Baby L 13

949 77 1
                                    

Sesampainya di rumah sakit milik istri dari sekertaris nya itu Jisung langsung saja menarik Ryan untuk memeriksa istrinya namun Ryan malah mengakat tangan dan menyuruh Jisung untuk memanggil Jaemin sedang makan malam di kantin rumah sakit dengan Jeno. Dengan kasar Jisung menggendong Jaemin ala karung beras membuat pawang Jaemin murka dan mengejar Jisung niat sih ingin marah tapi melihat tampak tidak bersahabat dari Jisung membuat Jeno urung sekarang Jaemin tengah memeriksa Chenle dan mengobati luka si manis. Padahal ia tadi juga habis membantu Ryan mengobati  luka Wona sekedar infomasi kulit Wona rusak tidak bisa seperti semula jika ia ingin memiliki kulit yang seperti dulu harus menjalani oprasi plastik itu saja jalan satu-satunya.

Kening Jaemin mengerut saat merasakan perut Chenle sedikit keras namun lelaki kelinci itu tidak ambil pusing. "Chenle hanya terkena luka kecil saja mung-

"Apa! Luka kecil? Yang bener aja Jae, bini gue aja sampe pingsan lo bilang luka kecil sumpah Jen, bini lo pengen gue goreng hidup-hidup"

"Dengan dulu penjelasan Jaemin. WOII!!" Teriak Ryan membuat Jeno dan Jisung yang akan siap berdebat harus terhenti. "Terusin penjelasan lo Jae"

"Mungkin dekgem tadi itu kaget maka nya pingsan atau ini kekerasan pertama yang Chenle alami untuk hari kedepan Chenle jangan terlalu capek"

"Emang kenapa?"

"Ga apa sih Sung cuma ga mau Chenle kecapean doang. Oh iya, Chenle kalau udah sadar bisa di bawa pulang kok." Ucap Jaemin lagi langsung menggandeng tangan Jeno keluar dengan sang suami tercinta.

"Gue cabut dulu yah." Tepukan pelan Ryan berikan pada Jisung yang di balas dengan anggukan dari Jisung.

Sang dominan berjalan ke ranjang rumah sakit yang di tepati si manis dengan pelan Jisung memgelus rambut Chenle sesekali mencium pipi bakpao milik sang istri. "Kapan bangun sih yank. "Tanya Jisung memejamkan matanya dan menaruh kepalanya di perut sang istri. Apa Chenle memiliki ABS perutnya terasa keras mungkin saat Chenle sadar nanti ia akan menanyakan pada si manis kesayangannya dan langsung mengatakan jika ia mencintai lelaki manis ini.

Sekitar pukul 01:00 malam Chenle terbangun dengan rasa kebas di sekitar perutnya saat ia melihat ternyata sang suami tengah tertidur di atas perutnya. "Uhhh, pengen pipis tapi takut sendiri ke kamar mandi. " Gumam Chenle sesekali menarik rambut Jisung membuat sang suami mengerutkan keningnya lantaran tidurnya terganggu.

"Mas." Panggil Chenle pelan namun tidak ada balasan dari Jisung. Hembusan nafas lelah Chenle keluar walaupun baru saja menjadi istri Jisung, si manis sudah mengatahui jika Jisung itu tidur seperti mati saja susah di bangunkan.

"Mas"

Tidak balasan dari Jisung untuk kedua kalinya.

"Mas"

Masih sama seperti tadi.

"Mas"

Masih sama.

"Mas"

Sama tidak ada balasan.

"Mas"

Tidak ada balasan juga.

"Mas"

Hening.

"Sayang~"

Entah keajaiban atau apa,Jisung sudah terbangun dengan tampang tengilnya membuat Chenle menyesal berkata seperti barusan. "Iya, kenapa sayang?" Tanya Jisung sambil menopang dagu padahal ia masih ngantuk saat Chenle terus memanggilnya namanya tadi Jisung terbangun tapi ia enggan untuk membuka matanya hingga akhirnya si manis memanggilnya dengan sebutan sayang.

"Pengen pipis"

"Iya udah pergi aja ke toilet sana." Tunjuk Jisung ke arah toilet rumah sakit.

"Temani"

"Ngantuk sayang"

"Temani Mas." Rengek Chenle di balas dengan gelengan dari sang suami membuat Chenle mengerucutkan bibir tanda kesal. "Temani kalau ga aku pipis di Mas Jisung aja biar sama-sama bau hancing!" Ancam Chenle membuat Jisung terkekeh kecil niat awalnya ingin menggoda si manis saja ternyata berhasil.

"Iya udah sini." Jisung menggendong Chenle masuk ke dalam kamar mandi selang beberapa menit Jisung dan sudah keluar dari kamar mandi.

"Mas mau pulang"

"Besok aja yah ini udah malam banget"

"Mau sekarang"

"Sayang"

"Jangan deket-deket aku lagi ngambek sama Mas Jisung." Kata memang tidak ingin dekat dengan Jisung tapi saat si dominan menaruh tubuhnya di ranjang tidak ingin melepaskan pelukan di leher Jisung terpaksa Jisung harus tertidur dengan Chenle di atas badannya hingga pagi menjelang nanti.










.
.
.
.
.
Di salah satu kamar di rumah sakit yang sama di mana Chenle juga di rawat ada seseorang gadis dengan keadaan tidak baik-baik saja bukannya hanya tubuh tapi mentalnya juga. Bagaimana tidak sebelum ia berangkat ke Amerika memutuskan untuk berpamitan dengan sang ayah dan Ibu sudah berangkat duluan ke Amerika di suruh dirinya sendiri lantaran tidak ingin membuat Ibunya menunggu sesampainya di rumah ia tidak bertemu dengan ayahnya. Ia bertanya pada salah satu maid di rumah mengatakan jika ayah pergi ke hotel lantaran ada urusan bisnis karena sangat ingin menemui ayahnya, gadis kelas 3 SMA itu menyusul ayah ke hotel yang di maksud maid di rumahnya bukannya mendapatkan ayahnya sedang bersama rekan bisnis melaikan ayahnya sedang bermain di ranjang dengan bibinya sendiri sudah ia anggap Ibu dari saat itu dunianya hancur. Ia berniat meminta penjelasan pada Bibi nya tapi bibinya malah bersandiwara mau tak mau ia juga ikut peran dalam sandiwara itu ia kira akan mendapatkan jawaban apa ia lihat malah mendapatkan keadaan tubuh yang hancur.

"Hikss hiksss k-kenapa aku terlalu bodoh dulu hikss. Apa aku terlambat jika ingin kembali pada jalan Tuhan?" Menolaknya sendiri sambil menghapus jejak air mata miliknya.

"Ga ada yang terlambat kalau mau tobat Wona. Tuhan masih nunggu lo buat tobat." Wona melihat ke arah pintu di sama ada kakak sepupunya tengah tersenyum pada dengan cepat Wona menjulurkan tangan sebelah tanda ingin dipeluk. Rosa yang melihat itu langsung saja berlari ke arah Wona dan memeluk adik sepupunya itu.

"Hikss K-kak aku harus gimana Papa ga lagi sayang sama aku dengan Mama kak hikss hiksss"

Rosa mengerutkan keningnya bingung. Apa yang terjadi sampai Hades tidak lagi menyayangi Wona. "Ga usah mikir yang aneh-aneh. Lo mau oprasi plastik biar kaya dulu? Gue yang tanggung"

"Mau kak tapi di Amerika aja nanti pagi selesai pamitan sama Kak Dirga sama Chenle"

"Iya udah. Lo istirahat gih gue temanin"

"Makasih, maaf selama ini aku jahat sama Ka Ocha"

"Gue tahu lo baik Won"

"Makasih kak hiksss hikss"

"Mana nih Wona gue yang kuat?"

"Kak~"

"Iya-iya. Istirahat yah. " Rosa membantu Wona untuk berbaring dengan bener sedangakan ia tidur di sofa ruang rawat inap Wona. Tapi yang membuat Rosa bingung adalah apa bener Hades tidak sayang lagi dengan Diana & Wona?













Bersambung......

Baby LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang