"Nggak. Aku nggak ngizinin pokoknya."
Penolakan mutlak dari Haechan membuat Mark mendengus sebal pada suaminya itu.
"Terserah. Kamu nolak pun aku nggak bakal peduli dan tetap biarin dia tinggal disini. Titik!" Ucap Markie sambil membuang muka ke arah lain. Malas sudah dirinya menatap sang suami yang sudah membuatnya kesal ini.
Haechan berkacak pinggang sambil menyibakkan rambutnya ke atas,"Kamu lebih milih dia dari pada aku gitu? Jahat. Jahat kamu dek.. Jahat sungguh bersoda kamu dek." Ucapnya mendramatisir.
"Stop. Gausah drama ini bukan drakor. Yaiyalah aku milih dia daripada kamu. Kamu nyebelin soalnya." Balas Mark.
"Ya lah bukan drakor, ini kan fanfic. Astogeh nyebelin darimana aku kan udah tobat?"
"M..mwo? Markie gak salah denger nih? Kamu? Tobat? Nggak ingat kemarin anak-anak kita kamu gantungin di tiang jemuran apa, hah?"
"Hehe.. Oh iya, t..tapi kan mereka seneng-seneng aja tuh nggak nangis. Malah suka banget keknya."
Mark menghela nafasnya lelah lalu menatap Haechan lagi yang lagi mesam-mesem."Yaiyalah.. Orang berasa terbang mereka tuh.. Nyebelin.. Ngapain sih harus mirip kamu anak-anak kita."
Haechan memamerkan wajah sombongnya,"Oh ya jelas.. Kan gen ku yang paling kuat mendarah daging bahkan sampai bisa membuat gen mu kalah saing."
"Cih.." decih Mark,"Pokoknya kalau punya anak lagi harus gen ku yang harus menang, titik nggak pakai koma." Lanjutnya yang membuat Haechan menatapnya menggoda sambil memainkan alisnya menatap Mark.
"Ngode nih?" Goda Haechan.
"Bodo.. Pokoknya dia tetap bakalan tinggal disini mulai sekarang dan Markie tak perlu izin dari Haechan." Ucap Mark mutlak nggak bisa diganggu gugat sambil menunjuk-nunjuk Haechan tepat di depan mukanya.
"Yak.. Chagi nggak bisa gitu dong!" Balas Haechan frustasi sambil mengacak-acak rambutnya saking frustasinya.
Sedangkan sang pelaku yang sedang diributkan tengah duduk manis di atas karpet empuk berwarna merah muda sambil sesekali membersihkan tubuhnya dan tak lupa juga sambil bermain bersama bayi-bayi Markeu dan Echan. Akan tetapi wajahnya tak fokus lantaran dirinya tengah asyik menonton perdebatan pasusu yang ada di depannya itu.
"What? Mau protes lagi? Mau protes sama dengan tak ada jatah lagi selama 5 bulan dan Echan harus puasa selama itu."
"Chagi.. Demi kucing itu kamu rela seperti itu padaku? Sungguh.. Hatiku sakit loh dek.. Masa kamu suruh aku puasa selama itu mana tahan aku."
"Ora urus.. Makanya izinin dulu kalau nggak mau puasa." Ucap Mark yang mana membuat Haechan menghembuskan nafasnya kasar sambil menatap ke arah lain lalu menatap Mark lagi.
"Iya.. Iya deh.. Aku izinin tapi kamu yang harus tanggung jawab penuh sama dia dan rawat dia dengan baik.. Jujurly aku masih kesel sama kucing itu.. Oh, iya satu hal lagi bayi-bayi kita boleh kok main sama kucing itu tapi jangan sering-sering takutnya ada bulu-bulu kucing yang masuk ke hidung anak-anak, sampai sini paham?" Kata Haechan yang akhirnya mengalah pada Mark dan sedikit menurunkan egonya.
"Nah gitu dong.. Markie sayang Echan hehe.. Paham banget kok.. Makasih Echan.. Btw lain kali jangan cemburu lagi, ya? Aneh banget kamu cemburu kok sama kucing."
"Habis dia ngerebut perhatian kamu dari aku, gimana aku nggak kesel coba." Ucap Haechan sambil memalingkan wajahnya.
Mark yang melihat itu jadi terkekeh geli karenanya,"Ya gimana ya habis kucing nyasar itu lucu banget sih, Markie kan jadi gemes, montok pula terus apalagi kalau jalan bakso dibelakang ekornya suka tuing-tuing lucu gitu sambil megal-megol cantik." Ucapnya setengah menggoda Haechan yang lagi cemburu dan cemberut.
"Ngomong-ngomong kucing itu jangan dipanggil kucing nyasar lagi dan apanya yang tuing-tuing? Anunya itu maksudmu?"
"Iya anunya hehe mirip bakso sih, terus di panggil apa dong?"
"Mana aku tahu kan itu hewan peliharaan kamu ya kamu lah yang harus kasih nama secara kita kan udah resmi jadi babu dia sekarang tapi kamu yang lebih berhak kan kamu babu pertamanya dia."
"Nggak salah sih tapi apa tidak ada kata lain yang lebih enak gitu selain babu, Echanie?" tanya Mark yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Haechan sambil menggedikkan bahunya.
"Huft.. Yaudah deh aku searching dulu." Ucap Mark lagi lalu mengambil ponselnya.
"Ya, eung chagi.. Nanti kalau udah nemu nama yang cocok dan pas bilang ya? Aku mau ke kamar dulu lanjut kerja, biasa WFH." Pamitnya yang mendapat anggukkan dari Mark lalu pergi ke kamarnya dan tak lupa juga sebelum masuk ke kamar Haechan sempat memberikan tatapan tajam ke arah kucing jones itu.
Tapi si kucing itu tak peduli dan sibuk berguling kesana-kemari, bertingkah lucu demi mendapatkan perhatian dari baby Ren dan baby Injun. Dan juga merasa senang akan keputusan final sang pasusu itu. Akhirnya dia nggak perlu mondar-mandir lagi dan punya rumah untuk pulang mana bentar lagi dapat nama pula makin bahagialah kucing itu.
'Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong Meong' Batin kucing jones itu dalam hati, kira-kira beginilah terjemahannya👇🏻
[Nikmat mana lagi yang kau dustakan? Huhu senangnya hatiku jadi kucing kaya. Gakpapa jones yang penting kaya punya babu 2 lagi, hehe.. Nggak sia-sia juga aku jadi saksi kehidupan rumah tangga mereka ada berkahnya ternyata hehe]
KAMU SEDANG MEMBACA
Shy Shy Wife || HYUCKMARK
FanficKisah manis sepasang pasusu berinisial Haechan dan Mark. Mark adalah seorang istri yang pemalu saking pemalunya sampai sampai bisa bikin Haechan ngebatin eh salah gemes maksudnya. HAECHAN SEME! MARK UKE! HYUCKMARK AREA! JANGAN SALPAK! ©MapleeFa