9. Bergabung

265 24 4
                                    


Keadaan menjadi hening, para petinggi bonten hanya tersenyum mendengar teriakan Name. Di ruangan itu, hanya terdengar suara tangis Name dan suara rintihan seseorang.

"N-name"

Name menoleh ke arah suara yang memanggil namanya, tangis nya kembali pecah, melihat dua orang di pelukannya.

"A-aku bersyukur k-kau baik baik saja" Ucap nya terbatas bata.

"Jangan mengatakan apa pun lagi" Ucap Name sambil menangis. Kedua orang itu hanya tersenyum melihat Name baik baik saja.

Name kembali menatap para petinggi bonten dengan tatapan tajam. "Apa yang kalian lakukan?!" Tanyanya sekali lagi.

"Hm? Tidak ada, hanya saja mereka sangat mengganggu" Ucap Sanzu.

"Apa maksudmu?!"

"Ya, mereka mencari mu sampai membawa beberapa polisi dari luar" Jawab Ran. "Untung saja kami dapat menghabisi para polisi itu dan menangkap mereka" Sambung Rindou.

Name kembali menatap dua orang yang berada dalam pelukannya, "Menghabisi? Kejam!" Ucap Name sambil menundukkan kepala dan menghapus air matanya.

Name kembali mengangkat kepala nya dan menatap para petinggi bonten. "Tapi dengan begitu, bukankah akan lebih mudah untuk menangkap kalian?" Ujar Name dengan sedikit senyum di wajahnya.

"Tentu saja tidak. Mudah bagi kami untuk menyembunyikan kebenarannya" Ucap Koko dengan memeletkan lidah nya.

Name tidak dapat berkata apa apa lagi, dia hanya menatap tajam ke arah para petinggi bonten. "Dan alasan kami membawa mu kesini adalah untuk bernegosiasi" Ucap Koko lagi.

"Bernegosiasi?"

"Ya, bernegosiasi" Ucap sang ketua bonten, Sano Manjirou atau yang biasa dipanggil Mikey.

Name menatap Mikey yang baru memasuki ruangan dan berjalan mendekat ke arah nya. "Bergabunglah dengan bonten" Lanjutnya saat sudah sampai di depan Name.

"Apa?! Tidak!" Jawab Name tegas.

"Itu opsi pertama, opsi kedua nya adalah-" Mikey menggantung kata kata dan berjalan menuju sofa yang ada di sisi ruangan, "mereka kami bunuh" Lanjutnya lagi lalu duduk di sofa.

Name membeku, "Apa?! Apa kalian tidak punya opsi lain?! Dari pertama kali aku bertemu kalian, selalu memberikan pilihan yang sama! Bukankah secara tidak langsung itu namanya kalian memaksa?!"

Ucap Name meninggikan suara karena kesal. Opsi nya tidak pernah berubah. Selalu mengaitkan tentang membunuh seseorang.

"Bergabung dan setia dengan bonten, atau mereka kami bunuh" -Mikey

'Apa apaan?!' batin Name.

"Kuulangi sekali lagi, Kanzaki Name. Bergabung dan setia dengan bonten, atau mereka kami bunuh" Ucap Mikey mengulangi kata kata yang sama.

"Ti-"

"Jangan membuatku mengulangi kata yang sama."

"Ck." Name kembali menatap kedua orang yang berada di pelukannya, "maaf" Ucap Name pelan dan mengeratkan pelukannya.

"Aku akan bergabung. Tapi dengan satu syarat." Name menggantung kata katanya, "Ja-"

"Jangan menyentuh atau melukai teman teman ku sedikitpun" Ujar para petinggi bonten bersamaan.

Name membulatkan mata nya, 'bisakah kalian tidak memotong dan mengambil ucapanku?!' batin Name kesal. "Baiklah, tapi tepati itu!"

"Tergantung pada mu. Jika kau menghianati kami sekali saja, kau dan teman teman mu yang akan menerima akibatnya" Ucap Kakucho.

"Bisa jangan membawa teman temanku?! Aku akan menanggung semuanya sendiri!"

"Oh? Baiklah jika itu mau mu"
.
.
.
Akhirnya itu semua berakhir dengan Name yang menjadi anggota baru bonten. Ingat, 'anggota' bukan 'pemuas' seperti yang pertama kali mereka ucapkan.

Name kini sedang berada di rumah sakit untuk menemani kedua orang tersebut. "Apa yang kalian pikirkan?!" Tanya Name marah.

"Kami hanya ingin mencari mu Name!"

Name kembali menangis, "Aku tau, tapi kenapa sampai membahayakan diri kalian?!" Ucap Name sambil menangis.

"Hei, jika itu untuk sahabat ku, aku akan melakukan apapun"

Name menghapus air mata nya, "Maya, Sachi, aku bersyukur kalian yang menjadi sahabatku" Ucapnya sambil memejamkan mata dan tersenyum manis. Lalu Name membuka kedua matanya menatap sahabatnya itu,

"Tapi mulai sekarang, jangan mencoba untuk mencari ku lagi ya?" Sambung nya, senyum nya terlihat sendu.

"Apa maksudmu?!" Ucap mereka berdua tak terima karena sahabatnya mengucapkan hal yang tidak tidak.

"Keselamatan kalian lebih penting, kalian tau ini semua dari kakak ku dan kakak ku tau dari teman teman ku kan?" Ucap Name membuat Maya dan Sachi terdiam.

"Saat kalian keluar dari sini, rahasiakan ini semua dari orang orang sekitar, katakan saja pada teman teman ku bahwa aku baik baik saja, jangan melaporkan ini pada polisi,"

"Tap-"

"Tidak ada tapi tapian! Saat keluar dari rumah sakit, temui teman temanku, mereka biasanya berada di rumah Nao, ini alamatnya" Ujar Name sambil meletakkan alamat rumah Nao di nakas yang berada di tengah tengah antara ranjang Maya dan Sachi.

Name kemudian berdiri dari kursi yang di dudukinya, "Lalu saat kalian kembali ke Indonesia, katakan hal yang sama pada kakak ku, aku menyayangi kalian semua. Dan maaf, aku harus pergi" Ucap Name berjalan keluar dari kamar rumah sakit itu.

"NAME! NAME KAU MAU KEMANA?! NAME!!!!" Teriak Maya dan Sachi, namun Name tidak memperdulikannya, Name menangis dalam diam.

Maya dan Sachi juga tidak dapat mengejar Name karena kaki mereka yang sempat diretakkan oleh Rindou, dan baru akan sembuh kurang lebih satu minggu dengan perawatan dari dokter.

Saat sudah keluar dan menutup pintu ruangan itu, Name bersandar di pintu sambil menghapus air mata nya. Lalu dia menoleh ke samping, "Ayo" Ucap Ran.

Ya, Ran dan takeomi sudah menunggu Name. Setelah Ran berucap, Name berjalan ke arah Ran dan mereka berjalan ke luar rumah sakit.


































































































































Hai Hai Haii

Maksa banget ga si ceritanya?
Biarkan lah ya, soalnya masih pusing juga ehehe

TBC

That Gril •||| BONTEN |||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang