18. berontak [2]

77 6 3
                                    

Kaito terdiam di sofa rumahnya. Ia baru saja pulang tepat pada pukul 4 pagi tadi dan sekarang ia tengah memproses semua informasi yang ia dapatkan.

"Dari semua informasi itu ... Aku yakin bahwa kamu sudah mengetahuinya lebih dulu Gakuroi. Karena itulah kau pergi." Gumam Kaito dengan suara yang teramat lemah.

Keadaan Kaito sendiri saat ini cukup kacau. Kantung mata yang tebal, rambut serta pakaian yang berantakan, ditambah dengan berbagai perban yang melilit tubuhnya disana-sini.

Ia terus memandangi langit-langit rumahnya dengan tatapan kosong sebelum ia bangkit dan pergi menuju lantai 2.

Setelah mencapai kamar kedua orangtuanya. Kaito tanpa basa-basi segera memporak-porandakan kamar tersebut demi mencari petunjuk lainya.

Ia sudah mengeceknya di gudang juga di basement rumah. Beberapa barang sudah ia dapatkan.

Dan sekarang yang tersisa hanya satu benda lagi.

Karena itu, tidak peduli dengan lampu yang menyala merah di pojok kamar. Kaito terus menceri benda tersebut.

ia yakin. Benda Tersebut di sembunyikan oleh ayahnya disini.

...

Manami yang masih sibuk meneliti hasil dari percobaanya kali ini dikejutkan oleh Ritsu yang mangatakan bahwa Kaito kini tengah mengacak-acak kamar ia dan Karma.

Manami panik tentu saja. Untuk apa Kaito mengacak-acak kamar kedua orangtuanya selain untuk memberontak?

Manami sangat yakin Kaito sudah mulai lelah terus berdiam diri saja. Karena itu, sebelum terlambat, lebih baik ia segera pulang kerumahnya.

Dalam hati ia berdoa semoga Kaito tidak menemukan apapun yang ia inginkan.

...

Sesampainya dirumah. Ia segera bergegas menuju kamarnya yang sudah kembali rapi seperti semula.

"Ritsu. Apa yang Kaito ambil?" Tanya Manami yang kini sibuk mengecek satu-persatu bagian hingga sudut terkecil di kamarnya.

"Dari apa yang aku lihat dan apa yang aku analisis. Kaito hanya mengambil sebuah foto album Karma saat SMA juga saat Kuliah."

Mendengar itu membuat Manami menarik nafas lega. Walau ia sendiri bertanya-tanya apa tujuan anaknya dengan kedua foto tersebut hingga ia harus mengacak-acak kamar orangtuanya?

Mungkin ia harus mengintrograsi Kaito sekarang juga.

...

Manami mengetuk pintu kamar anaknya sebelum masuk hanya untuk mendapati sang anak yang tengah duduk di tepi kasur sambil mengeringkan rambunya yang basah.

Sepertinya Kaito baru saja selesai mandi.

"Kaito, kenapa kamu masuk ke kamar mama sayang? Dan ... kenapa kamu bisa terluka?!"

Kaito mendongak lalu tersenyum lima jari dan berkata, "oh, tadi malam aku baru saja memancing para ikan (preman) dan luka ini itu karena aku tidak menyangka ikannya (premannya) akan seganas itu."

Manami yang mendengarnya hanya swetdrop, entah dia harus senang karena yang Kaito hajar itu para Preman atau harus frustasi karena dengan begitu anaknya terluka seperti sekarang.

"Sudah kamu obati kan nak?" Tanya Manami khawatir.

"Tenang saja kaa-san, aku sudah mengobatinya kok."

"Syukurlah..."

Kaito tersenyum, "em.. ada apa ya kaa-san?" Tanya nya ragu-ragu.

"Oh, Kaito. Kenapa kamu mengacak-acak kamar kaa-san dan tou-san?"

Reoccur? || A New GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang