Baby L 09

1K 93 1
                                    

Rasa badan Chenle rasanya remuk saja seperti habis berkerja jadi tukang kuli bangunan saja pasalnya tadi ia sempat terbangun lantaran ingin buang air kecil tapi si sialnya, suami kelebihan hormonnya juga ikut bangun. Setelah menuntas keinginannya tadi Chenle berniat untuk tidur kembali tapi Jisung malah menggempurnya sampai sore. Mana buat Chenle sulit untuk berjalan sedangakan Jisung sekarang masih asik memeluk tubuhnya. Yang buat Chenle kesal sama Jisung tuh kan Chenle sudah kasih jatah kemarin juga mereka melakukan'itu' tapi Jisung minta lagi hari ini. mana tangannya ga bisa diam meras terus bokong Chenle nanti hilap Chenle yang sengsara punya suami sudah kelebihan kalsium di tambah kelebihan hormon lagi. Lelah Chenle tuh.

"Mas"

"Hmm"

Baru dua hari Chenle menikah dengan Jisung sudah di buat kesal dengan kelakuan suaminya. Ngomong-ngomong Chenle jadi rindu sama China sudah lama tidak pernah ke sana. Gimana kabar gubuk kecil milik di China terus keadaan sahabatnya juga bagaimana. Rasa Chenle ingin ke sana tapi ia tidak yakin Jisung memberikan ijin untuk ke China tapi Chenle rindu kampung halamannya. Seindah-indahnya negara lain tetap saja Chenle rindu dengan negara kelahirannya itu terlebih ia rindu dengan teman seperjuangannya di China sudah ia anggap kakak sendiri. Jika mengingat perjuangan keduanya yang diam-diam keluar dari panti agar yang lain tidak terbebani terlebih Chenle ingin lari dari perjodohan antara ia dan Jisung tapi sayangnya anak buah Jisung itu ada di negaranya. Tunggu, jika anak buah Jisung ada di China berarti mereka tahu keadaan kakaknya -Huang Renjun- mengingat namanya saja sudah membuat Chenle rindu.

"Sayang?" Panggil Jisung pasalnya istri manisnya tidak berbicara sama sekali.

"Mas aku rindu sama China." Gumam Chenle masiu di dengar Jisung.

"Mau ke sana?"

"Boleh?"

Jisung membalik tubuh Chenle sekali saja & menyatukan kening keduanya. Tatapan Chenle dan Jisung sama bertemu membuat si manis malu lantaran tatapan Jisung tidak biasa saat menatap ke arahnya. "Kalau itu buat kamu bahagia, aku bakal lakuin kalaupun kamu minta aku terjun dari gunung." Ucap Jisung sedikit menggombal tapi jujur Jisung akan bahagia jika melihat si manis bahagia.

"Kalau aku minta cerai Mas bakal ikutin?"

"Yahhh kalau itu aku ga mau lah susah-susah di dapetin"

"Kapan kita berangkat?Sekarang kah Mas?"

"Mau?Sekarang tapi hole kamu masih yank." Dengan nakal tangan Jisung mengelus hole Chenle langsung di beri cubitan maut di putingnya dari si manis.

"Mas Jisung bisa ga ja-

"Kalau kamu suruh aku ga mesum itu susah manis soalnya kamu menggoda banget" Jisung terkekeh kecil melihat muka merajuk si manis sangat imut. "Ngomong-ngomong ini jam berapa?" Tanya Jisung pada si manis yang di balas dengan gelengan dari Chenle.

"Astagfirullah udah jam 06:59 Le." Pekik Jisung baru sadar jika keduanya bermain sampai sore. Sang dominan sedikit meringis saat mengingat kelakuannya pada Chenle wajar kalau hole sangat orang ia mainnya kasar tapi Chenle itu sangat nikmat bagi seorang Jisung Andarta Dirgantara.

"Dah sadar gempur aku sampai sore!!"

"Iya maaf atuh manis kalau gitu kita mandi yah?"

"Gendong~" Kalau Chenle kaya gini terus yang ada Jisung bakal gempur dia lagi mana Chenle kalau lagi berkeringat itu sexsi banget Jisung aja ketagihan buat nyetubuhin Chenle. Sore ini di tutupkan dengan Jisung yang memandikan Chenle sambil menahan hormonya.










.
.
.
.
.
Sesampainya di mansionnya, Jisung langsung saja mengantarkan si manis ke kamar keduanya di lantai atas tadi pagi sebelum pergi ke mansion utama Jisung sudah mengajari si manis memakai lift dan Chenle juga sudah mengerti. Pelan-pelan Jisung menaruh Chenle di ranjang keduanya dan ikut berbaring sambil menatap wajah manis Chenle namun keasikan Jisung harus tertunda lantaran ada panggilan masuk dari Lucas. Ngomong-ngomong, Jisung itu tidak tahu siapa nama asli dari Lucas ini walupun Lucas itu orang suka bercanda tapi ia tidak terlalu terbuka tentang kehidupannya pada Jisung maupun sahabatnya yang lain. Jisung juga tidak terlalu peduli akan hal itu.

"Kenapa?" Tidak ada salam sebelum mengangkat telpon lantaran Jisung dengan Lucas menganggu waktu indahnya saja tapi ada baik juga Lucas menelponnya ada yang ingin Jisung tanyakan.

"..."

"Pisau?? Berlumuran darah?Cas jangan bohong gue ga njir!"

"..."

"Lo dapat di mana?Belakang rumah Daddy Alex?"

"..."

"Bentar gue ke balkon dulu takut Chenle bangun nanti dengar semuanya la-

"..."

"Bukannya gitu Cas, gue ga mau aja Chenle jadi takut ke rumah Daddy gue. Lo tau kan gue habis kelahi sama Paman Hades itu aja sudah buat si manis takut, dekgem kesayangan Jeno tuh"

"..."

"Ga penting banget lebih baik lo lanjutin penjelasan lo barusan"

"..."

Jisung terdiam mendengar penjelasan Lucas barusan. Apa maksudnya dengan pisau yang terkubur. Apa bener yang di katakan Rosa dulu kalau Soya meninggal lantaran salah satu maid di rumah mereka dulu menyukai ayah mereka. Pusing itu yang di rasakan Jisung lebih baik Jisung membujuk Chenle yang merajuk dan mengerjakan tugas di kantor dari pada harus mengurus kasus seperti ini walaupun yang banyak berperan dalam kasus ini Lucas dan timnya.

"Huh, seandainya kakak gue ga hilang pengen banget gue nyuruh dia gantiin posisi gue sekarang. Kalau boleh jujur kalau semuanya sudah terungkap nanti gue pengen balik ke Belanda aja deh Cas kalau lo gimanaa?"

"..."

"Korea yah?Jungwoo orang sana kan?"

"..."

"Lo ada niat mau lamar Jungwoo?"

"..."

"Lo masih takut Cas sama kakaknya Jungwoo?Siapa tuh namanya? Duhh gue lupa anjir"

"..."

"Iya, Kim Doyoung tuh orang julid banget, herman gue mah sama tuh orang"

"..."

"Hahahha"

"..."

"Ekhem, gue mo nanya nih Cas kalau misalnya jantung kita tuh terkompa nya lebih cepat dari biasanya waktu kita liat seseorang terus kalau kita liat seseorang itu bahagia kita juga ikut bahagia itu kenapa sih??Gua ga bakal kena penyakit parah kan?"

"..."

"Emang ada penyakit cinta Cas"

"..."

"Hah!! Really? Gue jatuh cinta sama dekgem"

"..."

"Gue ke dalam dulu." Belum sempat Lucas menjawab ucapan Jisung panggilan telepon sudah di putuskan secara sepihak. Dengan langkah lebar Jisung berjalan ke arah si manis, membaringkan tubuh kelebihan kalsiumnya dan memeluk si manis.

"Cepat tumbuh." Ucap Jisung sambil menepuk perut Chenle pelan dan memejamkan mata nya.













Bersambung....

Baby LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang