RAJA DAN RATU - 5

267 46 8
                                    

"Puteri..." pangeran Bryan menggenggam tangan sang puteri. Menatap matanya yang syarat akan kepedihan dan melihat sang Raja yang sepertinya ikut berantakan karena masalah ini.

"Hamba akan berusaha yang paling baik untuk kesembuhanmu. Hamba ikhlas dan tidak ingin imbalan apapun dari raja ataupun darimu. Kesembuhanmu adalah hadiah untuk seorang tabib sepertiku" ucapnya mantap menatap sang Puteri.

"Terimakasih..... terimakasih banyak...."

***
Di lain pihak, Aldebaran pulang ke kerajaannya tanpa mempedulikan keadaan tunangannya yang entah kini bagaimana. Aldebaran masuk berjalan menelusuri istananya dan akhirnya menuju kamar megah kepemilikan dirinya.

Ia memang sangat kecewa dengan Andin karena tak bisa menjadi gadis muda yang selalu ia impikan. Bila Aldebaran menikah dengan Andin, mungkin kehidupannya akan dihabiskan untuk merawat seorang gadis sakit sampai akhirnya meninggal. Aldebaran tak mau menyia-nyiakan wajah tampan dan otak pintar serta statusnya sebagai seorang pangeran.

Laki laki itu terlentang di ranjang kebesarannya dengan tenang. Ia mencoba menetralkan napasnya setelah berjalan jauh. Hingga seseorang memaksa masuk ke kamarnya.
BRAK... pintu kamar di banting dari luar
"DASAR BODOH!!!"
"APA YANG KAU LAKUKAN!! Kau ingin mati secepatnya??!!" Ya, Raja Alexlah yang berteriak.

Raja Alex mendapat laporan bahwa Aldebaran membuat Andin pingsan lagi dan lagi. Ia bahkan melakukannya dengan kejam dan memaki calon ratu itu di depan rakyatnya.

"Apa lagi ayah!!! Aku lelah" jawabnya tak kalah dengan nada tinggi.

"Apa yang kau lakukan kepada puteri Andin HA!!!?!!! Kali ini kau sudah gila Al!! Terima hukumanmu!!"

"pengawal!! Hajar dia!!"

Bughh... bughh....
Bugh...

Aldebaran tidak boleh melawan, ini perintah raja. Ia tidak diperkenankan bergerak dari posisinya, dan Al harus menerima tubuh kekar itu babak belur karena hukumannya.

"Jangan bermain-main Al!!!" Alex masih berteriak kala Aldebaran dipukuli pengawalnya. Hal itu berlangsung lama, hingga...

"Cukup!!!"
"Cukup aku bilang!!" Armeta berteriak. Seketika semua pukulan itu berhenti dan pengawal kembali ke posisinya.

"Salah apa anakku sekarang?" Tanya Armeta sembari membantu Al berdiri.

"tanyakan saja pada anak kesayanganmu itu, apa yang dia lakukan" Alex pergi bersama pengawalnya.

Armeta membantu membersihkan luka anaknya dengan telaten. Ia mengikatkan perban mengelilingi tangan Al dan memberikan ramuan pada luka luka kecil yang ada disekitar wajah Al.

"Apa sekarang?" Tanyanya singkat.

Aldebaran menceritakan semua yang terjadi, namun

"PLAK!!" Ia malah mendapat tamparan keras di pipi sebelaj kanannya.

"Gila kamu Al, listen Puteri Andin sedang sakit, dan kamu meninggalkan dia setelah membuatnya berjalan jauh? Apa kamu sadar bagaimana kalau sesuatu yang buruk menghampirinya?"

"Katakan sekarang, dimana kamu meninggalkan puteri Andin?!"

Pangeran itu kaget bukan main melihat reaksi ibunya. Sang Ratu biasanya merupakan satu satunya orang yang membelanya, tapi sekarang sang Ratu ternyata juga sama.

"Dimana?!"

"Di dekat festifal kain"

"Harusnya aku tidak mengobati lukamu dan membiarkan pengawal menghabisimu" ucap sang Ratu sebelum berlalu pergi.

RAJA DAN RATU -ALDEBARANANDIN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang