"Enghh, Jungkook-ahh," gumam Jimin saat Jungkook semakin memeluknya erat."Hmm?" balas Jungkook sekenanya, semalam mereka benar-benar melakukan kegiatan panas begitu lama.
Dan itu baru saja selesai pada pukul empat pagi.
"Kau tidak bekerja?"
"Tidak, aku ingin libur hari ini."
Jungkook memperbaiki posisi tidur Jimin agar menghadap ke arahnya, lalu membenamkan wajah Jimin di dadanya.
"Jangan begitu, bukannya kamu banyak pekerjaan?" Jimin menikmati pelukan Jungkook yang begitu hangat dan terasa posesif.
"Sudah aku serahkan pada asisten ku."
"Tapi tugasnya banyak, Kook. Jangan seperti itu, itu bisa saja membebani dia."
"Ssttt." Jungkook mengusap kepala Jimin sayang. Suaminya pagi-pagi sudah banyak bicara.
"Aku menggajinya, jadi dia harus melaksanakan tugasnya."
Jimin hanya mengangguk pasrah, Jungkook benar. Tapi bukan berarti harus begitu.
"Apa kau lapar?" tanya Jungkook setelah beberapa lama hening.
"Iya, sangat. Aku juga lelah, aku rasa aku tidak bisa berjalan untuk hari ini," adu Jimin yang merasa lelah di bagian pinggulnya.
"Maafkan aku." Jungkook mengecup singkat kepala Jimin.
"Ingin sarapan apa?"
Tiba-tiba pintu kamar mereka diketuk dari luar, membuat keduanya menoleh.
"Biar aku saja," ucap Jungkook saat Jimin hendak bergerak.
"Sebentar," sahut Jungkook kepada yang mengetuk pintu.
Jimin refleks menutup matanya saat Jungkook mengenakan celana di depannya.
"Jangan seperti tidak pernah melihatnya, Jiminie."
Jimin memerah, malu. Suaminya itu.
"Huh? Eomma?"
"Kenapa? Kau kaget dengan kedatangan ku pagi-pagi seperti ini?" tanya Eomma Jeon, membuat Jungkook hanya mengangguk.
"Aish, dasar! Mana Jimin?"
"Eomma tidak menanyaiku?"
"Buat apa aku menanyai mu? Kau saja berada di depan ku," ketus Eomma Jeon membuat Jungkook menghela nafas. Eomma nya terlalu sensi terhadapnya.
"Eomma," panggil Jimin yang tiba-tiba datang dari sebalik pintu.
Ia hanya mengenakan kemeja Jimin, dengan celana pendek sebagai bawahan.
"Eomma rindu, Jiminie."
Eomma Jeon dan Jimin saling berpelukan membuat Jungkook langsung beranjak dari sana.
"Mau masak bersama?" tawar Eomma Jeon.
"Jiminie lelah Eomma, Eomma bisa mengajaknya lain kali." Bukan Jimin yang menjawab, melainkan Jungkook.
Eomma Jeon yang sepertinya sudah paham hanya terkekeh dan mengangguk.
"Baiklah, Eomma akan masak dulu untuk kalian."
Sepeninggalan Eomma Jeon, Jimin kembali masuk dan menemukan Jungkook sedang menelfon.
Hanya dengan celana hitam pendek tanpa pakaian atas, itu membuat pesona Jungkook semakin keluar.
Jimin tidak tahan untuk memeluk Jungkook, tanpa aba-aba ia memeluk Jungkook dari depan.
Jungkook hanya membalas pelukan itu tanpa bersuara kepada Jimin, ia fokus berbicara kepada yang sedang telponan dengannya.
Jimin mencium kecil dada Jungkook yang kekar.
Jungkook melirik Jimin yang terlalu fokus dengan kegiatannya.
"Tunggu," ucap Jungkook kepada si penelpon dan membisukan panggilan.
Tanpa aba-aba ia melumat sejenak bibir yang mengganggunya itu.
"Jungkook-mhh." Jimin benar-benar malu dan menyembunyikan wajah malunya di dada Jungkook.
Sedangkan Jungkook kembali fokus pada si penelpon. Tau jika Jimin sedang lelah, ia mengajak Jimin untuk duduk, dengan Jimin yang duduk di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMINIE
FanfictionArea 21+ 🔞BxB 🔞Mpreg 🔞 Homophobia menjauh! #1 BTS dari 132 cerita