Baby L 07

1K 95 3
                                    

"Huh!gue kira benaran"

"Maksud kamu apa Dirga?" Tanya Rosa bingung dengan adiknya sendiri. Apa ia tidak bersyukur jika Wona tidak hamil dan tidak merusaknya hubungannya dengan Chenle.

"Lo bakal gue kirim ke Amerika sekolah di sana gue sudah denger dari teman-teman lo kalau lo sering banget sex bebas"

"K-kak Dirga." Panggil Wona pelan sambil menggeleng kuat tanda tidak ingin di kirim ke Amerika. Ia sudah pernah dengar cerita dari Chika jika sekolah di Amerika sangat mengerikan sedangakan Jisung dan Rosa lulusan dari sana. Sejak masih berumur 7 tahun, Jisung dan Rosa bersekolah di Amerika di suruh dengan almarhum kakek mereka.

Wona tidak sanggup jika harus bersekolah seperti tentara seperti Jisung dan Rosa. "Ma aku ga mau sekolah di Amerika. Aku janji bakal berubah." Mohon Wona sudah bersujud di bawah kaki Diana dan Hades. Jujur Diana tidak bisa melihat anaknya memohon seperti ini tapi Diana juga mendukung dengan keputusan Jisung agar Wona busa berubah itu bagus.

"Maafin Mama sayang tapi yang di katakan Kakak kamu itu benar di sana kamu harus bisa berubah. Kak Rosa yang perempuan aja bisa kamu juga harus bisa." Diana menarik tubuh Wona untuk ia peluk sedangakan yang lain tidak bisa berbuat apa-apa yang memegang kekuasaan setelah Arga Dirgantara meninggal adalah Jisung cucu satu-satunya laki-laki di keluarga Dirgantara jika kakak Jisung paling pertama tidak hilang saat di rumah sakit.

"Hikss kak aku mohon jangan kirim aku ke Amerika kak-"Ucapan Wona terhenti karena ucapan & gerakan dari Jisung.

" Aku sama Chenle balik dulu."Jisung berjalan keluar rumah dengan posisi menggendong Chenle masih sibuk dengan makanannya di ikuti Jaemin dan Ryan tengah membawa snack milik Chenle yang tertinggal tanpa Jisung perduli teriakan yang menyanyat hati bagi siapa saja yang mendengarkan namun tidak bagi Jisung itu masih bisa saja.

Keempat berpisah di perkarangan mansion utama, Jisung mendudukan di manis di kursi penumpang di sebelahnya. Dengan cepat Jisung memutari mobil, masuk ke dalam mobil mobil dan mengendarai ke arah kantor Jisung barusan mendapatakan WA dari Jeno jika ada kologen bisnis dari Jepang datang ingin membahas proyek pembangunan hotel dan restoran di Jepang.

Sekitar 45 menit sepasang suami-istri itu sudah sampai di parkiran perushaan Jisung yang ia berinama J.S Crop. "Sayang, ayo"

"Bentar Mas snack aku jatuh gara-gara Mas nih"

"Aku duluan yah soalnya ini penting banget nanti kamu tanya sama karyawan di dalam." Ucap Jisung di angguki si manis. Jisung berlari masuk ke dalam kantor beruntung sebelum pergi ke mansion utama Jisung sedah memakai jas miliknya yang di siapkan Chenle pagi-pagi sekali.

Suara langkah kaki Jisung menggema di lorong kantor dengan cepat Jisung masuk ke dalam ruang rapat hal pertama yang ia lihat adalah Jeno dan kelogen bisnis dari Jepang -Nakamoto Yuta- tersenyum ke arah dengan manis.

"Selamat pagi Tuan Dirga." Ucap Yuta langsung memeluk kologen bisnis sudah ia angkat menjadi adiknya sendiri ini.

"Terlalu formal untuk sepasang adik dan kakak." Kedua terkekeh kecil mendengar ucapan keduanya sendiri sedangkan Jeno yang melihat itu hanya tersenyum. Ia tahu banyak hubungan Yuta dan Jisung.

"Di mana adik ipar ku?"

"Ada di bawa tadi dia masih sibuk dengan snack miliknya"

"Snack?"

"Cemilan ringan"

"Oh, lebih baik ke kantin di lantai bawa saja Dirga lebih enak dari pada kita makan di ruang seperti bukan pertemuan adik dan kakak saja"

"Tetap bertemu di kantor juga." Ketiga turun ke lantai bawa dengan obrolan yang ketiganya buat. Samar-samar Jeno mendengar suara ribut-ribut dari lobby. Dengan cepat Jeno berjalan mendahului Jisung dan Yuta masih asik dengan obrolan bisnis mereka tentang pembangunan hotel dan restoran di Jepang.

Sesampainya di lobby kantor, Jeno melihat banyak snack-snack berhamburan di lantai di sana juga Jeno melihat si manis tengah di karibuni karyawan wanita dan baju si manis sudah basah lantaran terkena siraman air yang di pegang salah satu karyawan di sana.

Jeno berlari ke arah karyawan dan menarik si manis untuk berlindung di belakang tubuhnya. "Apa-apa ini?!" Tanya Jeno dengan suara sedikit meninggi.

"Sekretaris Jeno. Kami ingin mengusir gelandangan yang ingin bertemu dengan Tuan Dirga." Ucap Lia salah satu dari karyawan di sana.

"Siapa yang kau sebut gelandangan?"

"Dia yang bersembunyi di belakang anda sekertaris Jeno." Tunjuknya lagi pada Chenle sudah menangis segukan. Menurut Jeno penampilan Chenle tidak mirip gelandangan kok malah terkesan imut celana pendek tidak terlalu ketat juga dan kemeja putih kebesaran milik Jisung dan di ikat di bagian bawahnya, lengan kemeja di gulung sampai ke siku bukannya itu terlihat imut dari mana gelandangan nya?

"Ck, kalian akan menyesal setelah tahu siapa yang kalian maksud gelandangan ini." Tidak berselang lama setelah Jeno mengatakan itu muncullah Jisung dan Yuta masih berbincang tentang proyek mereka. Tanpa sengaja Jisung melihat istri kecilnya menangis segukan dan baju yang basah semuanya.

"Sayang. Hai, kenapa?" Tanya Jisung menarik Chenle masuk ke dalam pelukannya membuat karyawan di sana kaget termasuk Yuta tapi ia segera mengerti jika lelaki manis itu adik iparnya.

"Tidak hikss hikss a- hikss da"

"Jen?" Panggil Jisung minta penjelasan pada sahabatnya ini. "Sayang udah dong nangisnya liat nih kamu udah segukan."Jisung semakin mengeratkan pelukannya di pinggang si manis membenamkan wajah imutnya di dada bidang Jisung.

"Para karyawan bangsat nih bilang kalau Chenle tuh gelandangan gara-gara mau ketemu sama suaminya sendiri"

"Kalian." Jisung menggeram kesal mendengar jawaban Jeno barusan. "Apa kalian tidak bisa berpikir sebelum melakukan sesuatu!!!" Maki Jisung sambil menujuk ke arah karyawan.

"M-maafkam kami Tuan Jisung"

"Angkat kaki dari kantorku." Semua karyawan yang menyiksa Chenle barusan menatap Jisung tidak percaya. Mereka hanya tidak tahu jika orang yang mereka siksa ini istri dari atasan mereka.

"Jen lo urus gajih mereka bulan ini terus uang pesangon mereka gue ga tehan liat muka anjing di kantor gue." Jisung menggendong si manis ala koala dan membawa ke lantai atas lebih tepatnya ke ruangnya.

"Lo pada dengar kata-kata Jisung barusan, angkat kaki dari perusahaan J.S Crop"

"Tuan beri kami kesempatan. Kami mohon"

"Bukan urusan gue." Setelah mengatakan itu Jeno dan Yuta pergi dari hadapan karyawan yang menyiksa Chenle barusan. Berjalan ke arah kantin untuk sarapan pagi.











Bersambung.....

Baby LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang