7. Ancaman

260 18 4
                                    


Masih dalam posisi yang sama, Name masih gemetar ketakutan mendengar gelak tawa dari para petinggi bonten itu, sejujurnya mereka hanya tertarik dengan Name dan tidak tertarik sama sekali dengan teman teman Name.

Ran kemudian berjongkok, menyamai tinggi nya dengan Name yang terduduk di tanah, Name memundurkan sedikit badannya, tapi Ran menahannya.

"Bagaimana? Name-chan" Ucap Ran dengan senyuman atau yang biasa dibilang 'smirk'

Name mulai keringat dingin, tubuhnya tambah bergetar mendengar suara berat dari Ran, lalu menjawab, "Tidak! TIDAK! MENJAUH DARI KU!"

"Oya oya, sedihnya~" -Ran

Anggota bonten yang lain masih diam melihat Ran yang sedang berbicara dengan Name, Ran mendekatkan wajah nya, menarik dagu Name dan membisikkan sesuatu di telinga Name.

"Ada dua pilihan Name. Ikut kami, lalu teman temanmu akan selamat, atau kau ingin melihat teman temanmu mati di depan mata mu, tapi kau akan selamat. Tapi aku sarankan kau memilih opsi pertama"

Setelah membisikkan hal itu, Ran menjauhkan wajahnya dari telinga Name, menatap lekat raut wajah Name yang ketakutan menjadi kesenangan sendiri untuk Ran.

Name kemudian berusaha tenang kembali, walaupun dari dalam hatinya tidak bisa tenang, tapi Name berusaha menyembunyikan raut wajahnya yang ketakutan.

"Tidak keduanya!" Jawab Name dengan suara bergetar dan pelan.

"Haaah kau ini, padahal tidak ada pilihan nya disana" Ucap Ran sambil kembali berdiri.

Tanpa Name sadari, Rindou ternyata sudah berada di belakang Name, memukul tengkuk Name agar Name pingsan.

Pandangan Name kabur, kesadarannya sudah di ambang batas, tapi jika dia pingsan, teman temannya bisa saja terbunuh dan dia akan dibawa oleh para anggota bonten yang ada di depannya.

Saat tubuh Name akan ambruk, Name dengan sekuat tenaga menahan dengan kedua tangan nya agar tubuhnya tidak terbaring.

'Benar benar gadis yang menarik' batin para petinggi bonten dengan smirk di wajah mereka.

"J-jangan men-nyakiti teman teman ku" Ucap Name dengan suara yang sangat pelan. Kesadarannya benar benar akan hilang sekarang.

"Jadi kau memilih pilihan pertama Name?~" Ucap Ran dengan smirk. Merasa senang.

"Ti-da-" Bruk. Kesadaran Name menghilang, dirinya jatuh terbaring di tanah.

"Aku anggap jawaban mu iya Name" -Ran

Mereka tersenyum. Ran kemudian menggendong Name ke mobil diikuti Rin, Kakucho, dan Sanzu. Meninggalkan teman teman Name yang masih pingsan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ryu dan Yu melaju menggunakan mobil nya dengan kecepatan tertinggi, mereka sangat khawatir.

Tapi mereka terlambat.

Saat sampai, mereka melihat Nao, Firo, dan Hikaru yang terbaring penuh memar di tubuh mereka, mereka merasa aneh, sampai mereka menyadari bahwa Name tidak ada.

Kemudian mereka mencoba membangunkan Nao, Firo, dan Hikaru. Tapi mereka tak kunjung bagun, saat Ryu dan Yu melihat ke tembok yang tepat berada di belakang Nao, Ryu dan Yu membeku.

Ryu dan Yu semakin berusaha membangunkan Nao, Firo, dan Hikaru. Sampai akhirnya Hikaru terbangun. "A-aww" Ringis Hikaru sambil memegang kepala nya.

"Hikaru!" -Yu

"Hikaru-chan! Apa yang terjadi?!" -Ryu

Hikaru mencoba mengingat apa yang terjadi, saat sudah mengingat, Hikaru panik dan langsung melihat sekitar. Mencari Name. "DIMANA NAME?!" Panik Hikaru.

That Gril •||| BONTEN |||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang