**
Hujan kini telah mengguyur seluruh isi kota Bogor. Setiap hari, di kota ini memang selalu saja bercuaca hujan. Hiruk piruk lalu lintas juga masih saja padat sejak sore hari, mungkin karena saat ini jam pulang kerja.Aku masih disini. Duduk di pojokan caffe yang disekat oleh kaca yang telah basah terkena rintikan hujan, dengan segelas kopi vanilla latte yang sudah hampir habis. Sambil menunggu hujan reda, sepulang kuliah aku selalu menyempatkan diri kesini. Karena di ruangan caffe ini cukup hangat dengan balutan kayu-kayu jati yang kokoh dan perapian yang berada disamping bartender. Dari dulu, aku tak pernah bosan mengunjungi caffe ini. Begitu banyak kenangan yang terajut dengan rapi. Sambil menikmati kopi favorit ku ini, aku mengambil sebuah foto. Foto masa-masa SMA-ku di Jakarta dulu.
Di foto itu ada 5 orang aneh dengan kelakuan konyolnya. Mereka adalah sahabat-sahabatku. Cewek berkacamata dengan badan yang tinggi sekitar 170cm bernama Betty itu senyum dengan manisnya. Ia bisa dibilang primadona sekolah. Dan di sebelahnya ada cewek tomboy bertopi yang suaranya yang keren dengan pose plongo, mungkin karena fotonya tiba-tiba sebelum sempat senyum. Raka, ia bergaya layaknya seorang rock star dengan memakai kacamata dan membawa gitar kesayangannya, katanya sih dia itu mirip dengan Zayn Malik. Dan aku duduk di kursi kayu taman belakang villa dengan tangannya yang masih bergelayutan di pundak ku. Yaa, dia adalah sahabat sekaligus orang yang paling spesial di hidupku. Foto itu diambil saat perpisahan sekolah ke Jawa Tengah.
Aku tersenyum-senyum mengingat momen-momen berharga itu. Aku ingat, saat dia memberikan seikat mawar merah saat acara dimulai. Aku ingat, betapa gugupnya dia sampai-sampai tangannya seperti disengat listrik. Dan aku ingat, ia memakai batik berwarna merah maroon dengan sepatu ketsnya, dan rambutnya tertata dengan rapinya. Saat itu dia sangat mempesona. Begitu banyak kenangan dengannya saat itu. Saat bermain ayunan, ikan-ikanan, bermain air di air terjun, dan sebagainya. Aku ingat, betapa ia sangat menyayangi dan menjaga ku setulus hatinya. Tak terasa bulir-bulir air mata membasahi kedua bola mataku. Ku usap air mata itu dengan handuk yang biasa ku bawa kemana-mana. Handuk bertuliskan nama panggilan ia dari ku "kecil".
Hujan sudah mulai reda, awan sudah mulai memperlihatkan warnanya, dan matahari pun juga turut memperlihatkan sinar fajar orangenya. Hari sudah mulai gelap. Lampu-lampu mulai menyala terang. Dan aku memanggil seorang pelayan berseragam putih, meminta bill, laku bergegas pulang ke kostan mengendarai Vespa Red-ku.
Aku salah satu pecinta barang-barang klasik. Aku menyukai mulai dari desain maupun sejarahnya. Walaupun dari luar aku terlihat up to date, tapi seleraku tetap saja out to date. Entah sejak kapan aku menyukai barang-barang kuno ini, tapi menurutku barang ini mempunyai keunikan dan kualitas tersendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Bintang
Fiksi RemajaFollow @rani_frdnty Ini adalah tulisan pertamaku. Maaf kalo masih banyak kesalahan. Happy reading...^^ Bintang selalu bersinar dengan terangnya, menyinari seluruh jagat raya termasuk hidupku. Tapi dibalik sinarnya, aku merasakan kegelapan yang ter...