Setelah pelayan itu menjelaskan kepada Andera seluk beluk rumah itu sekarang Andera sudah diberikan tugas oleh kepala pelayan itu atas perintah Edgar, dan parahnya itu tidaklah mudah bagi Andera yang memiliki kekurangan.
Walaupun Andera sudah sangat terbiasa dengan pekerjaan rumah ketika dia tinggal bersama keluarga pamannya tapi sekarang dia tidak begitu yakin mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh Edgar, yaitu membersihkan rumah setinggi empat lantai itu sendirian, tanpa seorangpun pelayan yang membantunya. Bahkan jika tidak selesai membersihkannya Andera akan dihukum.
Andera mulai membersihkannya dari lantai empat, setelah kepala pelayan tadi menjelaskan kepadanya Andera langsung mengerjakannya karena dia takut tidak dapat mengerjakannya hingga tepat waktu.
Andera hanya mengandalkan instingnya saja, tidak memiliki penglihatan sangat, sangat, dan sangat membuat Andera kesulitan. Setelah menyapu salah satu ruangan yang ada di lantai atas Andera merabanya menggunakan tangannya karena takut tidak bersih. Setelah itu dia mengelap pernak-pernik di ruangan itu menggunakan kain dan memastikan tidak ada debu yang tertinggal.
Baru membersihkan satu ruangan saja dia sudah sangat kelelahan karena ruangan itu bukanlah ruangan yang kecil melainkan ruangan yang sangat luas.
Selesai ruangan yang satu Andera memasuki ruangan yang disebelahnya dan sama seperti sebelumnya dia menyapunya terlebih sebelum akhirnya mengelap pernak-pernik yang ada di ruangan itu, tapi tidak lama setelah itu dia mendengar ada orang yang mendekati-nya.
"Siapa di sana?" tanya Andera karena orang itu tidak membuka suara.
"Aku." ujar orang tersebut yang Andera ketahui adalah salah satu pelayan di rumah itu dan orang yang paling sering menyiksanya.
"Kau tau kalau ini ruangan khusus untuk menyimpan foto-foto tuan? Dan sekarang kau mengelap foto-foto itu pakai kain kering. Kau gila? Ini harganya milyaran, kau ingin bingkai foto ini rusak? "
"Huh? Lalu aku harus mengelapnya menggunakan apa?" tanya Andera kebingungan.
"Ck, pakai kain lembab buta!"
'Oo,' Andera menganggukkan kepalanya mengerti, untung saja dia tadi sudah menyiapkan segalanya. Jadi tidak perlu untuk menyiapkannya kembali.
"Cepat selesaikan buta. Kau masih banyak pekerjaan lain dan juga ruangan di sebelah ini harus di pel." ujar wanita itu tapi tanpa sepengetahuan Andera wanita itu memasukkan tinta permanen ke dalam air yang akan di buat oleh Andera untuk mengelap foto-foto tersebut dan juga akan di buat oleh Andera untuk mengepel nantinya.
"Bersihkan semuanya, jangan sampai membuat kesalahan. Kemarahan tuan tidak bisa di anggap remeh." ujar wanita itu kemudian Andera mendengar suara langkah kaki yang menjauh, sepertinya pelayan itu sudah keluar dari ruangan tersebut.
Andera kembali melakukan pekerjaannya dengan berhati-hati karena takut merusak barang mahal milik Edgar, tidak lupa juga dia bersenandung kecil sambil membersihkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDERA AND THE KING OF MAFIA (Straight) End
AléatoireJangan kaget bagi pembaca humu, ini adalah book straight. *** Andera Carlos merupakan gadis cantik yang sangat menarik, tapi dia memiliki sebuah kekurangan. Kedua matanya tidak dapat berfungsi lagi sejak berumur sebelas tahun karena sebuah tragedi k...