Puteri Andin kini sudah merasa dirinya lebih baik. Segala macam racikan obat kimia dan tradisional serta segala macam teknik lengobatan pangeran Bryan berhasil menyembuhkannya, membuat badannya lebih baik.
"Setiap hari aku berdoa pada dewa untuk memberi aku napas di keesokan hari"
"Mungkin dewapun sudah bosan denganku"
"Tapi kini Dewa menghantarkan dia"Sepuluh menit yang lalu, puteri Andin sudah selesai beristirahat. Ia kini tengah menjalani proses pemeriksaan golongan darah yang memang seharusnya ia jalani.
"Kau takut jarum suntik?" Tanya pangeran Bryan.
"Apa itu akan masuk ke dalam tubuhku?" Tanya sabg putrri."Hahahaha tentu tidak, ini hanya akan membuatmu terluka sedikit, lalu aku akan memeriksa darahmu" jelas pangeran Bryan.
"Pasti sakit" tuntutnya.
"Coba saja, sini tanganmu" pangeran Bryan memegang tangan kiri puterj Andin dan memposisikan dirinya untuk embgambil sampel darah di ujung tangan sang puteri.
"Awwwss" puteri Andin meringis menahan perihnya.
"Sudah"
Sedetik saja sudah dapat diambil darahnya. Lalu pangerna menyerahkan sampel itu pada Jose dan james untuk mengujinya dengan bahan kimia. Reaksi ini belum seperti pada kita hidup sekarang, pada zaman itu dibutuhkan waktu 1 hari untuk tau golongan darah seseorang.
"Sudah? Hanya seperti itu?" Tanya sang puteri yang melihat pangeran Bryan membungkus tangannya dengan perban kecil.
Pangeran mengangguk.
"Apakah Al masih di luar?" Tiba-tiba puteri Andin teringat dengan seseorang yang tadi menghampirinya.
"Pangeran Al masih di luar, kau mau menemuinya?"
"Tidak, suruh dia pergi"Andin sudah terlalu sakit hati dengan perkataan Ratu kerajaan Zeus tadi malam. Seolah ia paling egois di sini. Jujur ia tahu, Raja arthur sudah banyak membayar keegoisannya dengan banyak hadiah kerajaan dan perlindungan yang kerajaan Zeus minta.
"Kau mengenal pangeran Al?" Tanya puteri Andin
Beberapa saat yang lalu...
"Andin" seorang membuka pintu kamar sang puteri.
Orang itu adalah seseorang yang kalian bayangkan, pangeran Al. Seorang yang harus melihat bagaimana puteri Andin yang ia sia-siakan kini menangis di rangkulan orang lain.
Pangeran Bryan dan sang puteri pun lantas menengok dan terkaget-kaget melihat siapa yang datang ini. Sialnya, ternyata pangeran Bryan mengenal pangeran Al.
Bryan dan Al pernah bertemu di beberapa festival kerajaan, dan hubungan mereka cukup dekat. Apalagi diantara para pewaris tahta kerajaan, merekalah yang usianya tak terlalu berbeda jauh.
"Aldebaran?" ucap Bryan, sambil mencoba meelepaskan Andin dengan pelan.
Laki-laki yang dari tadi mematung itu akhirnya beranjak ke dalam.
"Kau tak apa? aku khawatir" ia berlutut di depan Andin, dan meraih tanggannya yang semula di genggaman Bryan.
Seketika itu Bryan menyingkir dan berdiri, ia mulai paham sekarang. Tunangan yang jahat dan tak punya hati itu adalah Aldebaran, seorang pewaris yang ingin mengikuti festival kerajaan hanya untuk menghindari tunangannya.
"Maafkan aku" ucap pangeran Al.
Sedetik kemudian, dengan sisa kekuatannya, sang putri menepis genggaman tangan pangeran Al.
"Pangeran Bryan, beri tau dia kalau aku sedang pengobatan, tidak ada yang boleh masuk selain kamu dan pengawal mu" ucapnya masih dengan air mata di pelupuk matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJA DAN RATU -ALDEBARANANDIN-
RomansaSebagai seorang putri dari Luminera Kingdom, Andini Willison Prameswari hidup dikelilingi kemewahan. Puteri raja, cantik, dan pewaris satu-satunya dari kerajaan besar membuat hidup putri Andin nyaris sempurna. Sayangnya, penyakit jantung yang di der...