bab 7

7.4K 625 18
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang panjang mereka berdua telah sampai di sebuah kompleks apartemen yang strategis dekat dengan kota, pusat perbelanjaan, dan kantor.

“Apa ini apartemen mereka?” tanya Nyonya Jong penasaran. Tuan Jong mengiyakan, kemudian mereka naik ke unit tempat Gulfie tinggal.

Sesampai di depan pintu rumah Gulfie, Tuan Jong menekan bel dan Nyonya Traip menyambut mereka dengan beberapa hadiah yang sudah dibawakan Tuan dan Nyonya Jong untuk Gulfie.

“Maaf Nyonya Traip, kami sedikit terlambat dan putra kami ....” Sejenak terhenti dengan sosok yang membuat mereka gelisah.

“Kau?” tunjuknya pada seseorang yang membuat darah tingginya naik beberapa saat yang lalu.

Pathmew langsung berdiri menyambut kedua orang tuanya yang hanya terheran anak mereka sudah lebih dulu di rumah Gulfie.

“Maaf, Dad ... tadi Mew jalan-jalan dulu sama Gulfie, lupa mengabari kalian kalau aku sudah di rumah Gulfie,” ucapnya tanpa dosa kepada orang tuanya.

“Apa ... jalan-jalan? Sejak kapan kau akrab dengan Gulfie?” Sambil berbisik Tuan Jong bertanya pada putranya heran.

“Sudah Dad, tanya-tanyanya nanti saja.” Nyonya Jong mencubit suaminya saat kembalinya Nyonya Traip dari dapur membawakan teh untuk mereka.

“Diminum tehnya, Tuan. Maaf hidangannya cuma ini.”

“Ya ampun, Jeng ... ini lebih dari cukup. Hmm, kira-kira calon menantu kami di mana?” ucapnya tak melihat Gulfie hanya ada Graceli dan suaminya Mild saja di sini.

“Gupi masih di kamar. Sebentar saya panggilkan.”

“Biar Grace saja, Mae,” potong Graceli bangkit menuju kamar Gulfie.

Graceli tak sabaran menerobos masuk kamar adiknya, kedatangan orang tua Pathmew semakin terlihat serius dengan hubungan adiknya ini.

“Nong!” ujarnya langsung membuka pintu.

“Eith, Phi ... kebiasaan deh! Ketuk dulu sebelum masuk!” kesal Gulfie melihat kakaknya tiba-tiba masuk padahal Gulfie sedang mengenakan pakaiannya.

“Halah, udah biasa lagi melihatmu. Hei, kau ngapain saja lama sekali? Calon mertuamu sudah datang tahu.”

“Hah, sudah sampai? Aduh gimana ini, Phi? Bajuku ... apa ini pantas?” kata Gulfie panik sambil memperlihatkan penampilannya pada Graceli.

“Sudah, kau pakai apa saja tetap cantik tahu. Ayo keluar.”

Hanya sedikit yang dilakukannya, merapikan poni Gulfie yang sedikit menutupi pelipis alisnya. Gulfie yang anggun melangkah mendekat menuju ruang tamu yang tak jauh dari depan kamarnya. Wajah yang cantik dengan pakaian yang pas membuatnya lagi-lagi begitu sempurna, apalagi sebuah senyuman menghiasi sudut bibirnya menambah kesempurnaan tadi membuat Pathnew berdebar seirama dengan langkah kaki Gulfie mendekat ke arah mereka.

“Salam Om, Tante,” sapa Gulfie setelah duduk.

“Astaga, kau lagi-lagi membuatku terpesona. Jeng, kenapa putramu sangat cantik sih?” puji Nyonya Jong melihat Gulfie berseri.

“Tante, Gulfie itu tampan. Kok dibilang cantik, sih?” Ia tersenyum natural mendengar pujian terus datang padanya meski Gulfie paham hal tersebut sudah sering didengarnya.

“Gulfie, apa benar tadi jalan-jalan bersama Mew?”

“Benar Tante, tadi Gulfie tak sengaja ketemu di mall.”

“Baguslah, semoga kalian semakin dekat ya.”

Pembicaraan mereka berlanjut hingga makan malam dengan menikmati hidangan yang sudah disiapkan Nyonya Traip dan Graceli tadi dengan tenang.

“Semoga kalian suka ya, hanya ini yang bisa saya siapkan,” ujar Nyonya Traip sungkan.

“Aduh Nyonya Traip, ini sudah lebih dari cukup. Masakannya juga enak, loh.”

“Pathmew, kok tidak dimakan? Apa masakannya tidak sesuai dengan selera Nak Mew?” tanya Nyonya Traip hanya mengaduk-aduk makanannya dengan mata terus tertuju pada Gulfie.

Gulfie sadar diperhatikan, terkadang ia sengaja caper agar orang di depannya semakin menggila.

‘Baru ku tatap begitu sudah panas dingin,’ batinnya menatap Pathmew nakal.

‘Semua laki-laki sama saja!’ lanjutnya sambil menggigit bibir bawah.

Pembicaraan berlanjut, keluarga Jongcsirivat meminta Gulfie dengan resmi agar mau dan setuju bertunangan dengan putra mereka.

Tidak ada pilihan lain selain menyetujui rencana yang diimpikan ayahnya, dengan berat hati Gulfie menerima ini dengan syarat dalam waktu satu bulan ke depan ia mau mengenal Pathmew lebih jauh.

“Sayang, apa itu tidak terlalu lama?”

“Mom!” potong Tuan Jong.

“Gulfie, Om mengerti, ini mungkin berat bagimu tiba-tiba seseorang hadir di kehidupanmu. Ambillah waktu yang cukup untuk mengenal anak Om. Jika Mew pantas, kau bisa menyetujuinya.”

“Tante, Phi Graceli, Phi Mild dan Gulfie calon istriku,” potong Pathmew di tengah pembicaraan.

“Aku mau mengatakan pada Gulfie langsung kalau Mew suadah jatuh hati pada anak Tante saat pertama kali bertemu. Gupi, maaf kalau Phi telat kemarin dan juga kejadian hari ini. Tapi Phi bersungguh-sungguh, mulai sekarang akan mencintaimu dan menerimamu sepenuh hati.” Ia dengan berani mengatakan hal tersebut dengan mata berkaca-kaca, bahkan Gulfie terkejut dengan perlakuan Pathmew barusan membuatnya sedikit merona.

“Maukah kau menikah dengan Phi?” tanya Pathmew jongkok langsung di depan Gulfie mengeluarkan sepasang cincin yang sudah disiapkannya tadi.

Gulfie kaget begitupun yang lain, ia bingung jawaban apa harus dikatakannya. Tapi otak kecilnya masih berpikir jernih, mana mungkin baru 2 kali bertemu Pathmew sudah jatuh cinta padanya.

“Kenapa kau hanya diam, Gulfie?”

“Bukannya aku menolak cincinmu sekarang ... kita baru saja berkenalan Phi, nanti saja aku terima di hari kau melamarku dengan sungguh-sungguh. Kita masih ada waktu untuk saling mengenal,” kata Gulfie tegas.

‘Dasar kau, tidak berguna. Beraninya dia mengatakan itu sekarang,’ batin Tuan Jong merasa malu atas tindakan Pathmew barusan.

###

Lengkap tersedia di PDF dan Book

Lengkap tersedia di PDF dan Book

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MEW'S WIFE |BL| (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang