Sejak saat itu aku mulai menghindari Uchiha-san. Aku memang tidak bertemu dengannya, tapi pertemuanku dengan Haruno-san yang tidak sengaja terjadi berulang-ulang. Dan pada pertemuan yang tidak direncanakan kali ini dia mengajakku ke toilet yang kebetulan sedang sepi.
Dia mencuci muka sebentar lalu merapikan penampilannya. Sebelum memulai dia terlihat menarik nafas dengan dalam dan menghembuskannya dengan kasar.
"Kau tau, Hinata? Sudah sejak lama aku ingin memperingatkanmu."
Memperingatkanku? Tentang apa?
Dan apa yang terjadi sebenarnya?
"Jauhi Sasuke-kun!"
Aku terperangah. Menjauhi Uchiha-san? Tanpa diberi peringatan pun aku akan menjauhinya. Laki-laki itu tampak tidak waras dan aku takut padanya.
"Apa maksud Haruno-san?"
"Tch," sebuah decihan ia berikan. "Jangan berpura-pura tidak tahu. Aku tau segalanya. Coklat, bunga, gaun, bahkan perhiasan mahal yang kau terima sebelum kegiatan OSPEK adalah pemberian dari Sasuke-kun, bukan?"
Aku terdiam, mulutku kelu untuk menyuarakan pembelaan. Memang benar itu pemberian Uchiha-san. Tapi aku tidak mengetahuinya sama sekali pada awalnya. Dan akupun tidak menyangka jika Uchiha-san menginginkanku. Pertemuan kami pun hanya sekali sebelum dia dengan beraninya mengambil ciuman pertamaku.
Oke, mengingat hal itu membuat jantungku serasa diremas.
"Ingat ini, Hinata. Jika kau tidak mendengarkanku, maka jangan menangis apabila sesuatu yang sangat kau sayangi akan ku rebut darimu."
Haruno-san mengancam. Dan ya, aku takut mendengar itu. Ucapannya nampak tidak main-main.
"Haruno-san–"
"Sekali lagi kuperingatkan. Jauhi Sasuke-kun. Jika kau nekat melanggar ini, maka kau akan tau akibatnya."
Aku terhenyak. Bahkan setelah Haruno-san pergi hatiku tetap berdebar tidak karuan. Sungguh, ancamannya sangat menakutkan.
Mengambil milikku yang berharga? Mungkinkah itu Naruto-kun?
Tidak! Ini tidak boleh. Naruto-kun harus tetap bersamaku. Bagaimana jika Haruno-san mengambilnya dariku? Mengingat Naruto-kun bahkan belum melupakannya membuatku semakin bergetar ketakutan. Akan sangat mudah bagi Haruno-san merebutnya dariku.
Uchiha-san adalah pembawa masalah. Bagaimana dia bisa membuatku dilingkupi hal-hal yang tidak kuinginkan seperti ini? Aku sangat takut kehilangan Naruto-kun. Dan wanita itu, dia mengancam ku dengan mudah, dan aku langsung ketar-ketir begini.
Bagaimanapun caranya, aku akan menghindari Uchiha-san. Tentu saja!
Setibanya di parkiran aku langsung menemui Naruto-kun. Sebenarnya dia pulang cepat hari ini. Tapi karena ingin pulang bersamaku makanya dia bilang sejak dua jam yang lalu dia memilih tidur di perpustakaan.
Manis sekali. Sangat jarang Naruto-kun berlaku romantis seperti ini.
"Hai," sapanya saat aku melangkah menghampiri mobilnya. Aku tersenyum padanya, sangat senang rasanya dia bersikap seperti ini.
"Sudah selesai?"
Aku mengangguk, dan dia mengacak rambutku. Meski senang namun sejenak aku merasa heran, kenapa perubahan sikapnya begitu drastis seperti ini?
"Ayo masuk."
Tak hanya bersikap lembut, Naruto-kun juga membukakan pintu mobil untukku. Biasanya tidak seperti ini. Ada apa?
Tak ingin banyak berfikir aku langsung masuk ke mobil. Begitu mobil ini dijalankan aku mulai memperhatikan kekasihku ini. Hari ini sikapnya benar-benar aneh. Dia bahkan tersenyum sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Know You Anymore
RandomPermainan takdir begitu sulit untuk difahami. Hari ini kita membenci, boleh jadi besok kita terobsesi. Hari ini kita tidak merasakan apa-apa, bisa saja esoknya tergila-gila. Lucu sekali, bukan? "Kau tidak bisa merebut kembali sesuatu yang telah kau...