Saat itu aku sering bertemu dengannya. Dia dan Neji-nii adalah sahabat baik. Sejak kedua orangtuanya bercerai dia sering berkeluh kesah pada Neji-nii. Setiap kali dia berkunjung ke rumah aku hanya bisa mengintipnya malu-malu.
Saat itu aku baru berusia 18 tahun. Hanya berbeda dua tahun dengan dirinya yang sudah menjadi Mahasiswa di Konoha University. Hanya melihatnya dari jauh sambil bersembunyi di antara tirai bisa membuat hatiku berdebar tidak karuan. Matanya yang biru mampu menghipnotisku untuk menyelami keindahannya. Pria ini merupakan blasteran Jepang-Rusia, karena itulah paras rupawannya termasuk di atas rata-rata.
Aku sadar aku telah terjatuh pada pesona kawan karib kakakku ini. Namun seringkali aku berfikir, apa yang ku dapatkan jika hanya mengintipnya dari jauh? Maka dari itu perlahan aku mulai mendekatinya. Meski awalnya gugup, dalam jangka waktu yang tidak sebentar akhirnya kami bisa menjadi akrab. Itu karena pribadinya yang ramah dan terbuka serta mampu mencairkan suasana.
Dan akhirnya aku sadar..
Aku semakin jatuh sedalam-dalamnya...
Warning: Au, Alur maju-mundur, Rate M untuk beberapa alasan, psychotic content, Hurt, family
(Mungkin chap ini masih aman, tapi kedepannya bakalan ada scene yang mengherankan😆)
So, happy reading
"Naruto-kun, dia menolakmu lagi?"
Wajah dengan tiga guratan di masing-masing pipi itu tertunduk lesu. Kesedihan begitu kentara tergambar pada wajahnya.
Malam ini dia kembali berkunjung. Seperti beberapa hari terakhir, dia mencurahkan isi hatinya. Tidak lagi tentang kesedihan akan kehancuran hubungan orangtuanya, kali ini berbeda. Dan aku sedikit tidak menyukainya.
Tidak, bukan sedikit. Tapi sangat tidak menyukainya.
"Yah, itu sudah biasa. Sejak di high school juga dia sering menolakku." Dia mberikan cengiran lebar padaku, seolah menunjukkan padaku bahwa dia kuat dan mampu menahan rasa sakit hatinya.
Tapi aku tidak mudah dibohongi, Naruto-kun. Aku tahu kau sangat terluka, dan aku tidak suka melihat itu.
Entahlah, aku berharap orang yang disukai oleh Naruto-kun selalu menolaknya. Terdengar jahat memang, dan aku tahu aku egois. Tapi aku tidak bisa menyaksikan dia bersama orang lain. Itu membuat hatiku terasa sakit.
Aku juga sadar aku terlalu penakut untuk mengatakan perasaanku padanya. Aku takut dia akan menolakku, lalu kedekatan ini akan musnah. Aku tidak bisa jauh dari dirinya. Dia begitu berharga dalam hidupku. Aku tidak tau sejak kapan Naruto-kun menjadi salah satu bagian terpenting dalam hidupku.
Malam itu, ku tatap matanya dalam. Tubuhku sedikit bergetar dengan jantung yang berdetak cepat. Aku berharap setelah ini aku dan dirinya tetap berteman akrab meski kemungkinan besar dia akan menolakku.
"Natuto-kun, aku mencintaimu..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Ah, jadi ini pacarmu? Dia sangat manis."
Di depanku ini, orang yang memiliki saat ini adalah perempuan yang diimpikan oleh Naruto-kun. Sekarang aku tahu mengapa dia begitu tergila-gila. Perempuan ini sangat cantik dan penuh aura positif. Dia cerewet tetapi sangat ceria. Tidak seperti diriku yang kikuk dan tidak percaya diri.
"Perkenalkan, namaku Sakura Haruno. Dan ini pacarku," dia menyenggol lelaki yang ada di sebelahnya yang sedari tadi diam, "Uchiha Sasuke namanya. Kau pasti mengenalnya karena Uchiha dan Hyuga rekan bisnis yang sangat dekat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Know You Anymore
RandomPermainan takdir begitu sulit untuk difahami. Hari ini kita membenci, boleh jadi besok kita terobsesi. Hari ini kita tidak merasakan apa-apa, bisa saja esoknya tergila-gila. Lucu sekali, bukan? "Kau tidak bisa merebut kembali sesuatu yang telah kau...