bab 43

3.2K 288 18
                                    

Sudah 2 jam lebih Gulfie sendirian di ruangan suaminya menunggu Pathmew selesai meeting, membuatnya sedikit bosan menatap jendela kaca. Jalanan di bawahnya terlihat normal, tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang di sana. Teriknya matahari di siang bolong membuatnya lapar dan haus.

"Hmm, Phi Mew meeting-nya masih lama gak, ya? KPC enak deh kayaknya." Gulfie bicara pada dirinya sendiri melihat gedung KPC di depan kantor suaminya.

"Mau KPC ya, Sayang?" Gulfie berbicara pada perutnya. "Sepertinya daddy-mu masih lama. Anak papa udah lapar, ya? Gimana kalau kita saja yang pergi untuk membelinya?" ujar Gulfie sangat ingin memakan ayam yang dilumuri tepung itu.

Gulfie bergegas turun, berencana untuk membeli makan siang untuknya dan sekaligus untuk suaminya. Sebenarnya bisa saja menyuruh OB untuk pergi membeli, tapi karena dokter menyarankannya untuk lebih sering bergerak di masa kehamilan tua ini mengingat sebentar lagi Gulfie akan melahirkan, ia pergi sendiri berjalan keluar gedung JS.

Pathmew baru saja selesai meeting buru-buru kembali ke ruangannya tak menemui istrinya di sana.

"Sayang! Sayang! Gupi!" panggil Pathmew mencari-cari istrinya. Ia mulai panik berteriak hingga Pataya menegurnya.

"Tenanglah, Mew. Gulfie tidak akan ke mana-mana, mungkin Gulfie cuma jalan-jalan berkeliling kantor karena bosan. Lihat barang-barangnya masih di sini." Pataya melihat tas dan handphone Gulfie masih di atas meja kerja Pathmew.

"Ini salahmu Tay karena terlalu lama nego tadi sama klien Singapore. Amanda, lihat istriku tidak?" tanya Pathmew lewat telepon.

"Maaf, Tuan ... saya tidak melihat Tuan Gulfie. Saya tanya OB dulu, Tuan ... mana tau Tuan Gulfie minta sesuatu di sana. Sebentar, Tuan."

Karena OB tidak melihat Gulfie, Amanda mencoba menghubungi sekuriti kantor, dan mengatakan kalau Gulfie barusan keluar dari gedung JS ingin membeli makan siang di KPC depan kantor.

"Aduh Gulfie, kenapa tidak suruh OB atau yang lainnya? Mesti kau yang pergi," gerutu Pathmew keluar dengan cepat dari ruangannya.

"Mew, kau mau ke mana? Ada apa?"

"Aku ingin menyusul Gulfie. Perasaanku tidak enak, Tay." Seketika berlari menuju lift khusus CEO diikuti oleh Pataya yang ikut-ikutan khawatir melihat tampang sahabatnya yang tidak baik.

"Brengsek, ada apa dengan liftnya bodoh kenapa tidak nyala?"

Pathmew memilih turun lewat tangga darurat karena liftnya mengalami trouble yang diikuti oleh Pataya di belakangnya.

"Phi, berhenti sebentar!" teriak Mentawin di boncengan sambil memukul-mukul pundak Brightnes yang sedang mengendarai motornya.

"Ada apa, Win? Kita udah mau sampai, loh."

"Eh, itu kan Tuan Gulfie."

"Eh iya, itu Phi Gulfie. Kau mau ke mana?" Melihat Mentawin tiba-tiba turun dari motor Brightnes meninggalkannya.

"Mau menyusul Tuan Gulfie. Sepertinya dia keberatan membawa belanjaannya, Phi. Kau duluan saja masuk, nanti kami menyusul."

Mentawin sedikit berlari menuju Gulfie yang mulai menyeberangi jalan untuk sampai ke gerbang kantor suaminya karena Gulfie tidak mendengar panggilan dari Win.

Sedikit lagi sampai di seberang jalan, tiba-tiba ada mobil pick up dari arah timur melaju cepat tidak terkendali ke arahnya. Gulfie pun tidak menyadari kedatangan mobil tersebut walaupun mobil itu sudah mengklakson memberi tanda bahwa mobilnya mengalami blong.

"Tuan Gulfie, AWAS!"

Mentawin berlari sekencang-kencangnya langsung mendorong punggung Gulfie kuat hampir sedikit lagi ditabrak oleh mobil pick up tadi.

MEW'S WIFE |BL| (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang