USG

2.5K 135 2
                                    


"Aku harus ke kantor, orang tuaku dan orang tuamu akan datang nanti," bisik Jungkook ditelinga Jimin.

Jimin masih memejamkan matanya, terlalu malas untuk membuka mata. Posisi mereka masih berpelukan di atas kasur.

Jimin menarik selimut hingga ke batas lehernya, lalu memilih membelakangi Jungkook.

"Sayang, aku akan ke kantor hari ini," ulang Jungkook yang diangguki oleh Jimin.

"Jangan terlalu banyak melakukan kegiatan yang membuat mu lelah, aku sudah berpesan pada Eomma."

"Jam berapa kau ke kantor?" Jimin akhirnya mengeluarkan suaranya.

"Jam sembilan nanti."

"Jam berapa sekarang?"

"Jam enam, masih ada waktu beberapa jam lagi. Ayo bangun, kau harus sarapan dan minum susunya."

"Aku mengantuk." Jimin berdecak.

Semenjak hamil, Jimin jadi lebih sering membantah kata-kata Jungkook.

"Kau lupa? Aku akan membawamu untuk USG hari ini," ingat Jungkook yang membuat Jimin membuka matanya, walaupun terlihat malas.

"Kau bisa lanjut tidur nantinya, sayang. Tapi setelah makan dan menghabiskan susunya," lanjut Jungkook yang membuat Jimin menoleh padanya.

Jimin mengecup singkat pipi Jungkook yang dibalas kecupan di bibir Jimin.

"Aku pikir kau sudah bersiap-siap," gumam Jimin yang kembali memejamkan matanya.

"Jangan tidur lagi, ayo bangun."

"Aku masih mengantuk," rengek Jimin yang benar-benar masih mengantuk.

Jungkook berinisiatif untuk mencium seluruh bagian di wajah Jimin, hingga Jimin terusik dan duduk.

"Semalam, kau yang lebih dulu tidur, sayang."

"Gendong aku," pinta Jimin yang sudah melebarkan kedua tangannya.

"Ingin mandi bersama?"

-

"Di layar monitor sudah menampakkan gumpalan kecil, lihat, dia bergerak aktif."

Mata Jimin berkaca-kaca mendengarnya, ini benar. Dia hamil.

"Untuk kedepannya, tetap menjaga pola makan yang sehat dan jangan kelelahan. Yang terpenting, jangan stress, ya."

Jungkook memeluk Jimin dengan erat, semua ini benar. Ini adalah kabar paling bahagia di hidupnya.

-

"Kook-ah, aku ingin membeli itu," tunjuk Jimin pada makanan yang dijual di tepi jalan.

"Itu makanan terlalu berminyak, Jiminie. Kita beli di restoran saja, ya!"

"Tapi, aku ingin yang itu." Jimin memandangi jajanan tepi jalan yang ia lewati.

"Jadi ikut ke kantor denganku?" tanya Jungkook mengalihkan pembicaraan.

"Tapi Eomma akan ke rumah."

"Baiklah, kau di rumah saja. Aku akan pulang cepat, karena beberapa hal sudah diselesaikan oleh Taehyun, asistennya.

-

Jungkook baru saja tiba di kantornya setelah mengantarkan Jimin. Ternyata di rumah mereka sudah ada orang tua mereka yang sudah datang.

Ia jadi sedikit tenang meninggalkan Jimin.

"Tuan, meeting nya akan dimulai," ucap Taehyun yang datang menghampirinya.

-

"Jimin-ah," teriak Eommanya yang baru saja dari dapur.

"Anak kita hamil," ucap Eomma Jeon girang yang diangguki Eomma Park.

"Eomma ingin membuat kue? Boleh aku ikut membantu?" tanya Jimin yang sudah sampai duluan di dapur tanpa mendengarkan apa yang kedua ibu-ibu itu ceritakan.

"Jangan!" teriak mereka berdua serentak.

Appa Jeon dan Appa Park sedang berbicara di gazebo belakang.

"Sama seperti Jungkook," gumam Jimin malas.

-

"Saya duluan," pamit Jungkook saat telah keluar dari ruangan meeting.

"Hati-hati, Tuan."

Sebelum sampai ke rumah, ia membeli beberapa makanan untuk orang-orang yang berada di rumah.

Jungkook bingung ingin membelikan Jimin apa, jadi ia lebih memilih untuk menelfon Jimin.

"Yeobo, ingin makan apa? Aku akan pulang."

[Aku tidak ingin apa-apa, Kook-ah. Cepatlah pulang.]

"Ne, sayang. Tunggu aku."

Walaupun Jimin mengatakan tidak ingin apa-apa, tapi ia tetap berinisiatif untuk membelikan makanan yang biasa Jimin makan.

-

"Eomma, mana Jimin?" tanya Jungkook saat baru sampai di rumah.

"Jimin di kamar, ia tidak mau makan daritadi."

Jungkook langsung berlalu dari sana, menyusul Jimin yang sudah berada di kamar mereka.

"Jimin, ada apa?" tanya Jungkook saat menemukan Jimin tiduran di atas kasur, dengan bantal di sekelilingnya.

"Aku ingin peluk kau saja."

Selain suka membantah, Jimin juga terkadang manja.

Jungkook langsung memeluk Jimin dalam posisi duduk, agar Jimin tidak kelelahan.

"Kenapa belum makan?"

"Aku belum lapar, aku menunggumu."

"Jangan begitu lain kali, kau membuatku khawatir, sayang."

Jimin melumat bibir Jungkook, ia tiba-tiba ingin melumat bibir itu.

Bibir yang selalu melarangnya ini itu.

Bibir yang selalu melarangnya ini itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JIMINIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang