Taman

2K 129 15
                                    


Hari minggu telah datang lagi, saatnya bagi orang-orang untuk berlibur.

Sama kalanya dengan Jimin dan suaminya.

Mereka masih berpelukan di atas kasur, tanpa ada niat untuk bangun dan menikmati hari libur.

Jimin sudah bangun sedari tadi, jam masih menunjukkan setengah enam pagi. Terlalu cepat ia bangun.

Mendadak perutnya terasa bergejolak, ia ingin memuntahkan sesuatu.

Dengan sekali sentakan, ia melepaskan pelukan Jungkook dan berlari ke kamar mandi.

Jungkook yang langsung terbangun segera menyusul Jimin.

Jimin berusaha mengeluarkan apa yang terasa ingin keluar.

"Kau mengalami morning sickness," jelas Jungkook seraya mengusap tengkuk Jimin.

"Pusing," keluh Jimin saat rasa pusing menghampirinya.

Jimin mengalungkan tangannya dikedua bahu Jungkook, ia begitu lemas untuk berjalan.

Jungkook membaringkan Jimin dengan hati-hati, lalu membuka beberapa tablet vitamin yang memang disediakan untuk Jimin kala ia mengalami morning sickness.

"Kemana?" tanya Jimin tatkala Jungkook akan keluar kamar.

"Hanya sebentar," balas Jungkook, kembali berbalik hanya untuk mengecup pipi yang berisi itu, lalu pergi keluar.

Jimin menatap langkah Jungkook yang menjauh, ia mengusap perutnya. Masih belum percaya, tapi ia sangat bahagia.

"Terimakasih telah hadir, sayang. Aku akan menjagamu dengan baik," gumam Jimin yang masih tersenyum disela-sela lemasnya.

Jimin heran, kenapa Jungkook belum kembali ke kamar. Apa yang dilakukan pria itu?

Jimin ingin menyusul, tapi ia masih sangat lemas. Lebih baik ia bermain ponsel sejenak.

Memainkan ponsel Jungkook sepertinya tidak buruk, lagipula Jungkook tidak menyembunyikan apapun darinya.

Tidak ada aplikasi menarik di ponsel Jungkook, isinya membosankan bagi Jimin. Karena tidak tau apa yang akan ia buka, ia lebih memilih membuka galeri di ponsel itu.

Tidak banyak Jimin menemukan foto Jungkook di dalamnya, hanya foto dirinyalah yang paling banyak di dalamnya.

Dan Jungkook sama sekali tidak menghapusnya.

"Yeobo," panggil Jungkook yang masuk sembari membawa napan yang berisi makanan untuk Jimin dan untuknya sendiri.

Benar-benar suami idaman.

"Tapi aku tidak ingin makan," tolak Jimin lesu.

Ia mual melihat makanan-makanan yang ada di depannya, biasanya ia akan makan dengan lahap tanpa paksaan.

"Kau harus makan, Jimin. Baby butuh asupan dari ibunya," tegas Jungkook membuat Jimin menatapnya sedih.

Di atas Napan ada bubur, buah-buahan yang sudah dipotong, air putih, kopi untuk Jungkook serta susu hamil untuk Jimin.

Jungkook bergerak mengambil bajunya, ia lupa untuk memasang bajunya. Ia juga menurunkan suhu AC.

"Makan, aku khawatir jika kau tidak makan, sayang," keluh Jungkook.

Ia khawatir Jimin kenapa-kenapa jika tidak makan apapun.

"Tapi aku masih merasa mual."

"Aku akan membawamu berjalan ke taman, kalau kau sudah makan."

"Kau bercanda, mana mungkin kau membiarkan ku berjalan-jalan keliling taman. Sedangkan di rumah saja, untuk pergi ke taman belakang kau sudah melarangku," gerutu Jimin kala mengingat sikap Jungkook kepadanya.

Jungkook sama sekali tidak menyela pembicaraan Jimin, bisa-bisa ia akan ribut dengan Jimin nantinya.

"Aku tidak bercanda, asal kau menghabiskan sarapan mu. Aku akan membawamu ke taman."

"Kamu serius?" tanya Jimin penuh harap, yang diangguki oleh Jungkook.

-

"Jangan jauh-jauh dariku, jangan berlari! Hati-hati," ujar Jungkook kepada Jimin yang berjalan di depannya.

Jungkook tidak berbohong, ia benar-benar membawa Jimin ke taman.

Ya walaupun setiap Jimin berjalan Jungkook selalu mengomelinya.

Jungkook kesal saat Jimin tidak mengindahkan kata-katanya barusan.

Jungkook meraih tangan Jimin untuk digenggam.

"Aku akan hati-hati, Kook-ah. Jangan khawatir."

"Bagaimana aku tidak khawatir? Kau bahkan nyaris berlari, kau bisa saja nanti jatuh."

"Jika seperti itu, lebih baik kita pulang," lanjut Jungkook yang membuat Jimin berdecak marah.

"Kau mau kita ke rumah Eomma?" tanya Jungkook, mengajak Jimin ke kegiatan yang lebih aman.

"Eomma akan membuat rujak," lanjut Jungkook yang membuat Jimin dengan semangat mengangguk.

-

"Apa kita tidak membeli buahnya untuk rujak?" tanya Jimin kala mereka sudah dalam perjalanan.

"Sudah Eomma persiapkan semuanya, sayang."

"Aku ingin membeli cemilan rasanya."

"Baiklah, kita berhenti di supermarket di depan."

Setelah beberapa menit, mereka sampai di salah satu supermarket yang ada ditepi jalan.

"Ingin membeli banyak?" tanya Jungkook seraya membuka pintu masuk supermarket.

"Aku rasa tidak," jawab Jimin sedikit ragu, ia tidak yakin ia tidak membeli banyak.

-

"Jangan yang pedas-pedas, Jiminie" peringat Jungkook kala Jimin akan mengambil cemilan yang pedas.

"Tapi aku sedang ingin yang pedas-pedas," balas Jimin yang membuat Jungkook pasrah.

Jungkook harap, anaknya dan Jimin tidak kenapa-napa.

Jungkook harap, anaknya dan Jimin tidak kenapa-napa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








JIMINIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang