1. perjodohan?

3.3K 368 91
                                    

Suara rintik hujan yang terdengar sangat menenangkan terdengar dari dalam rumah sederhana yang ditempati oleh Andera dan keluarga pamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara rintik hujan yang terdengar sangat menenangkan terdengar dari dalam rumah sederhana yang ditempati oleh Andera dan keluarga pamannya.

Sedari Andera kehilangan fungsi kedua matanya, Andera sangat menyukai hujan. Menurutnya hujan memberikan ketenangan untuknya, entah mengapa setiap kali dia mendengar suara hujan dia merasa keluarganya sedang berada bersamanya.

Asik melamun menikmati suara gemuruh air hujan, tiba-tiba sebuah suara yang begitu nyaring menyadarkan lamunannya.

"Andera!!!"

"Sialan kau! Aku panggil-panggil dari tadi kenapa kau tidak menjawab? Apakah selain buta kau juga kehilangan pendengaran ha? Ck, dasar gadis cacat. Merepotkan."

Itu adalah suara Roslita 'tantenya'.

"Maaf tante, Andera tidak mendengarnya."

"Kau dipanggil paman kau, cepat hampiri dia sialan!" ujar Roslita kemudian meninggalkan kamar Andera dengan suara hantaman pintu yang sangat keras.

Andera sudah biasa mendengar umpatan kasar seperti itu dari tantenya maupun anak-anak tantenya, bahkan tidak umpatan saja tapi juga sering mendapat perlakuan kasar. Andera sudah biasa mendapatkan cedera di tubuhnya, baik itu ditampar dengan sangat kuat ataupun ditentang. Setiap kali Andera melakukan kesalahan dia akan langsung mendapatkan hukuman. Hal itu dilakukan oleh tantenya ketika pamannya tidak berada di rumah.

Pamannya yang merupakan seorang pedagang yang sering mengantarkan dagangan ke luar kota hal itu membuat pamannya sangat jarang berada di rumah dan tidak mengetahui perlakuan tantenya kepadanya.

Andera turun dari tempat tidur dan menapakkan kaki indahnya pada lantai yang dingin sebelum akhirnya dia meraba permukaan lantai dengan telapak kakinya mencari keberadaan sendalnya. Setelah ketemu dia langsung memakainya dan keluar dari kamar dengan menggunakan tongkatnya yang biasa menuntunnya untuk menunjukkan jalan.

Sebenarnya Andera sudah hafal setiap sudut ruangan pada rumah itu, bahkan tanpa menggunakan tongkat pun dia juga bisa, tapi dia harus menggunakan tongkat supaya tidak terjadi kesalahan yang akan membuat dirinya di amuk oleh tantenya.

Kaki jenjangnya melangkah keluar kamar sehingga saat ini dia berada pada ruang keluarga. "Paman memanggil Andera?" tanyanya dengan suara lembut.

"Iya. Duduklah Andera." ujar suara pamannya yang terdengar tidak seperti biasanya. Menurut Andera suara pamannya tidaklah selembut biasanya.

Andera meraba permukaan sofa kemudian duduk setelah ia merasa tidak ada orang yang duduk pada sofa tersebut.

"Dengar Andera. Umurmu tidaklah muda lagi, sudah saatnya kamu menikah dan memiliki keluarga. Karena mengingat kondisimu yang seperti ini, tidak ada yang mau denganmu. Maka kami akan menjodohkan mu."

"Ada seseorang yang mau menerima kekuranganmu dan menurutku tidak masalah jika kamu menerima perjodohan ini."

Andera masih memikirkan perkataan pamannya itu, memangnya siapa orang yang akan menerima wanita buta seperti dirinya? Apakah orang itu adalah pria tua yang hanya akan memanfaatkan tubuhnya?

ANDERA AND THE KING OF MAFIA (Straight)  EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang