Setelah selesai sarapan, mereka bertiga langsung duduk di ruang tengah."Kau tidak ke kantor?" tanya Eomma Jeon kepada Jungkook.
Jimin dan Jungkook yang sedang fokus menonton, beralih menatap Eomma Jeon.
"Tidak, aku hanya ingin di rumah hari ini. Besok aku ke kantor."
Jimin menatap Jungkook sejenak, lalu kembali menonton.
"Eomma tidak pulang?"
Sepertinya Jungkook salah pertanyaan, karena raut wajah Eomma langsung berubah setelah mendengarnya.
"Kau mengusirku?"
"Aku hanya bertanya, Eomma," balas Jungkook yang menghindari amukan ibunya.
"Jiminie, apa kau senang aku berada di sini?" tanya Eomma Jeon, membuat Jimin menoleh.
"Tentu saja aku senang Eomma-" Jimin terpaksa menghentikan ucapannya saat ponsel Eomma Jeon berdering.
"Ah, aku tidak bisa terlalu lama di sini. Appa mu memintaku pulang. Eomma pulang dulu Jimin-ah, jaga diri baik-baik. Kau juga Jungkook, jangan terlalu sering bekerja."
-
"Kau bosan?" tanya Jungkook saat melihat Jimin melempar ponselnya di atas kasur.
"Sedikit. Apa kau sibuk?" Jimin bertanya balik.
"Tidak, sayang. Ada yang kau inginkan?"
"Aku hanya ingin kau peluk." Sedikit malu mengucapkannya, tapi ia sangat ingin.
"Kemari," pinta Jungkook yang meminta Jimin untuk mendekat.
Jimin mengikuti ucapan Jungkook, segera mungkin ia menyembunyikan wajahnya di dada sang suami.
"Apa masih sakit?" tanya Jungkok tiba-tiba.
Jimin hanya menggelengkan kepalanya. Sudah tidak sesakit waktu bangun tidur tadi, ia hanya sedikit lelah.
"Kau mengantuk?"
"Hanya sedikit," jawab Jimin.
Jimin hanya diam dipelukan Jungkook, tak lama Jungkook merasa Jimin tertidur.
Dengan pelan-pelan ia mengendurkan pelukan itu, dan membaringkan Jimin senyaman mungkin.
Ternyata suaminya itu kekurangan tidur. Salahkan nafsunya yang selalu saja naik ketika melihat Jimin.
Ponselnya berdering, panggilan masuk dari asistennya.
"Sekarang juga?"
"Kenapa mendadak seperti ini?"
"Baiklah-baiklah, aku akan segera ke sana."
Asistennya mengatakan bahwa ada rapat penting yang harus dilaksanakan sekarang juga.
Dengan terpaksa ia meninggalkan Jimin yang sedang tertidur.
"Hyung, bisa ke rumahku sekarang untuk menemani Jimin? Ada rapat penting."
"Terimakasih, Hyung."
Jungkook terpaksa meminta tolong pada Seokjin untuk menemani Jimin sebentar.
Beberapa menit kemudian, Seokjin diantar oleh Namjoon- suaminya.
"Terimakasih, Hyung."
_
Jimin membuka matanya kala mendengar suara pintu kamar terbuka.
Kemana Jungkook?
Pertanyaan itulah yang pertama kali timbul dalam benaknya saat tidak mendapati Jungkook di dalam kamar.
Jungkook harus ada di sisinya kala ia bangun maupun akan tidur.
"Kau baru bangun?" Jimin tersentak kala mendengar suara seseorang yang tidak asing baginya.
"Hyung?" Bingung tiba-tiba kenapa Seokjin ada di sini.
"Jungkook sedang meeting mendadak, dia memintaku untuk menemani mu. Kau lapar?"
"Kenapa dia tidak membangunkan ku?" tanya Jimin sedikit kecewa karena Jungkook tidak izin padanya.
"Dia itu terlalu bucin dengan mu, makanya ia tidak mau membangunkan mu yang sedang tidur nyenyak. Kau lapar apa tidak?" Seokjin kembali mengulang pertanyaannya.
"Sedikit, Hyung."
"Ayo makan, aku baru saja memasak untukmu," ajak Seokjin yang ditolak oleh Jimin.
"Jangan membantah, Jiminie. Kau mau Jungkook marah padamu?"
Ah, Jimin lupa. Suaminya itu posesif.
"Tapi-"
"Sebentar," ucap Seokjin.
"Baiklah, hati-hati."
"Siapa yang menelpon, Hyung?" tanya Jimin saat Seokjin baru saja mengangkat telepon dari seseorang.
"Suami mu, dia akan pulang. Ayo, makan!"
Seokjin sudah melangkah keluar kamar, sedangkan Jimin masih setia duduk di atas kasur.
Ia hanya sedikit lapar, tapi jika ia tidak makan sekarang, sudah dipastikan pulang nanti ia akan kena amukan marah Jungkook.
"Jiminie, cepat turun!" teriak Seokjin dari bawah.
"Iya, Hyung." Dengan malas Jimin turun dari atas kasur, tapi sebelum turun ke bawah ia terlebih dahulu mencuci mukanya.
-
Beberapa menit telah berlalu, Jimin sudah siap memulai makannya.
Tadi sedikit lama karena ia sedang mengumpulkan niat untuk makan.
"Belum makan?" Jimin tersentak kaget saat Jungkook tiba-tiba datang dari arah belakang.
"Baiklah, aku balik dulu karena Jungkook sudah pulang. Namjoon juga sudah menungguku."
"Maaf merepotkan mu, Hyung," ucap Jimin merasa bersalah.
"Terimakasih, Hyung," ucap Jungkook.
Seokjin tersenyum, lalu berlalu dari sana setelah keduanya mengucapkan terimakasih.
"Jungkook," panggil Jimin yang menjauhkan makanannya.
"Aku tidak lapar," lanjut Jimin yang digelengi oleh Jungkook.
Tadi Seokjin melaporkan padanya bahwa Jimin nya sedikit lapar.
"Makan." Satu kata, hanya itu yang Jungkook balas.
"Mau ku suapi? Atau ingin makan yang lain?" tanya Jungkook yang digelengi oleh Jimin.
"Aku ingin makan sambil menonton tv di depan," pinta Jimin yang sama sekali tidak disetujui oleh Jungkook.
"Kau tidak akan makan dengan nikmat jika sambil menonton, Jimin-ah. Ayo, makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMINIE
FanfikceArea 21+ 🔞BxB 🔞Mpreg 🔞 Homophobia menjauh! #1 BTS dari 132 cerita