bab 44

4.3K 356 22
                                    

BAB 44

Sebuah kematian akan menghantui setiap orang, tapi siapa sangka ada beberapa orang terlalu cepat untuk meninggalkan dunia ini bahkan ada yang belum sempat melihat dan merasakannya.

Bayi kecil dalam gendongan ibunya Mentawin misalnya, menatap raganya yang tidak bisa digapai. Dia ingin sekali bicara, mulutnya terkunci hanya tatapan penuh harap bisa disampaikan pada Mentawin yang melihatnya.

"Kau mau membantunya lagi, anakku?" ucap sang ibu sambil mengelus pipi bayi itu lembut agar jiwanya damai.

"Bagaimana, Ibu? Win akan melakukan apa pun untuk Tuan Gulfie, bayinya tidak boleh pergi, Bu."

"Kau bisa saja memberinya kehidupan dan kesempatan di sana."

"Bagaimana, Ibu? Katakan!"

"Bertukar tubuhlah dengannya, jika kau mau ikut dengan ibu."

Mentawin menatap nanar tubuhnya yang sedang dibantu oleh para dokter agar detak jantungnya kembali, sedangkan di luar sana ada seorang kakek tua terus berharap operasi ini akan berakhir dan cucunya kembali pangkuannya, dan juga seorang laki-laki yang jujur menyukainya meski Mentawin tak mampu merasakannya.

Di sisi lain, ia menatap Pathmew yang menangisi jasad bayi kecilnya, begitu juga keluarga mereka yang lainnya. Bayi yang belum sempat mereka dengar suara tangisnya, bayi yang belum sempat mereka lihat senyumnya sekarang sudah pucat basi tidak bergerak, dan seseorang yang ia banggakan dan kagumi sangat berjasa pada hidupnya sedang terbaring lemah. Gulfie mungkin saat bangun akan mencari bayi itu.

"Anakku ... berpikirlah, Nak. Ibu akan menghargainya."

Mentawin menatap wajah bayi Gulfie. Walau ia tak bicara bayi itu seakan memohon padanya agar memberikan kehidupan baginya. Seketika bayi itu menyentuh lembut jemari Mentawin, rasa hangat pun menyertainya.

"Kau mau bertemu papa dan daddy-mu, hmmm?" tanya Mentawin lembut pada bayi itu dengan balasan anggukan kecil darinya.

"Namamu Baby G, Sayang. Hai, kita bertemu. Aku Win orang yang selalu dipedulikan papa dan daddy-mu. Lihatlah, itu mereka. Mereka sangat baik padaku, kehidupan mereka sangat bahagia, dan terkadang mereka melimpahkannya juga padaku. Aku senang berada di antara mereka.

"Kau tau tidak, dulu aku orang yang jahat, tapi mereka mengubahku menjadi lebih baik. Mereka menyayangiku, Baby. Dan kau lihat juga orang-orang di sana, mereka adalah keluargamu. Di sana ada kakek dan nenekmu. Hmm, kau panggil apa ya pada ibunya Tuan Gulfie? Oma mau? Dan itu omamu, Sayang. Di sana juga ada paman dan bibimu. Kau lihat anak bayi sepertimu juga? Dia adalah temanmu nanti, Baby G.

"Tidak hanya itu, kau lihat orang tua yang berdiri di sana, dia adalah kakekku. Dulu aku membencinya karena menurutku dulu dia tidak menyayangiku, tapi sekarang aku merasakan kehangatannya. Aku sayang padanya kini. Hmm, yang terakhir orang itu Phi Bai. Dia orang yang aku cintai, Baby. Dulu aku tidak tau apa itu cinta, bahagia aku tidak pernah merasakannya, Phi Bay yang membuatku sadar cinta dan bahagia itu ada. Setelah aku jauh darinya aku merasakan rindu yang teramat padanya, Baby. Aku sadar bahwa ada cintanya juga di sini, di hatiku.

"Maukah kau menjaga mereka sekarang, Baby?" Manik mata Mentawin haru memberikan tubuhnya pada Baby G.

Mentawin melepaskan genggamannya di jemari Baby G kemudian tersenyum ke arahnya. Ia meraih tangan ibunya, mereka berjalan menelusuri jalan lurus di depannya hingga mereka tak terlihat lagi. Keduanya menghilang memasuki dunia baru meninggalkan Baby G yang akan kembali pada tubuh seseorang.

"Denyut jantung pasien kembali, Dok. Tekanan darah mulai normal. Pasien kembali."

"Syukurlah, selesaikan jahitannya, operasi berhasil, selamat rekan-rekan." Helaan napas dokter yang menangani Mentawin lega setelah pasiennya melewati masa kritisnya tadi.

MEW'S WIFE |BL| (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang