangsung! Mana sini kertasnya kasih ke bapak!" Perintah Pak Sani.
Ian memberikan kertas yang sudah lecek itu kepada guru. Pak Sani membukanya secara cepat. Ia mengeryitkan kening dan tersenyum-senyum melirik ke arah Ian. Aku heran kenapa Pak Sani bersikap seperti itu. Dia berjalan ke arah Ian, lalu mendekati wajahnya ke wajah Ian.
"Kamu mau ngapain ke parkiran belakang sekolah? Sama Dian lagi. Kamu suka sama dia yaa? Dan nanti kamu mau nembak dia." Katanya dengan senyum-senyum mendekati wajah Ian sedari tadi masih menunduk. Walaupun suaranya pelan, namun aku masih cukup mampu mendengar sedikit pembicaraannya. Lalu sepatu pantopel dengan ukuran besar itu berlalu ke tempatnya semula, di depan papan tulis. Aku mengeryitkan kening dengan bermacam-macam pikiran yang memutar-mutar di kepalaku.
"Oh Tuhan, ada apa dengan hari ini? Ini tuh gak seperti yang bapak bayangkan! Dan apa yang dibicarakan Ian dengan Pak Sani?" Aku bertanya-tanya dalam hati.
Yang barusan ditegor malah asik mencoret-coret bindernya. Aku sekilas melirik raut wajah sekitar yang sekarang telah memperhatikan aku dan Ian.
Bel pulang akhirnya berdendang dengan kerasnya. Aku segera membereskan alat tulis ke tas berwarna biru navy itu. Aku melirik bangku di pojok tengah yang diduduki Ian. Bangku itu telah kosong tanpa penghuninya. Heran. "Rasanya aku tidak melihatnya keluar kelas" batinku.
*
Aku duduk di depan pohon rindang yang berada dibelakang sekolah itu. Angin yang berhembus menyejukan sore hari ini. Aku bersenandung dengan earphone yang telah menjuntai di telinga kiriku. Tak selang beberapa lama, tiba-tiba saja handuk berwarna coklat itu menghantam wajahku. Refleks, aku menengok ke arah awal kain itu terlempar. Disana terlihat seseorang membawa air mineral yang tinggal seperempat dan melambaikan tangannya ke arahku, dengan menyengir kuda.''Lagi dengerin apasih, nong?" Tanyanya yang langsung mencubit pipiku, lalu duduk disebelahku dan mengambil paksa earphoneku yang masih menjuntai di telinga kiriku. Temanku yang satu ini memang ngeselin dan gak tau diri. Sikapnya yang terkadang berubah-ubah membuatku bingung.
"Apasih lo! Mau tau banget!" Kataku sambil merebut kembali earphonenya.
"Udah sana jangan deket-deket, bau juga lo! Pake acara lempar-lempar handuk bekas keringet lo lagi. Nyubit pula, sakit tauuuk!" Lanjutku mengomel. "Nih handuk lo!" Menyodorkan handuk penuh keringat itu ke Ian.
"Yaudah.. Yuk. Gue anter kerumah lo dulu. Minta ijin sama mama lo, sekalian lo ganti baju. Terus kita lanjut ke tempat makan favorit lo." Sahutnya sambil berjalan ke arah motornya yang tertata rapi di seberang pos satpam tanpa menghiraukan khotbahku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Bintang
أدب المراهقينFollow @rani_frdnty Ini adalah tulisan pertamaku. Maaf kalo masih banyak kesalahan. Happy reading...^^ Bintang selalu bersinar dengan terangnya, menyinari seluruh jagat raya termasuk hidupku. Tapi dibalik sinarnya, aku merasakan kegelapan yang ter...