Pada pagi harinya Andera terbangun dengan rasa remuk di seluruh tubuhnya. Dia benar-benar tidur di lantai yang keras semalaman.
Dia berusaha untuk menggerakkan tubuhnya yang terasa sangat kaku di seluruh tempat. Bahkan dinginnya lantai sampai menusuk tulangnya.
Andera berusaha untuk duduk kemudian dia memijat kedua bahunya serta tangannya, tapi tidak lama setelah itu dia mendengar suara pintu yang terbuka, dan suara langkah kaki memasuki kamar setelah suara pintu di tutup kembali.
Andera lebih memilih untuk bungkam, dia yakin yang memasuki kamar adalah Edgar. Oleh karena itu dia tidak ingin membuat masalah karena Edgar sangat berbahaya.
Setelah beberapa menit, Andera mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka sebelum akhirnya dia mendengar suara gemericik air dari kamar mandi tersebut yang menandakan Edgar sedang mandi.
Andera tidak tahu untuk melakukan apa, ingin keluar dari kamar tapi dia tidak tau tujuannya. Dia tidak tau kamar Edgar terletak pada lantai berapa karena kata pelayan Edgar memiliki rumah empat tingkat, dan kemarin juga Andera menggunakan lift bukanlah tangga. Jadi dia tidak tau berhenti di lantai berapa.
Dalam keadaan tidak bisa melihat sungguh Andera sulit untuk beradaptasi dengan tempat baru, dia hanya bisa mengandalkan pendengaran, perabaan dan instingnya. Dan juga banyak kesalahan yang dia lakukan yang akan membuatnya di amuk oleh orang sekitarnya.
Seandainya mereka juga merasakan bagaimana hidup dalam keadaan gelap tanpa secercah pun cahaya pasti mereka tidak akan berani mencela Andera. Tidak bisa melihat adalah hal yang lebih sulit dari pada tidak bisa mendengar.
Masih sibuk dengan pikirannya sehingga Andera mendengarkan pintu kamar mandi yang terbuka sebelum akhirnya tertutup. Kemudian dia merasakan bahwa langkah Edgar mendekat kepadanya hingga benar-benar dekat dan itu membuat Andera ketakutan.
Andera merasakan tetasan air yang menetes pada bahunya membuat Andera mengangkat kepala, menengadah pada sumber air itu. Indera penciuman menangkap aroma sabun yang begitu maskulin yang berasal dari tubuh pria yang saat ini berdiri di depannya.
Pria itu terlalu lama berdiri di depan Andera sehingga membuat Andera bergidik ngeri dan merasa was-was, leher Andera bisa saja ditebas kapanpun.
"A-apa kamu sedang di depanku?" tanya Andera dengan ragu-ragu, padahal dia tau bahwa pria itu masih didepannya.
"Panggil aku tuan. Aku sudah mengijinkan mu tidur di kamarku, jadi mulai hari ini kau juga harus menjadi pembantu disini."
"Huh?"
"Kau tuli?"
"T-tidak, apakah setiap pembantu tidur di kamarmu?" tanya Andera dan beberapa detik setelah itu dia menutup mulutnya karena sudah begitu lancang.
Andera merasa was-was ketika suasana disekitarnya menjadi dingin, walaupun dia tidak bisa melihat tapi dia bisa merasakan amarah Edgar. Dan benar saja, detik berikutnya tubuh andera terasa terangkat sebelum akhirnya terbanting.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDERA AND THE KING OF MAFIA (Straight) End
РазноеJangan kaget bagi pembaca humu, ini adalah book straight. *** Andera Carlos merupakan gadis cantik yang sangat menarik, tapi dia memiliki sebuah kekurangan. Kedua matanya tidak dapat berfungsi lagi sejak berumur sebelas tahun karena sebuah tragedi k...