Samar-samar Jisung mendengar suara seseorang berbicara di kamar keduanya dengan malas Jisung membuka matanya. Hal pertama yang Jisung lihat ada si manis tengah berjongkok di sudut kamar membelakangi Jisung dan membicarakan sesuatu.
"Sayang." Panggil Jisung tidak ada sahutan dari si manis. Akhirnya Jisung memutuskan untuk menghampiri Chenle masih berjongkok. Dengan pelan Jisung membalikkan tubuh Chenle.
Brakkk
Jisung terduduk di lantai kamar berusaha untuk menjauh dari Chenle lantaran takut melihat si manis tengah menggigit tangannya sendiri. Rasa tubuh Jisung kaku melihat Chenle sudah tidak ada tangan kanannya lagi sekarang tengah memakan tangan kirinya berjalan ke arah Jisung sambil memanggil nama Jisung berulang-ulang kali.
"Ji"
"Jisung"
"Jisung"
"Jisung"
"Jisung!"
"Mas Jisung!!!!" Teriak Chenle saat melihat Jisung tertidur dengan keadaan gelisah mana sudah mengeluarkan keringat dingin. Ide yang melintas di pemikiran Chenle adalah mendorong Jisung dari ranjang agar terbangun.
Brakkk
"A-khhh, sakit anjir." Gumam Jisung merasakan bokongnya sakit. Manik gelap Jisung melihat sekeliling kamar apa lagi di pojok kamar sudah tidak ada Chenle tapi tunggu kenapa sekarang ia ada di lantai kamar.
"Mas Jisung ga apa-apa kan?"
"Sayang angkat tangan kamu dua-dua." Chenle yang bingung hanya menuruti keinginan Jisung mengangkat keduanya tangannya sedangakan sangat dominan sudah bernafas lega ternyata itu hanya mimpi Jisung kira beneran pasti ini faktor kecapean akibat menggendong Chenle tadi pagi. Jisung melirik ke arah jam dinding yang di gantung di atas pintu kamar sudag menujukan pukul 12:00 siang.
"Mas kenapa sih?"
"Ga ada kok. Kamu lapar?"
"Hu'um"
"Kita mandi dulu baru pergi makan ke restoran. Mau kan?" Tanya Jisung di angguki Chenle. Dengan cepat Jisung menggendong Chenle masuk ke dalam kamar mandi.Baru beberapa menit Jisung dan Chenle masuk ke dalam kamar mandi sudah terdengar suara teriakan kesakitan dari Chenle lantaran Jisung menggempur lubangnya kembali. Sungguh malah nasib Chenle menikah dengan Jisung dengan hormon berlebihan seperti ini. Sekitar 3 jam lebih keduanya baru keluar dari kamar mandi dengan muka Chenle sudah tertekuk lantaran kesal dengan Jisung sedangkan sang pelaku seakan tidak peduli sama sekali. Ngomong-ngomong Jisung belum beli baju untuk Chenle sekarang si manis hanya bisa memakai kaos kebesaran Jisung sidah mirip daster tinggal menunggu Chenle hamil saja akan lebih pas.
"Sayang udah dong ngambeknya"
"Pasangin aku baju!Sekarang!"
"Boleh aja kalau ada plus-plus nya ga apa-apa kan?"
"Mas~." Chenle benar-benar akan pingsan jika Jisung melakukan itu lagi mana Jisung itu mainnya tidak pernah pelan. Jisung yang merasa kasihan akhirnya memutuskan untuk memasangkan Chenle sambil menahan hormonnya.
Sekitar 5 menit Chenle sudah selesai memakai baju namun ia tidak memakai celana lantaran tidak ada celana yang muat dengan tubuh kecilnya sedangkan kaos Jisung saja sudah menutupi paha mulus selalu di jaman Jisung itu.
"Udah kan? Langsung berangkat ke Mall atau ke restoran dulu?" Tanya Jisung tanpa melihat ke arah sudah manis. Ia masih memeriksa laporan dari Jeno tentang perkerjaan dan Samuel tentang bahan ganja yang akan keduanya jual di pasar gelap. Jisung walaupun tidak memiliki sifat dingin ia temasuk anggota Mafia loh dengan Samuel. Pesan terakhir yang Jisung periksa adalah dari Lucas katanya pria kingkong itu akan pergi ke Jogja untuk beberapa waktu langsung saja di iya kan Jisung.
"Mas"
"Hmm"
"Ponsel aja yang di perhatikan:("
"Maaf sayang. Kenapa?hmm"
"Mau makan"
"Sekarang?"
"Hu'um"
"Gendong apa jalan sendiri?"
"Gendong." Sekarang Chenle sudah merentangkan tangannya minta di gendong dengan cepat Jisung mengangkat tubuh berisi Chenle, berjalan ke lantai bawah sekitar 10 menit Jisung baru sampai di lantai dasar tadi sebelum pergi Jisung sempet memberikan pesan pada Rosa untuk mengirim beberapa maid ke mansionnya.
Sekarang Jisung dan Chenle sudah ada di dalam mobil sport hitam milik Jisung dengan si manis yang memaksa untuk duduk di pangkuan Jisung dan di turuti oleh sang suaminya. Perjalanan keduanya di temani dengan ocehan Chenle tentang sahabatnya di China dan Jisung sih senang saja mendengar ocehan Chenle kadang-kadang si manis akan memekik heboh melihat sesuatu yang baru ia lihat dan kadang si manis berteriak kesal saat tangan Jisung meraba paha mulusnya.
"Kapan kita sampai Mas?Aku capek nunggunya"
"Tuh di depan." Bener saja kata Jisung, restoran yang Jisung maksud ada di depan sana sekarang Jisung tengah memikirkan mobilnya. "Dah yok turun mau gendong atau jalan sendiri?" Tanya Jisung sudag berharap Chenle meminta di gendong namun si malah ingin jalan sendiri.
"Jalan sendiri,aku bukan anak kecil lagi"
Pedahal tadi malam juga nangis kaya anak kecil. Batin Jisung mulai berjalan masuk ke dalam restoran sambil menggenggam tangan berlemak milik Chenle. Sesampainya di sana Jisung langsung memesan makanan keduanya tanpa Jisung sadari ada salah satu anggota keluarga duduk di belakangnya tengah membicarakan sesuatu bersama seorang lelaki asing namun mata Jisung hanya tertuju pada si manis hingga tidak menyadari akan keberadaan anggota keluarganya yang lain.
"Ini pedas yah Mas?" Tanya Chenle menunjuk ke arah lobster dengan bubur berwarna merah pekat itu langsung di angguki Jisung. Ia tahu dan Rosa jika istrinya ini sangat suka dengan hal-hal berbaur pedas tidaknya sangat anti dengan namanya cabai tapi kali ini Jisung harus membiarkan lidahnya terbakar untuk makan bersama si manis sudag mulai mencoba hidangan di depannya.
"Selamat makan." Ucap si manis setelah berdoa.
"Mas ga makan?"
"Belum lapar aja"
"Bohong sini aku suapin." Chenle sudah menyerahkan sesuap daging lobster sudah terlepas dari cangkangnya di buat oleh Jisung saat ia berdoa tadi.
"Ga deh Le, kamu aja lagi pengen diet aja gitu"
"Ishhh ga boleh diet-diet atau aku sabit tytyd Mas Jisung." Ancam Chenle membuat kedua remaja yang duduk di samping keduanya bergidik ngeri. "Ayo makan kalau ga! Aku tenda Mas Jisung sekalian aku potong tytydnya." Ancamannya lagi.
"Udah kak makan aja dari pada adek kita kenapa-napa." Ucap salah satu remaja itu di angguki temannya.
"Tuhh kan mereka aja ngerti sekarang Mas Jisung buka mulutnya aaaaaa...."
Happ
Satu suapan lobster pedas Jisung terima, rasanya ingin berteriak lantang mulut terasa terbakar tapi gengsi Jisung sangat tinggi melihat ke arah dua remaja di sebenernya ini. Sore ini di tutupi dengan Jisung yang menahan pedas dan Chenle yang kenikmatan memakan lobster pedas ini.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby L
RomanceJisung Andarta Dirgantara, CEO muda dan kaya harus menikah dengan seseorang pilih dari almarhum kakeknya tidak ada salah jika Jisung menikah tapi Paman Hades juga menjodohkan Jisung dengan anaknya sendiri lantaran ingin mendapatkan cucu namun Jisung...